
Banyak Tumbang, Tiap Minggu Pabrik Tekstil Rumahkan Karyawan
Hidayat Arif Subakti, CNBC Indonesia
27 April 2020 14:17

Jakarta, CNBC Indonesia - Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) mengungkapkan hantaman COVID-19 terhadap industri tekstil semakin berat, bahkan diprediksi akan memasuki titik nadir di awal Mei. Langkah merumahkan karyawan industri tekstil tak bisa dihindari, sedikitnya 1,8 juta pekerja tekstil dan garmen sudah dirumahkan.
Saat ini utilisasi atau pemanfaatan produksi beberapa industri tekstil bahkan berjalan di titik yang sangat rendah yaitu di bawah lima persen untuk daerah Bandung dan Majalaya. Sejumlah pabrik bahkan telah merumahkan sebagian besar karyawan mereka karena beban industri yang kian berat.
Saat ini utilisasi atau pemanfaatan produksi beberapa industri tekstil bahkan berjalan di titik yang sangat rendah yaitu di bawah lima persen untuk daerah Bandung dan Majalaya. Sejumlah pabrik bahkan telah merumahkan sebagian besar karyawan mereka karena beban industri yang kian berat.
"Kita tiap minggu mengadakan survey, rata-rata mereka sudah merumahkan karyawan mereka itu di titik 80 persen, mereka itu running ke titik nol karena tidak adanya demand atau permintaan di pasar lokal maupun pasar ekspor," ujar Jemmy dalam dialog via zoom di program Squawk Box, CNBC Indonesia, Senin (27/04/2020).
Nasib industri tekstil juga semakin sulit karena pembayaran kewajiban yang sampai saat in masih berjalan. Cashflow yang semakin berat bahkan dikeluhkan sejumlah pengusaha.
"Cashflow dari penjualan lokal maupun ekspor rata-rata mereka hold payment sedangkan kewajiban seperti pembayaran gaji, listrik, pajak, pembayaran gas juga tetap kita lakukan, kita mengharapkan dari PLN ada relaksasi, kalau perusahaan berhenti pun itu kita harus membayar jam menyala itu sekitar 40 jam, bayangkan tidak ada income tapi kita harus membayar cukup besar nilainya," ungkap Jemmy.
Beratnya operasional industri tekstil memang telah terjadi sejak Januari 2020 dimana sejumlah wilayah yang menjadi tujuan ekspor tekstil Indonesia memberlakukan Lockdown dan karantina wilayah sehingga penjualan mengalami anjlok yang sangat parah.
Adapun sejumlah negara yang selama ini menjadi tujuan ekspor tekstil dan produk tekstil Indonesia yaitu Amerika Serikat, Tiongkok, India, Pakistan, Jepang, Korea Selatan dan Vietnam.
Adapun sejumlah negara yang selama ini menjadi tujuan ekspor tekstil dan produk tekstil Indonesia yaitu Amerika Serikat, Tiongkok, India, Pakistan, Jepang, Korea Selatan dan Vietnam.
Di dalam negeri sendiri, beberapa pusat grosir harus ditutup karena adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) seperti Pasar Tanah Abang. Maka tidak heran kalau masa sulit saat ini membuat industri tekstil makin terpuruk.
(hoi/hoi) Next Article Banyak Order Batal, Pengusaha Tak Jamin Bisa Hindari PHK
Most Popular