
Fasial Basri: Penanganan Covid-19 Nggak Karuan di RI
Lidya Julita S, CNBC Indonesia
24 April 2020 15:38

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonom Universitas Indonesia Faisal Basri mengatakan penanganan wabah corona atau Covid-19 di Indonesia masih belum baik. Oleh karenanya, sulit untuk memprediksi kapan puncak dan selesainya wabah ini.
"Untuk Indonesia agak sulit diprediksi karena penanganan Covid-19 nya nggak karuan-karuan, serba tanggung," ujarnya melalui teleconference, Jumat (24/4/2020).
Menurutnya, saat ini penanganan Covid-19 di Indonesia masih kurang koordinasi baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Kebijakan yang ditetapkan juga dinilai sangat lambat.
Ia mencontohkan, seperti penetapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kebijakan tersebut dinilai tidak terlalu memberikan efek signifikan karena jalanan masih macet seperti tidak terjadi sesuatu.
Selain itu larangan mudik juga ditetapkan setelah banyak masyarakat yang sudah pulang ke kapung masing-masing.
"Mudik, sudah jutaan yang keluar baru di larang, PSBB di Jakarta kita lihat, di Pancoran masih macet, seperti nggak ada apa-apa. Jadi kita nggak pernah tahu puncaknya kapan dan ongkosnya semakin besar," kata dia.
Faisal melanjutkan, yang sangat disayangkan adalah indikator pemerintah dalam menetapkan PSBB. "PSBB baru diizinkan, indikatornya korban yang meninggal. Kalau korban meninggal sedikit nggak akan PSBB. Ini yang bikin repot," jelasnya.
Hal lainnya yang dinilai lambat dalam penanganan Covid-19 ini adalah tes. Jumlah yang dilakukan tes masih sangat sedikit dibandingkan dengan negara lain.
"Ini buat kita nggak tahu sampai kapan virus ini berlangsung, kita sudah kecolongan banyak. Misalnya Iran sudah turun kasusnya, kita naik terus nggak tahu sampai kapan. Puncaknya mungkin setelah lebaran karena sudah banyak yang mudik," tegasnya.
Dengan kondisi ini, ia menilai akan membuat anggaran yang diperlukan pemerintah untuk menanggulangi dampak Covid-19 ke perekonomian semakin besar. Oleh karenanya, ia menekankan bahwa pemerintah tidak perlu berharap perekonomian bisa tumbuh di saat seperti ini.
Menurutnya, target 2,3% sepanjang tahun yang di prediksi pemerintah sudah sangat baik dan bahkan terlalu optimis.
"Semakin berat prediksi ke Indonesia, 2% suatu prestasi luar biasa, jangan diharapkan ekonomi tumbuh dalam situasi kayak gini," kata dia.
(dru) Next Article Lagi Nunggu THR-Cuti Bersama? Ini Prediksi Puncak Mudik 2023
"Untuk Indonesia agak sulit diprediksi karena penanganan Covid-19 nya nggak karuan-karuan, serba tanggung," ujarnya melalui teleconference, Jumat (24/4/2020).
Menurutnya, saat ini penanganan Covid-19 di Indonesia masih kurang koordinasi baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Kebijakan yang ditetapkan juga dinilai sangat lambat.
Selain itu larangan mudik juga ditetapkan setelah banyak masyarakat yang sudah pulang ke kapung masing-masing.
"Mudik, sudah jutaan yang keluar baru di larang, PSBB di Jakarta kita lihat, di Pancoran masih macet, seperti nggak ada apa-apa. Jadi kita nggak pernah tahu puncaknya kapan dan ongkosnya semakin besar," kata dia.
Faisal melanjutkan, yang sangat disayangkan adalah indikator pemerintah dalam menetapkan PSBB. "PSBB baru diizinkan, indikatornya korban yang meninggal. Kalau korban meninggal sedikit nggak akan PSBB. Ini yang bikin repot," jelasnya.
Hal lainnya yang dinilai lambat dalam penanganan Covid-19 ini adalah tes. Jumlah yang dilakukan tes masih sangat sedikit dibandingkan dengan negara lain.
"Ini buat kita nggak tahu sampai kapan virus ini berlangsung, kita sudah kecolongan banyak. Misalnya Iran sudah turun kasusnya, kita naik terus nggak tahu sampai kapan. Puncaknya mungkin setelah lebaran karena sudah banyak yang mudik," tegasnya.
Dengan kondisi ini, ia menilai akan membuat anggaran yang diperlukan pemerintah untuk menanggulangi dampak Covid-19 ke perekonomian semakin besar. Oleh karenanya, ia menekankan bahwa pemerintah tidak perlu berharap perekonomian bisa tumbuh di saat seperti ini.
Menurutnya, target 2,3% sepanjang tahun yang di prediksi pemerintah sudah sangat baik dan bahkan terlalu optimis.
"Semakin berat prediksi ke Indonesia, 2% suatu prestasi luar biasa, jangan diharapkan ekonomi tumbuh dalam situasi kayak gini," kata dia.
(dru) Next Article Lagi Nunggu THR-Cuti Bersama? Ini Prediksi Puncak Mudik 2023
Most Popular