Benarkah Jokowi Tutupi Data Terkait Covid-19?

Savira Wardoyo, CNBC Indonesia
23 April 2020 09:27
Presiden Joko Widodo (BPMI Setpres/Rusman
Foto: Presiden Joko Widodo (BPMI Setpres/Rusman
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi narasumber dalam program Mata Najwa yang disiarkan di Trans 7. Jokowi menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Najwa Shihab terkait banyak hal.

Salah satunya transparansi data.

"Soal transparansi data, yang dinilai sejumlah kalangan bahwa pemerintah ini tidak terbuka terkait dengan data-data covid-19," demikian kurang lebih pertanyaan Najwa kepada Jokowi yang disiarkan Rabu (22/4/20200).

Apa jawaban Jokowi?

"Saya menyampaikan itu karena di luar saya mendengar ucapan bahwa pemerintah tidak terbuka. Tapi saya coba lihat. Yang tidak terbuka di sebelah mana?" tegas Jokowi.



"Data itu kan kita peroleh dari Kabupaten, Kota, Provinsi yang dikonsolidasikan bersama Kementerian Kesehatan dan Gugus Tugas Covid-19 menjadi sebuah rangkuman data," kata Jokowi lagi.

"Kalau mau lihat langsung saja di daerah. Di daerah sekarang kan ada itu data-datanya. [...] Mereka punya semua. Kalau ada yang tidak terbuka atau tidak transparan ya tidak mengerti," kata Jokowi.

Jokowi juga bicara soal informasi yang sebelumnya tidak bisa diungkap ke publik namun tiba-tiba berubah dan kemudian diungkapkan semua. Ternyata, di awal ada yang positif, Jokowi ingin masyarakat tidak panik sehingga harus hati-hati dalam menyampaikan sebuah informasi.

"Saya sampaikan di awal-awal, saat ditemukan pasien 1 dan 2. Saya menyampaikan agar hati-hati dalam menyampaikan informasi ke lapangan agar tidak membuat masyarakat panik. Kalau panik, sistem kesehatan nasional kita tidak mampu menangani ini," tegas Jokowi.

Pilih Ekonomi atau Kesehatan

Pada kesempatan yang sama, Najwa juga menanyakan, apakah aspek kesehatan atau ekonomi yang didahulukan seorang Jokowi memerangi Covid-19 ini.

"Covid ini adalah virus yang berbahaya sehingga yang didahulukan yang diutamakan tetap kesehatan. Tetapi antara kesehatan dan ekonomi ini ada relevansinya. Nggak mungkin dihilangkan salah satunya. Hanya yang didahulukan yang mana," ujar Jokowi.

"Kalau ekonomi nggak baik, kemudian masyarakat tidak mendapatkan gizi yang baik atau yang lebih buruk lagi, masyarakat tidak makan, imunitasnya menjadi lemah. Virusnya gampang sekali masuk. Ini berhubungan ada relevansi yang tidak bisa ditinggalkan," tutur Jokowi.




[Gambas:Video CNBC]




(dru) Next Article Jokowi: Zaman Now, Data Lebih Berharga dari Minyak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular