
Terpukul Corona, Ini Curhat Bos PLN Soal Proyek & Keuangan
Anisatul Umah, CNBC Indonesia
22 April 2020 19:11

Jakarta, CNBC Indonesia - Dampak pandemi corona (Covid-19) mengganggu kinerja dari PT PLN (Persero) tahun ini. Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengatakan Covid-19 mempengaruhi proyek yang dikerjakan PLN.
Ia mengatakan soal rencana penundaan proyek, PLN masih melakukan assesment pada kondisi anjloknya penjualan dan ketidakpastian pendanaan. Dalam kondisi seperti ini di mana pasar keuangan kering akan sangat sulit di dalam mendapatkan pendanaan.
"Kami masih melakukan assesment tren penjualan turun ketidakpastian pendanaan. Ini tidak hanya supply dan demand harga energi primer selama dua bulan terakhir. Pasar keuangan kering sangat sulit dapat pendanaan," ungkap Zulkifli dalam rapat dengar pendapat virtual bersama Komisi VII DPR RI, Rabu, (22/04/2020).
Lebih lanjut dirinya mengatakan, penyelamatan yang akan dilakukan oleh PLN adalah operasional terlebih dahulu. Karena, kata Zulkifli, mandat dari PLN adalah menjaga keamanan daripada supply di Indonesia.
Setelah itu, baru akan dilihat proyek-proyek mana yang sudah mendapatkan pendanaan, proyek tersebutlah yang akan didahulukan. Yang belum ada pendanan akan ditahan.
"Kemudian kami akan review semua proyek yang sudah ada pendanaanya itu yang pasti dulukan. Belum ada pendannaan kami tahan. Fokus kami mendukung keandalan listrik," jelasnya.
Zulkifli menyebut beban PLN semakin bertambah dengan adanya pelemahan pada kurs rupiah. Ia mengatakan setiap rupiah melemah Rp 1000 saja sudah berdampak Rp 9 triliun pada pembiayaan yang harus dibayarkan PLN.
"Memang benar setiap kali Rp 1.000 pelemahan kurs ke dollar maka biaya kami naik Rp 9 triliun. Kita akan lihat nanti pengaruh dari pelemahan ini, 1 - 3 bulan ke depan. Kita berharap sampai akhir tahun rupiah sudah menguat," harap Zulkifli.
(gus) Next Article Pemerintah Kucurkan Rp 3 T Untuk Insentif Biaya Listrik
Ia mengatakan soal rencana penundaan proyek, PLN masih melakukan assesment pada kondisi anjloknya penjualan dan ketidakpastian pendanaan. Dalam kondisi seperti ini di mana pasar keuangan kering akan sangat sulit di dalam mendapatkan pendanaan.
"Kami masih melakukan assesment tren penjualan turun ketidakpastian pendanaan. Ini tidak hanya supply dan demand harga energi primer selama dua bulan terakhir. Pasar keuangan kering sangat sulit dapat pendanaan," ungkap Zulkifli dalam rapat dengar pendapat virtual bersama Komisi VII DPR RI, Rabu, (22/04/2020).
Setelah itu, baru akan dilihat proyek-proyek mana yang sudah mendapatkan pendanaan, proyek tersebutlah yang akan didahulukan. Yang belum ada pendanan akan ditahan.
"Kemudian kami akan review semua proyek yang sudah ada pendanaanya itu yang pasti dulukan. Belum ada pendannaan kami tahan. Fokus kami mendukung keandalan listrik," jelasnya.
Zulkifli menyebut beban PLN semakin bertambah dengan adanya pelemahan pada kurs rupiah. Ia mengatakan setiap rupiah melemah Rp 1000 saja sudah berdampak Rp 9 triliun pada pembiayaan yang harus dibayarkan PLN.
"Memang benar setiap kali Rp 1.000 pelemahan kurs ke dollar maka biaya kami naik Rp 9 triliun. Kita akan lihat nanti pengaruh dari pelemahan ini, 1 - 3 bulan ke depan. Kita berharap sampai akhir tahun rupiah sudah menguat," harap Zulkifli.
(gus) Next Article Pemerintah Kucurkan Rp 3 T Untuk Insentif Biaya Listrik
Most Popular