
Konsumsi Listrik Anjlok, Pendapatan PLN Bisa Turun Rp 44 T
Anisatul Umah, CNBC Indonesia
22 April 2020 17:04

Jakarta, CNBC Indonesia - Penjualan listrik PT PLN (Persero) turun akibat pandemi corona (Covid-19). Direktur Utama PT PLN (Persero) Zulkifli Zaini menjelaskan setiap penurunan 1% pada konsumsi listrik, potensi kehilangan pendapatan PLN sebesar Rp 2,8 triliun.
"Jadi itu rule of time yang ada sehingga kita lihat kalau 10% turun demandnya impact ke pendapatan PLN Rp 28 triliun," ungkap Zulkifli dalam rapat dengar pendapat virtual bersama Komisi VII DPR RI, Rabu, (22/04/2020).
Menurutnya, proyeksi penjualan di dalam Rencana Anggaran Kerja Perusahaan (RKAP) tahun ini pendapatan PLN sebesar Rp 256,7 triliun. Zulkifli mengatakan asumsi yang diajukan ke pemegang saham akan terjadi penurunan 9,7% menjadi Rp 221,7 triliun.
"Penurunan Rp 35 triliun itu akibat penurunan pada penjualan kami," imbuhnya.
Sementara untuk pendapatan usaha, kata Zulkifli, itu berbeda. Pasalnya pendapatan PLN sebagian dari subsidi. Ia menerangkan di dalam RKAP pendapatan usaha ditargetkan Rp 301 triliun, turun 9,7% menjadi 257, artinya akan terjadi penurunan pendapatan Rp 44 triliun.
"Terkait pendapatan usaha itu berbeda karena pendapatan kami sebagian dari subsidi. Dari RKAP kami pendapatan usaha Rp 301 tirliun turunnya 9,7 % maka jadi 257 triliun," jelasnya.
Zulkifli menerangkan Covid-19 berdampak pada sistem kelistrikan secara umum. Sistem kelistrikan di Jawa-Bali dalam enam minggu terakhir mengalami penurunan sebesar -9,55%. Sistem Sumatera dalam lima minggu terakhir turun -2,05%. Sistem Kalimantan Barat minggu kedua April -3,46%.
Sistem di Kalimantan masih tumbuh dibandingkan dengan tahun 2019, meski demikian pertumbuhannya tidak sebesar sebelum Covid-19. Sistem Sulawesi Selatan minggu kelima turun sampai -3,27%. Sistem Sulawesi Utara turun sampai dengan -5,69%.
Sistem Sulawesi Utara perubahan energi turun sampai - 5,69 % pada minggu kelima. Sistem NTT walau pertumbuhan energi empat minggu tumbuh tapi minggu kelima turun tajam -5,3%. Di mana minggu sebelumnya mengalami kenaikan 2,35%,
"Kapasitas terpasang kami 66,8 GW. Sementara Jawa Bali daya mampu 37 GW, beban puncak 28 GW. Sistem Jawa Bali 72% dari PLN, revenue PLN 72% berasal dari sistem Jawa Bali," jelasnya.
PT PLN (Persero) sedang mengajukan untuk melakukan revisi RKAP, dampak dari Covid-19 yang membuat kinerja PLN tidak bisa sesuai dengan rencana awal. Zulkfli mengatakan prosesnya saat ini sedang diajukan.
"Kami saat ini sedang dalam proses untuk mengajukan revisi RKAP PLN ke pemegang saham. Termasuk juga upaya efisiensi yang akan dilakukan ke depan," paparnya.
(gus) Next Article Pemerintah Kucurkan Rp 3 T Untuk Insentif Biaya Listrik
"Jadi itu rule of time yang ada sehingga kita lihat kalau 10% turun demandnya impact ke pendapatan PLN Rp 28 triliun," ungkap Zulkifli dalam rapat dengar pendapat virtual bersama Komisi VII DPR RI, Rabu, (22/04/2020).
Menurutnya, proyeksi penjualan di dalam Rencana Anggaran Kerja Perusahaan (RKAP) tahun ini pendapatan PLN sebesar Rp 256,7 triliun. Zulkifli mengatakan asumsi yang diajukan ke pemegang saham akan terjadi penurunan 9,7% menjadi Rp 221,7 triliun.
Sementara untuk pendapatan usaha, kata Zulkifli, itu berbeda. Pasalnya pendapatan PLN sebagian dari subsidi. Ia menerangkan di dalam RKAP pendapatan usaha ditargetkan Rp 301 triliun, turun 9,7% menjadi 257, artinya akan terjadi penurunan pendapatan Rp 44 triliun.
"Terkait pendapatan usaha itu berbeda karena pendapatan kami sebagian dari subsidi. Dari RKAP kami pendapatan usaha Rp 301 tirliun turunnya 9,7 % maka jadi 257 triliun," jelasnya.
Zulkifli menerangkan Covid-19 berdampak pada sistem kelistrikan secara umum. Sistem kelistrikan di Jawa-Bali dalam enam minggu terakhir mengalami penurunan sebesar -9,55%. Sistem Sumatera dalam lima minggu terakhir turun -2,05%. Sistem Kalimantan Barat minggu kedua April -3,46%.
Sistem di Kalimantan masih tumbuh dibandingkan dengan tahun 2019, meski demikian pertumbuhannya tidak sebesar sebelum Covid-19. Sistem Sulawesi Selatan minggu kelima turun sampai -3,27%. Sistem Sulawesi Utara turun sampai dengan -5,69%.
Sistem Sulawesi Utara perubahan energi turun sampai - 5,69 % pada minggu kelima. Sistem NTT walau pertumbuhan energi empat minggu tumbuh tapi minggu kelima turun tajam -5,3%. Di mana minggu sebelumnya mengalami kenaikan 2,35%,
"Kapasitas terpasang kami 66,8 GW. Sementara Jawa Bali daya mampu 37 GW, beban puncak 28 GW. Sistem Jawa Bali 72% dari PLN, revenue PLN 72% berasal dari sistem Jawa Bali," jelasnya.
PT PLN (Persero) sedang mengajukan untuk melakukan revisi RKAP, dampak dari Covid-19 yang membuat kinerja PLN tidak bisa sesuai dengan rencana awal. Zulkfli mengatakan prosesnya saat ini sedang diajukan.
"Kami saat ini sedang dalam proses untuk mengajukan revisi RKAP PLN ke pemegang saham. Termasuk juga upaya efisiensi yang akan dilakukan ke depan," paparnya.
(gus) Next Article Pemerintah Kucurkan Rp 3 T Untuk Insentif Biaya Listrik
Most Popular