Internasional

Kasus COVID-19 Turun Drastis, Spanyol Buka Lockdown Akhir Mei

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
22 April 2020 17:08
Bendera Spanyol (REUTERS/Sergio Perez)
Foto: Bendera Spanyol (REUTERS/Sergio Perez)
Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez berniat menghentikan kebijakan penguncian (lockdown) pada paruh kedua Mei, meskipun negara ini masih menduduki posisi kedua dengan angka kasus penyebaran tertinggi secara global.

Sebelumnya, pemerintah Spanyol sudah melonggarkan kebijakan sementara, termasuk mengizinkan beberapa pekerja untuk kembali bekerja sejak minggu lalu, serta memberikan izin anak-anak untuk pergi keluar rumah mulai akhir pekan mendatang. Tetapi sebagian besar aturan pembatasan tetap berlaku.

Merasa sudah melewati puncak epidemi COVID-19, dan melonggarkan kebijakan secara bertahap, Sanchez meminta anggota parlemen untuk memperpanjang keadaan darurat sampai 9 Mei mendatang.



"Kami akan bolak-balik tergantung pada bagaimana pandemi berkembang," katanya pada Rabu (22/4/2020), dikutip dari Reuters.

Pemerintah Spanyol akhirnya tunduk pada tekanan publik yang menginginkan kebebasan untuk anak-anak berusia di bawah 14 tahun untuk keluar rumah dan dapat berjalan-jalan dengan pengawasan orang tua atau orang dewasa.

Sebelumnya pemerintah hanya mengizinkan anak-anak keluar rumah untuk menemani orang tua membeli makanan atau obat-obatan, namun rupanya hal itu memicu kritik di media sosial dan protes keras.

"Ini adalah pemerintah yang mendengarkan," kata Menteri Kesehatan Spanyol Salvador Illa.

Dengan mulai lambatnya kenaikan angka kasus terjangkit membuat warga Spanyol optimis untuk bangkit kembali. Kini Spanyol memiliki 204.178 kasus terjangkit, 21.282 kasus kematian, dan 82.514 kasus berhasil sembuh, menurut data Worldometers.



[Gambas:Video CNBC]




(sef/sef) Next Article Kasus Corona Menurun, Spanyol Buka Lockdown Akhir Juni

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular