
Internasional
Studi Terbaru: 5% Populasi Spanyol Terinfeksi COVID-19
Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
14 May 2020 12:57

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah studi yang dirilis pemerintah Spanyol. Meski menduduki peringkat kedua kasus COVID-19 terbanyak, negeri matador itu menyatakan kasus corona hanya 5% dari total penduduk.
Penelitian yang diluncurkan pada 27 April tersebut didasarkan pada tes serologi untuk menunjukkan pajanan terhadap virus. Ada sekitar 60 ribu sampel yang diambil.
"Studi ini menemukan lima persen orang Spanyol telah berhubungan dengan virus. Sedikit lebih dari dua juta orang," kata Menteri Kesehatan Salvador Illa pada Rabu (13/5/2020), dikutip dari AFP.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sebagian orang yang terinfeksi virus tidak menunjukkan gejala. Tetapi mereka dapat menularkan penyakit tersebut.
Selain itu, studi Spanyol tersebut mengkonfirmasi bahwa virus tersebut beredar lebih banyak di kota-kota pusat negara itu. Tingkat infeksi di Madrid mencapai 11,3 persen sementara Barcelona 7,1 persen.
Namun angkanya tidak begitu tinggi di kota dengan aktivitas minim. Misalnya di Seville, hanya 2,3% penduduk yang terinfeksi.
Sebuah studi serupa juga diterbitkan Rabu (13/5/2020) di Perancis. Di mana dihasilkan kesimpulan bahwa kurang dari 10% populasi telah terjangkit COVID-19 di wilayah Paris dan di timur laut.
Virus corona jenis baru ini telah menewaskan sedikitnya 294.199 orang, sejak wabah pertama kali muncul di China pada Desember 2019 lalu. Setidaknya ada 4.428.061 kasus telah terdaftar di 213 negara dan wilayah di seluruh dunia.
Namun angka tersebut mungkin hanya sebagian kecil dari jumlah infeksi yang sebenarnya akibat tingkat pengujian yang rendah di beberapa negara. Spanyol adalah salah satu negara yang paling terpukul akibat pandemi global ini, dengan lebih dari 27.000 kematian dan sekitar 228.600 kasus dikonfirmasi hingga kini.
(sef/sef) Next Article Kasus COVID-19 Turun Drastis, Spanyol Buka Lockdown Akhir Mei
Penelitian yang diluncurkan pada 27 April tersebut didasarkan pada tes serologi untuk menunjukkan pajanan terhadap virus. Ada sekitar 60 ribu sampel yang diambil.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sebagian orang yang terinfeksi virus tidak menunjukkan gejala. Tetapi mereka dapat menularkan penyakit tersebut.
Selain itu, studi Spanyol tersebut mengkonfirmasi bahwa virus tersebut beredar lebih banyak di kota-kota pusat negara itu. Tingkat infeksi di Madrid mencapai 11,3 persen sementara Barcelona 7,1 persen.
Namun angkanya tidak begitu tinggi di kota dengan aktivitas minim. Misalnya di Seville, hanya 2,3% penduduk yang terinfeksi.
Sebuah studi serupa juga diterbitkan Rabu (13/5/2020) di Perancis. Di mana dihasilkan kesimpulan bahwa kurang dari 10% populasi telah terjangkit COVID-19 di wilayah Paris dan di timur laut.
Virus corona jenis baru ini telah menewaskan sedikitnya 294.199 orang, sejak wabah pertama kali muncul di China pada Desember 2019 lalu. Setidaknya ada 4.428.061 kasus telah terdaftar di 213 negara dan wilayah di seluruh dunia.
Namun angka tersebut mungkin hanya sebagian kecil dari jumlah infeksi yang sebenarnya akibat tingkat pengujian yang rendah di beberapa negara. Spanyol adalah salah satu negara yang paling terpukul akibat pandemi global ini, dengan lebih dari 27.000 kematian dan sekitar 228.600 kasus dikonfirmasi hingga kini.
(sef/sef) Next Article Kasus COVID-19 Turun Drastis, Spanyol Buka Lockdown Akhir Mei
Most Popular