PSBB di Surabaya Raya, Ini Catatan dari Pelaku Logistik
22 April 2020 16:34

Jakarta, CNBC Indonesia - Usulan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa soal Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jawa Timur telah disetujui Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Keputusan itu setelah mempertimbangkan penyebaran covid-19 meningkat pesat beberapa pekan terakhir di beberapa wilayah di Jatim.
Persetujuan itu tertuang melalui Keputusan Menteri Kesehatan No.HK.01.07/MENKES/264/2020 yang telah menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease (Covid-19).
Seperti kota - kota lain seperti Jakarta atas penerapan PSBB tersebut, sejumlah pelaku usaha mengusulkan agar sejumlah relaksasi juga dinanti agar nadi ekonomi tidak terhenti, diantaranya arus pengiriman barang (kargo) melalui jalur udara.
Pasalnya transportasi barang atau kargo udara sangat penting dalam pengantaran obat-obatan dan peralatan kesehatan yang sangat dibutuhkan. Selain itu, transportasi udara juga penting untuk menjaga rantai pasokan global agar tetap berfungsi menjamin pengiriman material yang sangat peka terhadap waktu.
"Oleh karena itu, kami merekomendasikan agar dalam proses penyusunan konsep PSBB di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik perlu mempertimbangkan agar sektor ekonomi di bidang perhubungan udara khususnya pengangkutan barang dan angkutan satgas dijamin tetap beroperasi," tutur Senior Consultant Supply Chain Indonesia (SCI) Joni Gusmali, kepada CNBC Indonesia, Rabu (22/04/2020).
Analisis SCI berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019 menunjukkan jumlah barang yang diangkut dari Bandara Juanda Surabaya rata-rata sebanyak 116,5 ribu kg per hari atau lebih dari 43 juta kg per tahun.
"Dengan volume itu, bandara tersebut menempati peringkat 3 untuk pengangkutan udara barang domestik di Indonesia sesudah Bandara Internasional Soekarno Hatta Cengkareng Jakarta dan Bandara Sentani Jayapura," kata dia.
Untuk jalur pengiriman kargo via udara, kata Joni, ada enam besar tujuan pengangkutan udara barang dari bandara Surabaya, yakni Cengkareng Jakarta, Balikpapan, Makassar, Batam, Kupang, dan Banjarmasin; diikuti 30 bandara lainnya di wilayah barat, tengah, dan timur Indonesia.
"Dengan demikian bandara Surabaya merupakan pusat distribusi kargo udara baik kearah barat, utara, maupun wilayah timur Indonesia," kata dia.
Dikatakannya, pengangkutan kargo udara perlu dijaga agar tetap beroperasi dengan menitikberatkan perhatian pada kargo khusus berupa alat-alat kesehatan, masker, obat-obatan, makanan, uang tunai, dan barang e-commerce perlu dijamin kelancarannya selama masa PSBB.
"Agar dibuat tata cara rinci industri kargo udara dalam melakukan koordinasi dengan organisasi internasional, regulator (pemerintah pusat), dan mitra rantai pasokan untuk mengurangi dampak krisis Covid-19," imbuh dia.
(hoi/hoi)
Persetujuan itu tertuang melalui Keputusan Menteri Kesehatan No.HK.01.07/MENKES/264/2020 yang telah menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease (Covid-19).
Seperti kota - kota lain seperti Jakarta atas penerapan PSBB tersebut, sejumlah pelaku usaha mengusulkan agar sejumlah relaksasi juga dinanti agar nadi ekonomi tidak terhenti, diantaranya arus pengiriman barang (kargo) melalui jalur udara.
Pasalnya transportasi barang atau kargo udara sangat penting dalam pengantaran obat-obatan dan peralatan kesehatan yang sangat dibutuhkan. Selain itu, transportasi udara juga penting untuk menjaga rantai pasokan global agar tetap berfungsi menjamin pengiriman material yang sangat peka terhadap waktu.
"Oleh karena itu, kami merekomendasikan agar dalam proses penyusunan konsep PSBB di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik perlu mempertimbangkan agar sektor ekonomi di bidang perhubungan udara khususnya pengangkutan barang dan angkutan satgas dijamin tetap beroperasi," tutur Senior Consultant Supply Chain Indonesia (SCI) Joni Gusmali, kepada CNBC Indonesia, Rabu (22/04/2020).
Analisis SCI berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019 menunjukkan jumlah barang yang diangkut dari Bandara Juanda Surabaya rata-rata sebanyak 116,5 ribu kg per hari atau lebih dari 43 juta kg per tahun.
"Dengan volume itu, bandara tersebut menempati peringkat 3 untuk pengangkutan udara barang domestik di Indonesia sesudah Bandara Internasional Soekarno Hatta Cengkareng Jakarta dan Bandara Sentani Jayapura," kata dia.
Untuk jalur pengiriman kargo via udara, kata Joni, ada enam besar tujuan pengangkutan udara barang dari bandara Surabaya, yakni Cengkareng Jakarta, Balikpapan, Makassar, Batam, Kupang, dan Banjarmasin; diikuti 30 bandara lainnya di wilayah barat, tengah, dan timur Indonesia.
"Dengan demikian bandara Surabaya merupakan pusat distribusi kargo udara baik kearah barat, utara, maupun wilayah timur Indonesia," kata dia.
Dikatakannya, pengangkutan kargo udara perlu dijaga agar tetap beroperasi dengan menitikberatkan perhatian pada kargo khusus berupa alat-alat kesehatan, masker, obat-obatan, makanan, uang tunai, dan barang e-commerce perlu dijamin kelancarannya selama masa PSBB.
"Agar dibuat tata cara rinci industri kargo udara dalam melakukan koordinasi dengan organisasi internasional, regulator (pemerintah pusat), dan mitra rantai pasokan untuk mengurangi dampak krisis Covid-19," imbuh dia.
Artikel Selanjutnya
Logistik Dikecualikan Saat PSBB, Pengusaha Tetap Merana
(hoi/hoi)