Jokowi Larang Mudik, Ekonomi Daerah Makin Ambyar!

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
22 April 2020 14:43
mudik pemotor Tanjung Priok
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Namun larangan mudik ini tetaplah menimbulkan konsekuensi jangka pendek bagi perekonomian, terutama daerah. Pasalnya mudik adalah momentum di mana kita menyaksikan pemerataan ekonomi cukup terlihat.

Ada efek spill over dari kegiatan mudik. Bagaimana tidak? Saat mudik orang-orang bekerja di sektor publik seperti PNS dan swasta akan mendapatkan tunjangan hari raya (THR). Sebagian besar THR ini akan mengalir ke daerah dan dibelanjakan di sana.

UMKM makanan, pakaian hingga pusat oleh-oleh akan kebanjiran omzet, begitu juga pariwisata domestik yang ramai kunjungan. Dengan adanya larangan mudik, jangan harap itu akan terjadi.

Tahun lalu jumlah pemudik nasional ditaksir mencapai lebih dari 20 juta orang. Lebih dari setengahnya berasal dari Jabodetabek. Pada 2019, jumlah pemudik dari Jabodetabek mencapai 14,9 juta orang.

Jika mengacu pada hasil survei Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tahun lalu dana pemudik dari Jabodetabek saja mencapai Rp 10,3 T. Dana ini banyak bergerak ke Jawa Tengah sebesar Rp 3,8 T, Jawa Barat Rp 2,05 T dan Jawa Timur sebesar Rp 1,3 T. 

Bayangkan jika tidak ada mudik, maka dana ini tak akan mengalir ke kampung-kampung dan UMKM yang harusnya untung malah buntung. Padahal hari raya lebaran biasanya akan mendongkrak konsumsi yang merupakan pos penyumbang terbesar Produk Domestik Bruto (PDB) Tanah Air.

Untuk Jawa Tengah sendiri akan ada uang mengalir Rp 3,8 triliun ke kampung-kampung yang bisa dibelanjakan dan mendongkrak konsumsi. Tambahan Uang ini akan  berputar dalam periode yang singkat yakni kurang dari dua minggu. Jadi bisa dibayangkan seberapa banyak hilangnya potensi UMKM di daerah-daerah di Indonesia.

Oleh karena itu untuk meredam dampak perekonomian jangka pendek pun, pemerintah harus fokus memberikan bantuan untuk UMKM yang terdampak. Namun sekali lagi bukan dengan mekanisme pukul rata karena setiap usaha dan sektornya berbeda-beda.

Selain itu, pemerintah juga harus sigap dalam menangani wabah agar jumlah pertambahan kasus segera dapat ditekan. Angka kematian juga diturunkan. Karena akan jadi percuma kalau mudik dilarang tapi wabah corona terus bertebaran. Bisa-bisa justru makin banyak rakyat yang mudik ke pangkuan Yang Maha Kuasa. Semoga ini tidak terjadi.





TIM RISET CNBC INDONESIA (twg/twg)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular