Internasional

Trump Hentikan Dana ke WHO, Ini Komentar China

News - Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
15 April 2020 16:42
Chinese President Xi Jinping speaks at an event marking the 40th anniversary of China's reform and opening up at the Great Hall of the People in Beijing, China December 18, 2018. REUTERS/Jason Lee Foto: Presiden China Xi Jinping berbicara di sebuah acara menandai peringatan ke-40 reformasi Tiongkok di Balai Agung Rakyat di Beijing (REUTERS/Jason Lee)
Jakarta, CNBC Indonesia - TindakanĀ Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menangguhkan pendanaan untukĀ Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menimbulkan kekhawatiran dari berbagai pihak, salah satunya China.

China mendesak AS untuk memenuhi kewajibannya kepada WHO. Juru bicara kementerian luar negeri, Zhao Lijian mengatakan pandemi virus corona (COVID-19) berada pada tahap kritis dan keputusan AS tersebut akan mempengaruhi semua negara, sebagaimana diberitakan oleh Reuters.

Sebelumnya, Trump menyetop pemberian dana sebab ia merasa WHO melakukan kesalahan karena mendorong informasi yang salah mengenai virus tersebut.



Menurutnya kesalahan WHO sejak awal adalah menyebut virus tidak menular dan tidak perlu larangan perjalanan. Trump mengkritik keputusan WHO yang menentang pembatasan perjalanan dari China sebagai hal berbahaya.

"Untungnya, saya tidak yakin dan menunda perjalanan dari China menyelamatkan banyak nyawa," kata Trump dalam konferensi pers Gedung Putih, Selasa (14/4/2020), dikutip dari CNBC Internasional.

Trump yang menggunakan frase "virus China" untuk menggambarkan corona ini merasa WHO gagal dalam memberikan informasi mengenai pandemi ini secara tepat dan transparan. Lebih lanjut, pemerintahan Trump akan melakukan penyelidikan "menyeluruh" dan akan berlangsung 60 hingga 90 hari.

Sebagai informasi, pada 2019, Amerika Serikat menyumbang lebih dari US$ 400 juta kepada WHO, menjadi donor terbesar bagi organisasi tersebut. Anggaran WHO pada 2018-2019 sendiri berjumlah sekitar US$ 6 miliar.

Kini angka terjangkit virus corona (COVID-19) kini sudah mencapai 2.004.819 juta kasus, dengan yang menjalar total 210 negara dan wilayah di dunia. Angka kematian sebanyak 126.830, dengan 485.362 kasus berhasil sembuh.

AS sendiri merupakan episentrum penularan terbaru dengan 614.246 kasus terjangkit, 26.064 kasus kematian, dan 38.820 kasus berhasil sembuh per Rabu (15/4/2020), menurut data Worldometers.

[Gambas:Video CNBC]




Artikel Selanjutnya

AS Hentikan Kucuran Dana untuk WHO


(sef/sef)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading