
Tak Hanya Pukul Optimisme, Corona Juga Ubah Perilaku Konsumen
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
14 April 2020 14:28

Kuartal ini merupakan periode yang berat bagi Indonesia. Lonjakan jumlah kasus COVID-19 sudah mencapai angka lebih dari 300 per hari. Data Kementerian Kesehatan menunjukkan jumlah orang yang sudah terinfeksi corona di Tanah Air sudah lebih dari 4.500 orang.
Kemarin Presiden Joko Widodo resmi menyatakan wabah corona sebagai bencana nasional. Untuk menekan laju penyebaran virus, berbagai daerah terutama Jabodetabek sudah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk dua pekan ke depan.
Hal ini tentu berpengaruh juga terhadap sentimen konsumen di dalam negeri. Sejak pemerintah pertama kali mengumumkan kasus COVID-19 pada 2 Maret 2020 lalu, optimisme konsumen menurun. Hal ini tercermin dari angka Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang turun ke level 113 dan menjadi yang terendah sejak Oktober 2016.
Tak hanya menurunkan optimisme konsumen dalam negeri saja. Merebaknya pandemi corona juga memicu perubahan perilaku konsumen. Studi Nielsen menunjukkan mayoritas konsumen domestik akan mengurangi perjalanan ke luar negeri dan makan di luar rumah. Mereka juga berencana meningkatkan aktivitas belanja online.
Pulihnya sentimen konsumen akan sangat tergantung dari seberapa parah wabah merebak di suatu negara, termasuk juga luas cakupan dan durasi wabah.
Dua hal tersebut sangat bergantung pada kebijakan sebuah negara menangani pandemi baik melalui intervensi di sektor kesehatan untuk menekan laju transmisi maupun melalui stimulus ekonomi.
Ekonomi bisa mandeg kalau sentimen konsumen memburuk dan daya beli masyarakat melemah. Pasalnya kontribusi konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) tergolong yang paling besar mencapai 57% pada 2019.
Bisa dibayangkan jika sentimen terus memburuk dan daya beli tergerus, potret ekonomi Tanah Air akan suram.
TIM RISET CNBC INDONESIA (twg/twg)
Kemarin Presiden Joko Widodo resmi menyatakan wabah corona sebagai bencana nasional. Untuk menekan laju penyebaran virus, berbagai daerah terutama Jabodetabek sudah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk dua pekan ke depan.
Hal ini tentu berpengaruh juga terhadap sentimen konsumen di dalam negeri. Sejak pemerintah pertama kali mengumumkan kasus COVID-19 pada 2 Maret 2020 lalu, optimisme konsumen menurun. Hal ini tercermin dari angka Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang turun ke level 113 dan menjadi yang terendah sejak Oktober 2016.
Tak hanya menurunkan optimisme konsumen dalam negeri saja. Merebaknya pandemi corona juga memicu perubahan perilaku konsumen. Studi Nielsen menunjukkan mayoritas konsumen domestik akan mengurangi perjalanan ke luar negeri dan makan di luar rumah. Mereka juga berencana meningkatkan aktivitas belanja online.
Pulihnya sentimen konsumen akan sangat tergantung dari seberapa parah wabah merebak di suatu negara, termasuk juga luas cakupan dan durasi wabah.
Dua hal tersebut sangat bergantung pada kebijakan sebuah negara menangani pandemi baik melalui intervensi di sektor kesehatan untuk menekan laju transmisi maupun melalui stimulus ekonomi.
Ekonomi bisa mandeg kalau sentimen konsumen memburuk dan daya beli masyarakat melemah. Pasalnya kontribusi konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) tergolong yang paling besar mencapai 57% pada 2019.
Bisa dibayangkan jika sentimen terus memburuk dan daya beli tergerus, potret ekonomi Tanah Air akan suram.
TIM RISET CNBC INDONESIA (twg/twg)
Pages
Most Popular