
Dihajar Corona, Kapan Ekonomi Bisa Bangkit Berdiri?
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
07 April 2020 14:55

Laju penyebaran virus yang tak terkendali karena kegagalan upaya pengendalian disertai dengan kebijakan ekonomi yang tidak efektif membuat dampak ekonomi yang terasa makin parah dan makin lama. Periode pemulihan pun tak akan terjadi dengan cepat.
Dengan adanya berbagai upaya yang terus dilakukan untuk melawan wabah, maka model kurva pemulihan yang terjadi akan berbentuk antara ‘V’ atau ‘U’. Kurva ‘V’ menunjukkan periode recovery yang lebih cepat ketimbang kurva ‘U’.
Namun dampak bagi setiap negara tentu akan berbeda-beda tergantung dari efektivitas penanganan wabah itu sendiri di sektor kesehatan maupun di sektor perekonomian tentunya.
Dengan sedikit keberuntungan, China akan mengalami pelambatan yang tajam namun singkat dan relatif cepat pulih ke tingkat aktivitas sebelum krisis. Sementara PDB diperkirakan akan turun tajam pada Q2 2020. Beberapa tanda geliat ekonomi mulai tampak di Beijing, Shanghai, dan sebagian besar kota besar di luar Hubei.
Dalam skenario ini, pertumbuhan PDB tahunan Tiongkok untuk tahun 2020 akan berakhir datar. Namun demikian, pada tahun 2021, ekonomi Tiongkok akan kembali jalur pertumbuhan ekonomi pra-krisis, jika tidak terpengaruh oleh perkembangan di seluruh dunia.
Dalam skenario ini, virus di Eropa dan Amerika Serikat akan dikontrol secara efektif dengan lockdown antara dua hingga tiga bulan. Kebijakan moneter dan fiskal akan mengurangi beberapa kerusakan ekonomi dengan beberapa penundaan dalam transmisi, sehingga rebound yang kuat dapat dimulai setelah virus benar-benar dapat dihentikan pada akhir Q2 2020. Hal ini akan membuat Eropa dan Amerika Serikat dalam skenario A3.
Bahkan dalam skenario optimis ini, semua negara akan mengalami penurunan PDB yang tajam di Q2. Pengeluaran untuk barang tahan lama termasuk mobil bisa turun hingga 50-70 %; pengeluaran untuk penerbangan dan transportasi maskapai bisa turun sekitar 70%; dan pengeluaran untuk layanan seperti restoran dapat menurun antara 50-90% .
Secara keseluruhan, pengeluaran diskresi konsumen dapat tiba-tiba turun hingga 50 persen terutama di daerah-daerah yang mengalami penutupan. Sementara peningkatan belanja pemerintah yang diharapkan meredam dampak ekonomi, tidak mungkin dapat mengimbangi dengan cepat dan sepenuhnya.
McKinsey memperkirakan bahwa AS dapat melihat penurunan PDB pada laju tahunan 25-30% pada Q2 2020; ekonomi utama di zona euro diperkirakan akan berubah dalam jumlah yang sama. Laju penurunan akan jauh melampaui resesi apa pun sejak Perang Dunia Kedua.
(twg/twg)
![]() |
Dengan adanya berbagai upaya yang terus dilakukan untuk melawan wabah, maka model kurva pemulihan yang terjadi akan berbentuk antara ‘V’ atau ‘U’. Kurva ‘V’ menunjukkan periode recovery yang lebih cepat ketimbang kurva ‘U’.
Namun dampak bagi setiap negara tentu akan berbeda-beda tergantung dari efektivitas penanganan wabah itu sendiri di sektor kesehatan maupun di sektor perekonomian tentunya.
Dalam skenario ini, pertumbuhan PDB tahunan Tiongkok untuk tahun 2020 akan berakhir datar. Namun demikian, pada tahun 2021, ekonomi Tiongkok akan kembali jalur pertumbuhan ekonomi pra-krisis, jika tidak terpengaruh oleh perkembangan di seluruh dunia.
Dalam skenario ini, virus di Eropa dan Amerika Serikat akan dikontrol secara efektif dengan lockdown antara dua hingga tiga bulan. Kebijakan moneter dan fiskal akan mengurangi beberapa kerusakan ekonomi dengan beberapa penundaan dalam transmisi, sehingga rebound yang kuat dapat dimulai setelah virus benar-benar dapat dihentikan pada akhir Q2 2020. Hal ini akan membuat Eropa dan Amerika Serikat dalam skenario A3.
Bahkan dalam skenario optimis ini, semua negara akan mengalami penurunan PDB yang tajam di Q2. Pengeluaran untuk barang tahan lama termasuk mobil bisa turun hingga 50-70 %; pengeluaran untuk penerbangan dan transportasi maskapai bisa turun sekitar 70%; dan pengeluaran untuk layanan seperti restoran dapat menurun antara 50-90% .
Secara keseluruhan, pengeluaran diskresi konsumen dapat tiba-tiba turun hingga 50 persen terutama di daerah-daerah yang mengalami penutupan. Sementara peningkatan belanja pemerintah yang diharapkan meredam dampak ekonomi, tidak mungkin dapat mengimbangi dengan cepat dan sepenuhnya.
McKinsey memperkirakan bahwa AS dapat melihat penurunan PDB pada laju tahunan 25-30% pada Q2 2020; ekonomi utama di zona euro diperkirakan akan berubah dalam jumlah yang sama. Laju penurunan akan jauh melampaui resesi apa pun sejak Perang Dunia Kedua.
(twg/twg)
Pages
Most Popular