INDEF: Kebijakan Ekstrem Diperlukan Perangi Corona, Lockdown!

Lidya Julita S, CNBC Indonesia
31 March 2020 12:13
Virus corona atau Covid-19 terus menyebar semakin luas tak terkecuali di Indonesia.
Foto: Kondisi Terkini Lockdown di Spanyol. AP/Manu Fernandez
Jakarta, CNBC Indonesia - Virus corona atau Covid-19 terus menyebar semakin luas tak terkecuali di Indonesia. Oleh karenanya, pemerintah membuat imbauan agar masyarakat bisa melakukan kegiatan dari rumah.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahkan mengimbau agar masyarakat bisa bekerja, belajar dan beribadah dari rumah. Sebab, cara langkah lockdown yang dilakukan beberapa negara bukan menjadi pilihan utama Presiden.

Ekonom CORE Piter Abdullah mengatakan, apapun pilihan kebijakan pemerintah sudah pasti memikirkan banyak aspek. Tapi ia menekankan, lockdown atau tidaknya Indonesia, masyarakat miskin harus menjadi prioritas dan perhatian utama pemerintah.

Menurutnya, kelompok kurang mampu ini lah yang paling terdampak dari mewabahnya Covid-19. Kelompok ini adalah pekerja informal seperti pedagang, tukang ojek dan semua pekerja yang mendapatkan gaji perhari.

"Lockdown atau tidak. Bantuan Langsung Tunai (BLT) sangat dibutuhkan, karena tetap saja masyarakat bawah kehilangan income selama wabah corona," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Selasa (31/3/2020).

Meski demikian, ia menilai, pemerintah harus melakukan lockdown apalagi jumlah kasus positif terus bertambah setiap harinya. Tercatat hingga 30 Maret 2020 total positif Covid-19 mencapai 1.414 kasus.

Ekonom INDEF Abra PG Talattov pun menilai pemerintah harus melakukan lockdown. Apalagi virus ini sangat cepat penyebarannya.

"Kita dari awal konsisten mendorong pemerintah untuk mempertimbangkan lockdown, ini kan penularan virus nggak main-main. Jadi harus ada kebijakan yang ekstrem untuk membatasi ruang gerak masyarakat ke luar wilayah," jelasnya.

Ia menjelaskan, jika lockdown dilakukan maka penyebaran virus akan semakin mengecil. Sehingga proses dari pemulihan dari Covid-19 ini bisa terukur.

"Misal 1 bulan - 2 bulan, ketika nggak terjadi lagi, aktivitas ekonomi kita bisa normal, bisa recovery. Memang dalam jangka pendek, 1-2 bulan sebagian besar ekonomi dan aktivitas masyarakat pasti akan lumpuh. Hanya beberapa sektor terkait aja," kata dia.

"Tapi dalam jangka menengahnya, jangka panjang, ketika udah recovery, ekonomi bisa normal lagi," tambahnya.

Ia menilai jika tidak dilakukan lockdown dari sekarang maka pemulihan ekonomi akan semakin lama. Maka Indonesia perlu belajar dari negara yang sudah melakukan lockdown dan ekonominya kembali pulih perlahan.

"Malaysia, Vietnam, Korsel, China, sudah mulai pulih dan ekonominya udah normal lagi. Dan kita nggak normal, khawatir investasi investor akan mulai mengalihkan investasi mereka, karena kita ketinggalan. Jadi memang di saat negara-negara lain melakukan hal yang sama, kita juga nggak menyimpang dari ekstrem yang ada. Dalam hal penanganan covid ini," tegasnya.


[Gambas:Video CNBC]




(dru) Next Article Orang Texas Sudah Boleh Copot Masker, Warga +62 Kapan?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular