
Pasien Positif Corona Kian Banyak, Please Patuhi Arahan Ini!
Rahajeng Kusumo, CNBC Indonesia
27 March 2020 16:33

Jakarta, CNBC Indonesia- Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto mengatakan ada penambahan 153 kasus positif virus corona (COVID-19) pada Jumat (27/3/2020). Hingga hari ini total kasus positif corona mencapai 1.046 kasus.
Adapun kasus kematian akibat corona bertambah 9 orang sehingga total menjadi 87 orang, sementara kasus sembuh juga bertambah 11 sehingga total 46 orang.
"Posisi sekarang 27 Maret pukul 12.00 ada 1046 kasus akumulatif, 46 sembuh akumulatif dan meninggal 87 akumulatif," ujar Yuri, dalam konferensi pers Jumat sore di Jakarta (27/3/2020).
"Dari hari ke hari kita lihat penambahan kasus signifikan, menandakan proses penularan berlangsung. Ini kita maknai masih ada kasus positif COVID-19 yang masih ada di tengah kita. Kedua berarti ada kontak dekat yang terjadi dengan kasus ini dan kemudian terjadi penularan dan memunculkan angka jadi sakit. Mencermati hal ini mari bersama kita putuskan rantai penularan ini," tegas Yuri.
Yuri yang juga Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI juga menjelaskan kabar baik dan informasi yang patut diperhatikan masyarakat Indonesia demi melawan penyebaran virus corona di Tanah Air.
Adapun kabar yang baik yang dimaksud ialah secara ilmiah dan sudah dibuktikan bahwa virus ini mudah hancur apabila terkena sabun. Dengan demikian, tak ada alasan bagi masyarakat tidak memiliki hand sanitizer dan mencuci tangan demi menahan gempuran penularan virus ini.
Kabar baik lainnya, banyak kasus corona yang ternyata bisa sembuh dari penyakit virus ini. "Jadi enggak perlu kemudian mengkonsumsi hal-hal khusus atau terpengaruh konsumsi hal-hal tertentu. Yang penting penuhi prinsip gizi seimbang, istirahat dengan baik," kata Yuri.
Sementara itu, Yuri juga mengungkapkan beberapa hal patut diperhatikan masyarakat:
1. Pemerintah akan berusaha menelusuri kasus positif, dengan melakukan rapid test yang tujuannya melakukan screening di kelompok yang memiliki risiko tertular dengan pasien positif di RS. Rapid test ini ini dilakukan bersama masyarakat, dan kemudian dengan cepat melakukan isolasi, baik isolasi mandiri maupun di RS.
2. Jaga jarak pada kontak sosial harus dipatuhi, kalau jarak sangat dekat kurang dari 1,5 meter memberikan peluang besar dari orang positif sakit, dan jika di tubuhnya ada virus, kemudian mengenai org lain yang sehat.
(tas/tas) Next Article Jubir Covid-19: Kurangi Kunjungan RS, Manfaatkan Telemedicine
Adapun kasus kematian akibat corona bertambah 9 orang sehingga total menjadi 87 orang, sementara kasus sembuh juga bertambah 11 sehingga total 46 orang.
"Posisi sekarang 27 Maret pukul 12.00 ada 1046 kasus akumulatif, 46 sembuh akumulatif dan meninggal 87 akumulatif," ujar Yuri, dalam konferensi pers Jumat sore di Jakarta (27/3/2020).
"Dari hari ke hari kita lihat penambahan kasus signifikan, menandakan proses penularan berlangsung. Ini kita maknai masih ada kasus positif COVID-19 yang masih ada di tengah kita. Kedua berarti ada kontak dekat yang terjadi dengan kasus ini dan kemudian terjadi penularan dan memunculkan angka jadi sakit. Mencermati hal ini mari bersama kita putuskan rantai penularan ini," tegas Yuri.
Yuri yang juga Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI juga menjelaskan kabar baik dan informasi yang patut diperhatikan masyarakat Indonesia demi melawan penyebaran virus corona di Tanah Air.
Adapun kabar yang baik yang dimaksud ialah secara ilmiah dan sudah dibuktikan bahwa virus ini mudah hancur apabila terkena sabun. Dengan demikian, tak ada alasan bagi masyarakat tidak memiliki hand sanitizer dan mencuci tangan demi menahan gempuran penularan virus ini.
Kabar baik lainnya, banyak kasus corona yang ternyata bisa sembuh dari penyakit virus ini. "Jadi enggak perlu kemudian mengkonsumsi hal-hal khusus atau terpengaruh konsumsi hal-hal tertentu. Yang penting penuhi prinsip gizi seimbang, istirahat dengan baik," kata Yuri.
1. Pemerintah akan berusaha menelusuri kasus positif, dengan melakukan rapid test yang tujuannya melakukan screening di kelompok yang memiliki risiko tertular dengan pasien positif di RS. Rapid test ini ini dilakukan bersama masyarakat, dan kemudian dengan cepat melakukan isolasi, baik isolasi mandiri maupun di RS.
2. Jaga jarak pada kontak sosial harus dipatuhi, kalau jarak sangat dekat kurang dari 1,5 meter memberikan peluang besar dari orang positif sakit, dan jika di tubuhnya ada virus, kemudian mengenai org lain yang sehat.
3. Hindari kontak dekat, jaka jarak dalam komunikasi sosial baik di rumah atau di luar rumah. Sayangnya, pemerintah prihatin karena masih banyak masyarakat yang tidak mengindahkan hal ini.
4. Pada orang muda infeksi terjadi tanpa keluhan atau ringan, misalnya badan biasa demam tidak tinggi, yang dimaknai ini bukan sakit, tanpa disadari kondisi ini membuat dia menyebarkan virus ke mana-mana dengan kontak dekat. Dampak yang muncul pada anak muda yang daya tahannya bagus itu lebih rendah ketimbang kelompok usia renta.
Sebab itu, kata Yuri, mari sama-sama memiliki kesepahaman melindungi yang sakit, agar dia bisa melakukan isolasi diri, agar dia tidak menularkan pada orang lain dan tetap berada di rumah.
5. Gunakan masker, jaga jarak fisik termasuk di keluarga. Harus menjaga agar orang di sekitar tidak boleh sakit.
6. Tidak makan bersama di satu meja, tidak perlu kemudian bergabung. Kalau ini ga dilaksanakan, maka penambahan kasus akan terus terjadi. Tidak makan bersama-sama, kemudian tidak menggunakan alat makan bersama.
7. Ambil jarak aman 2 meter bukan hanya di luar rumah tapi juga di dalam rumah. Kalau ada 6 orang masih ada 1 yang terinfeksi dan membawa virus ke rumah, sementara jarak tidak diatur akan bahaya, terutama jika tidak menjaga kebersihan. "Kasus yang kita hadapi makin besar. Isolasi diri di rumah itu penting, bukan berarti di rumah lalu mengabaikan jarak."
8. Pola hidup bersih dan sehat jadi kunci.
"Secara ilmiah sudah dibuktikan, virus ini mudah hancur apabila terkena sabun. Ga ada alasan ga punya hand sanitizer, ga cuci tangan."
9. Pakai kamar sendiri jika memungkinkan, pakai masker di rumah, mengkonsumsi gizi yang baik tapi tidak dengan panik langsung membeli vitamin.
"Pada hakekatnya kita kaya dengan sayur mayur dan buah-buahan. Gak harus dimaknai harus membeli vitamin tapi makanlah buah dan sayur dan cukup gak harus buah impor."
10. Lakukan pemantauan diri dan konsultasi dengan tenaga kesehatan, tidak harus keluar rumah untuk ke Puskesmas. Banyak media yang bisa diakses untuk berkonsultasi, bahkan bisa berinteraksi langsung. Ad call center 119 ext 9, dan media online lain ada Halodoc, Sehatpedia dan lainnya. "Kita pun mungkin punya dokter keluarga bisa digunakan. Semua keluarga akan melindungi agar yang sakit bisa isolasi mandiri yang baik."
11. Rapid test belum tentu tidak sakit corona, hati-hatilah.
12. Tidak perlu berpergian yang jauh dan bersama keluarga, risiko sangat besar. Apalagi kemudian harus pergi ke kampung dengan satu mobil yang berdesak-desakan. "Ini memberikan risiko berlipat, bijak dalam merencanakan apabila mudik. Hati-hati, sebisa mungkin tunda sampai kondisi baik. Ini jadi perhatian pemerintah, kami ga ingin kasus tambah tinggi dan penularan makin banyak."
13. Tetap tinggal di rumah bukan berati tidak produktif. kerja, dan beribadah di rumah.
"Cuci tangan ini cara paling cepat untuk memutus rantai penularan, kalau semua berusaha saling melindungi, saya optimis dan meyakini bekerjasama dan toleransi jadi modal kita sebagai bangsa Indonesia, ga perlu mencari cara karena kita sudah memiliki itu. Saling mengingatkan ini jadi penting, saling membantu juga jadi upaya pengendalian," tegas
4. Pada orang muda infeksi terjadi tanpa keluhan atau ringan, misalnya badan biasa demam tidak tinggi, yang dimaknai ini bukan sakit, tanpa disadari kondisi ini membuat dia menyebarkan virus ke mana-mana dengan kontak dekat. Dampak yang muncul pada anak muda yang daya tahannya bagus itu lebih rendah ketimbang kelompok usia renta.
Sebab itu, kata Yuri, mari sama-sama memiliki kesepahaman melindungi yang sakit, agar dia bisa melakukan isolasi diri, agar dia tidak menularkan pada orang lain dan tetap berada di rumah.
5. Gunakan masker, jaga jarak fisik termasuk di keluarga. Harus menjaga agar orang di sekitar tidak boleh sakit.
6. Tidak makan bersama di satu meja, tidak perlu kemudian bergabung. Kalau ini ga dilaksanakan, maka penambahan kasus akan terus terjadi. Tidak makan bersama-sama, kemudian tidak menggunakan alat makan bersama.
7. Ambil jarak aman 2 meter bukan hanya di luar rumah tapi juga di dalam rumah. Kalau ada 6 orang masih ada 1 yang terinfeksi dan membawa virus ke rumah, sementara jarak tidak diatur akan bahaya, terutama jika tidak menjaga kebersihan. "Kasus yang kita hadapi makin besar. Isolasi diri di rumah itu penting, bukan berarti di rumah lalu mengabaikan jarak."
8. Pola hidup bersih dan sehat jadi kunci.
"Secara ilmiah sudah dibuktikan, virus ini mudah hancur apabila terkena sabun. Ga ada alasan ga punya hand sanitizer, ga cuci tangan."
9. Pakai kamar sendiri jika memungkinkan, pakai masker di rumah, mengkonsumsi gizi yang baik tapi tidak dengan panik langsung membeli vitamin.
"Pada hakekatnya kita kaya dengan sayur mayur dan buah-buahan. Gak harus dimaknai harus membeli vitamin tapi makanlah buah dan sayur dan cukup gak harus buah impor."
10. Lakukan pemantauan diri dan konsultasi dengan tenaga kesehatan, tidak harus keluar rumah untuk ke Puskesmas. Banyak media yang bisa diakses untuk berkonsultasi, bahkan bisa berinteraksi langsung. Ad call center 119 ext 9, dan media online lain ada Halodoc, Sehatpedia dan lainnya. "Kita pun mungkin punya dokter keluarga bisa digunakan. Semua keluarga akan melindungi agar yang sakit bisa isolasi mandiri yang baik."
11. Rapid test belum tentu tidak sakit corona, hati-hatilah.
12. Tidak perlu berpergian yang jauh dan bersama keluarga, risiko sangat besar. Apalagi kemudian harus pergi ke kampung dengan satu mobil yang berdesak-desakan. "Ini memberikan risiko berlipat, bijak dalam merencanakan apabila mudik. Hati-hati, sebisa mungkin tunda sampai kondisi baik. Ini jadi perhatian pemerintah, kami ga ingin kasus tambah tinggi dan penularan makin banyak."
13. Tetap tinggal di rumah bukan berati tidak produktif. kerja, dan beribadah di rumah.
"Cuci tangan ini cara paling cepat untuk memutus rantai penularan, kalau semua berusaha saling melindungi, saya optimis dan meyakini bekerjasama dan toleransi jadi modal kita sebagai bangsa Indonesia, ga perlu mencari cara karena kita sudah memiliki itu. Saling mengingatkan ini jadi penting, saling membantu juga jadi upaya pengendalian," tegas
(tas/tas) Next Article Jubir Covid-19: Kurangi Kunjungan RS, Manfaatkan Telemedicine
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular