
125 Ribu Alat Rapid Test Disebar, Tak Semua Orang Bisa Tes!
Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
24 March 2020 17:46

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemeriksaan rapid test Covid-19 tahap awal diprioritaskan untuk dua kelompok masyarakat yang rentan. Sehingga tak semua orang bisa langsung dapat melakukan rapid test.
Pertama, keluarga, kolega, atau orang yang kontak dekat dengan pasien positif corona yang dirawat di rumah sakit. Kedua, tenaga medis yang menangani kasus Covid-19.
"Selain penelusuran pada kontak yang dirawat di RS, semua tenaga kesehatan yang melayani pasien Covid-19 termasuk front office RS, mereka sensitif dan rentan terinfeksi. Ini yang kami prioritaskan pada rapid test," kata Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, Selasa (24/3).
Jika alatnya semakin banyak, maka akan dilakukan tracing kelompok berdasarkan wilayah yang dianggap rawan. Di wilayah Jakarta misalnya, Jakarta Selatan tercatat sebagai daerah dengan kasus positif tertinggi maka akan dilakukan pengetesan massal di wilayah tersebut.
"Kita sudah mendistribusikan 125 ribu kit untuk pemeriksaan cepat yang didistribusikan di 34 provinsi. Nanti pemerintah provinsi yang bisa menentukan untuk kontak tracing dan petugas kesehatan yang kontak langsung. Kemudian kalau sudah lebih banyak bisa berbasis ke daerah," katanya.
Selain itu, RS Darurat Corona Wisma Atlet Kemayoran menjadi tempat pertama pengobatan penyakit akibat virus corona atau COVID-19, sehingga diharapkan bisa mengurangi beban dari Rumah Sakit rujukan. Setelah beroperasi Wisma Atlet ini telah ada 102 kunjungan pasien COVID-19, di mana ada 71 orang dirawat, dan 31 orang yang dipulangkan.
"Ada tiga tahapan karantina, pertama karantina perorangan. Ini efektif apabila bisa diimplementasikan di tengah masyarakat, dengan kasus keluhan ringan ini sebenarnya 80% dari kasus positif yang ada," kata Yurianto.
Saat ini ada penambahan 107 kasus positif COVID-19 selama kurun waktu Senin (23/3/2020) pukul 12.00 WIB hingga Selasa (23/3/2020) pukul 12.00 WIB. Dengan demikian, saat ini ada 686 kasus positif COVID-19 di tanah air.
(hoi/hoi) Next Article Kenali Ciri & Gejala Virus Corona, Ini Penjelasan IDI
Pertama, keluarga, kolega, atau orang yang kontak dekat dengan pasien positif corona yang dirawat di rumah sakit. Kedua, tenaga medis yang menangani kasus Covid-19.
"Selain penelusuran pada kontak yang dirawat di RS, semua tenaga kesehatan yang melayani pasien Covid-19 termasuk front office RS, mereka sensitif dan rentan terinfeksi. Ini yang kami prioritaskan pada rapid test," kata Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, Selasa (24/3).
"Kita sudah mendistribusikan 125 ribu kit untuk pemeriksaan cepat yang didistribusikan di 34 provinsi. Nanti pemerintah provinsi yang bisa menentukan untuk kontak tracing dan petugas kesehatan yang kontak langsung. Kemudian kalau sudah lebih banyak bisa berbasis ke daerah," katanya.
Selain itu, RS Darurat Corona Wisma Atlet Kemayoran menjadi tempat pertama pengobatan penyakit akibat virus corona atau COVID-19, sehingga diharapkan bisa mengurangi beban dari Rumah Sakit rujukan. Setelah beroperasi Wisma Atlet ini telah ada 102 kunjungan pasien COVID-19, di mana ada 71 orang dirawat, dan 31 orang yang dipulangkan.
"Ada tiga tahapan karantina, pertama karantina perorangan. Ini efektif apabila bisa diimplementasikan di tengah masyarakat, dengan kasus keluhan ringan ini sebenarnya 80% dari kasus positif yang ada," kata Yurianto.
Saat ini ada penambahan 107 kasus positif COVID-19 selama kurun waktu Senin (23/3/2020) pukul 12.00 WIB hingga Selasa (23/3/2020) pukul 12.00 WIB. Dengan demikian, saat ini ada 686 kasus positif COVID-19 di tanah air.
(hoi/hoi) Next Article Kenali Ciri & Gejala Virus Corona, Ini Penjelasan IDI
Most Popular