
Dampak Corona
Bukan Menakuti! Pengusaha Mal Sudah Pikir-Pikir PHK Nih
Ferry Sandi, CNBC Indonesia
24 March 2020 13:28

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Stefanus Ridwan mewanti-wanti anggotanya agar tidak terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) di tengah wabah virus corona (COVID-19). Namun, potensi itu bisa saja terjadi ke depan karena hingga kini ia menyebut pemerintah belum juga memberikan stimulus ke industri ritel.
"Masih nunggu juga sampai beberapa hari ini, pemerintah ada bantuan nggak ke sektor-sektor yang kita punya. Kalau nggak ada bantuan ya saya kira bisa terjadi PHK-PHK itu. Sementara tapi saya belum tahu. Tapi kondisi keuangan lagi nggak bagus kan sekarang ini. Jadi perlu bantuan pemerintah lah," kata Stefanus kepada CNBC Indonesia, Selasa (24/3).
Ia menilai, sektor ritel sudah kesulitan akibat wabah virus corona (COVID-19). Semua tenant yang berada di pusat perbelanjaan sudah kena dampak paling dalam. Jika itu terjadi dari hari ke hari tanpa ada perbaikan, maka ditakutkan ada kemungkinan terburuk yaitu PHK.
"Kalau itu terjadi kan bisa PHK. Dan kita nggak mengharapkan ada PHK. Pemerintah mestinya cepat mengeluarkan stimulus khusus supaya bisa cepat pulih. Pulih dari corona, pulih juga ekonominya. Jangan pulih dari corona tapi ekonomi hancur-hancuran kan," sebut Stefanus.
"Tapi sekarang soal ritel ini kan nggak jelas. Terus gimana jika dirumahkannya karyawan. Apa ada bantuan dari pemerintah? Mestinya ada bantuan dari pemerintah. Perusahaan juga sulit bayar gaji karyawan kalau situasi seperti ini," katanya.
Saat ini, Beberapa mal besar di Jakarta sudah mulai memilih untuk tutup, di antaranya Plaza Indonesia yang memutuskan untuk tutup sementara waktu mulai 25 Maret 2020 hingga 3 April 2020.
Sementara pemerintah daerah, seperti Pemkot Bogor juga membatasi jam operasional untuk sejumlah tempat keramaian, seperti pusat perbelanjaan dan toko swalayan.
Apalagi, tanpa pembatasan tersebut pun, pusat perbelanjaan sudah mulai ditinggalkan masyarakat akibat imbauan social distancing dari pemerintah. Pantauan CNBC Indonesia di kawasan Sentul, Bogor, Jawa Barat akhir pekan lalu, pergerakan pengunjung ke toko modern nyaris sepi.
(hoi/hoi) Next Article Bos Kapal Wajib Daftarkan Asuransi ABK, Beri Jaminan PHK!
"Masih nunggu juga sampai beberapa hari ini, pemerintah ada bantuan nggak ke sektor-sektor yang kita punya. Kalau nggak ada bantuan ya saya kira bisa terjadi PHK-PHK itu. Sementara tapi saya belum tahu. Tapi kondisi keuangan lagi nggak bagus kan sekarang ini. Jadi perlu bantuan pemerintah lah," kata Stefanus kepada CNBC Indonesia, Selasa (24/3).
Ia menilai, sektor ritel sudah kesulitan akibat wabah virus corona (COVID-19). Semua tenant yang berada di pusat perbelanjaan sudah kena dampak paling dalam. Jika itu terjadi dari hari ke hari tanpa ada perbaikan, maka ditakutkan ada kemungkinan terburuk yaitu PHK.
"Tapi sekarang soal ritel ini kan nggak jelas. Terus gimana jika dirumahkannya karyawan. Apa ada bantuan dari pemerintah? Mestinya ada bantuan dari pemerintah. Perusahaan juga sulit bayar gaji karyawan kalau situasi seperti ini," katanya.
Saat ini, Beberapa mal besar di Jakarta sudah mulai memilih untuk tutup, di antaranya Plaza Indonesia yang memutuskan untuk tutup sementara waktu mulai 25 Maret 2020 hingga 3 April 2020.
Sementara pemerintah daerah, seperti Pemkot Bogor juga membatasi jam operasional untuk sejumlah tempat keramaian, seperti pusat perbelanjaan dan toko swalayan.
Apalagi, tanpa pembatasan tersebut pun, pusat perbelanjaan sudah mulai ditinggalkan masyarakat akibat imbauan social distancing dari pemerintah. Pantauan CNBC Indonesia di kawasan Sentul, Bogor, Jawa Barat akhir pekan lalu, pergerakan pengunjung ke toko modern nyaris sepi.
(hoi/hoi) Next Article Bos Kapal Wajib Daftarkan Asuransi ABK, Beri Jaminan PHK!
Most Popular