
Faisal Basri: Bendung Corona, RI Perlu Lockdown Terbatas!
Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia
23 March 2020 13:47

Jakarta, CNBC Indonesia- Jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia terus bertambah. Belum ada sebulan, tercatat sudah 514 kasus dengan korban meninggal dunia 48 jiwa per 22 Maret 2020.
Ekonom dan Pendiri Indef Faisal Basri mengatakan, melihat kondisi seperti ini upaya social distancing yang digalakkan pemerintah masih kurang efektif. Covid 19 atau Corona ibarat musuh yang tidak terlihat.
"Dan satu-satunya cara hambat gerak musuh adalah membatasi ruang gerak musuh. Musuhnya kan kita tidak tahu, mudah-mudahan pemerintah ada data dan terbuka. Sebab kondisi amunisi kita rentan," ujar Faisal Basri dalam wawancara bersama podcast CNBC Indonesia.
Ia menerangkan, perang melawan corona yang dibutuhkan adalah ketersediaan tenaga medis, rumah sakit, APD, dan sarana medis lainnya. Namun melihat kondisi belakangan di mana dokter dan perawat mulai berguguran, akan kesulitan ke depan bagi pemerintah untuk mengobati.
"Ini bukan kondisi normal, perlu lockdown terbatas," tegasnya.
Lockdown terbatas bisa disampaiken pemerintah dengan istilah lain yang tidak begitu menakuti publik, dengan definisi yang perlu juga dijelaskan secara rinci. Seperti apa-apa saja yang bisa dilakukan dan tidak bisa dilakukan warga selama lockdown terbatas ini berlangsung.
"Setidaknya satu bulan, awalnya dua minggu. Kalau selesai percayalah, gerak ekonomi bisa melonjak lagi. Karena dengan ini ada upaya isolasi musuh, dan musuh tidak bisa kemana-mana."
Ia juga meyakini dengan kondisi geografis kepulauan, sangat menguntungkan pemerintah jika ingin lockdown karena sebagian besar wilayah Indonesia masih belum terdampak corona.
Berdasar data, pola yang kini terjadi di Indonesia juga dilihatnya mirip seperti Italia. Di mana sampai hari ke 20 masih belum ada penyebaran yang begitu luas, namun begitu masuk hari ke -50 karena tidak ada upaya lockdown langsung melonjak gila-gilaan.
"Italia ekstrem, pemerintah tidak sanggup dan para dokter di sana juga mengobati dengan skala prioritas. Kita harus lebih waspada, karena masih jauh dari kondisi puncak tapi harus diantisipasi," jelasnya.
Indonesia, kata dia, masih punya waktu untuk mencegah terjadinya puncak kasus yang ekstrem.
"Yang kita bisa lakukan adalah lockdown terbatas, test kit sebanyak-banyaknya, persiapan logistik, APD untuk medis. Garda terdepan mesti paling dijaga karena paling utama hadang musuh."
Sampai saat ini, negara-negara yang akhirnya menerapkan lockdown terus bertambah. Ini dilakukan untuk membendung penyebaran virus corona, meskipun istilah yang dipakai bukanlah kata lockdown.
Terbaru adalah pemerintah Selandia Baru yang akan lockdown mulai Senin ini, negara ini mencatat terdapat 100 kasus corona.
Sementara Amerika Serikat melakukan lockdown untuk New York dan California, Gubernur New York Andrew Cuomo telah memerintahkan menutup seluruh wilayah New York atau lockdown mulai efektif Minggu Malam (22/3/2020) pukul 20.00.
Gubernur California Gavin Newsom telah mengumumkan lockdown dan meminta kepada 40 juta penduduk California untuk tinggal di rumah sejak Kamis (19/3/2020).
Indonesia ingin mengikuti Korea Selatan yang menangani corona tanpa lockdown, namun perlu dicatat bahwa pemerintah Korea Selatan memberlakukan kebijakan karantina khusus untuk wilayah Daegu yang jadi pusat penyebaran virus corona saat itu.
(gus/gus) Next Article Ini Update Baru Covid China, Ada Kota 'Dilockdown' Lagi
Ekonom dan Pendiri Indef Faisal Basri mengatakan, melihat kondisi seperti ini upaya social distancing yang digalakkan pemerintah masih kurang efektif. Covid 19 atau Corona ibarat musuh yang tidak terlihat.
"Dan satu-satunya cara hambat gerak musuh adalah membatasi ruang gerak musuh. Musuhnya kan kita tidak tahu, mudah-mudahan pemerintah ada data dan terbuka. Sebab kondisi amunisi kita rentan," ujar Faisal Basri dalam wawancara bersama podcast CNBC Indonesia.
"Ini bukan kondisi normal, perlu lockdown terbatas," tegasnya.
Lockdown terbatas bisa disampaiken pemerintah dengan istilah lain yang tidak begitu menakuti publik, dengan definisi yang perlu juga dijelaskan secara rinci. Seperti apa-apa saja yang bisa dilakukan dan tidak bisa dilakukan warga selama lockdown terbatas ini berlangsung.
"Setidaknya satu bulan, awalnya dua minggu. Kalau selesai percayalah, gerak ekonomi bisa melonjak lagi. Karena dengan ini ada upaya isolasi musuh, dan musuh tidak bisa kemana-mana."
Ia juga meyakini dengan kondisi geografis kepulauan, sangat menguntungkan pemerintah jika ingin lockdown karena sebagian besar wilayah Indonesia masih belum terdampak corona.
Berdasar data, pola yang kini terjadi di Indonesia juga dilihatnya mirip seperti Italia. Di mana sampai hari ke 20 masih belum ada penyebaran yang begitu luas, namun begitu masuk hari ke -50 karena tidak ada upaya lockdown langsung melonjak gila-gilaan.
"Italia ekstrem, pemerintah tidak sanggup dan para dokter di sana juga mengobati dengan skala prioritas. Kita harus lebih waspada, karena masih jauh dari kondisi puncak tapi harus diantisipasi," jelasnya.
Indonesia, kata dia, masih punya waktu untuk mencegah terjadinya puncak kasus yang ekstrem.
"Yang kita bisa lakukan adalah lockdown terbatas, test kit sebanyak-banyaknya, persiapan logistik, APD untuk medis. Garda terdepan mesti paling dijaga karena paling utama hadang musuh."
Sampai saat ini, negara-negara yang akhirnya menerapkan lockdown terus bertambah. Ini dilakukan untuk membendung penyebaran virus corona, meskipun istilah yang dipakai bukanlah kata lockdown.
Terbaru adalah pemerintah Selandia Baru yang akan lockdown mulai Senin ini, negara ini mencatat terdapat 100 kasus corona.
Sementara Amerika Serikat melakukan lockdown untuk New York dan California, Gubernur New York Andrew Cuomo telah memerintahkan menutup seluruh wilayah New York atau lockdown mulai efektif Minggu Malam (22/3/2020) pukul 20.00.
Gubernur California Gavin Newsom telah mengumumkan lockdown dan meminta kepada 40 juta penduduk California untuk tinggal di rumah sejak Kamis (19/3/2020).
Indonesia ingin mengikuti Korea Selatan yang menangani corona tanpa lockdown, namun perlu dicatat bahwa pemerintah Korea Selatan memberlakukan kebijakan karantina khusus untuk wilayah Daegu yang jadi pusat penyebaran virus corona saat itu.
(gus/gus) Next Article Ini Update Baru Covid China, Ada Kota 'Dilockdown' Lagi
Most Popular