
Banjir dan Corona Jadi 'Hantu' Penjualan Mobil di 2020
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
18 March 2020 12:44

Organisasi Kerja Sama Ekonomi (OECD) merevisi turun outlook ekonomi global menjadi 2,4% untuk tahun 2020 padahal pada November tahun lalu, OECD meramal ekonomi global tumbuh 2,9%.
Ekonomi domestik juga akan terdampak oleh kondisi ekonomi global yang tidak kondusif. OECD memperkirakan ekonomi Indonesia bakal tumbuh di bawah 5% untuk tahun 2020.
COVID-19 yang sekarang telah resmi menyandang status sebagai pandemi telah membuat harga-harga komoditas turun. Jika tak segera dapat dijinakkan, harga komoditas berpotensi besar akan semakin turun akibat pelemahan permintaan.
Indonesia yang ekonominya masih bertumpu pada sektor komoditas tak bisa kebal dari shock ini. Komoditas ekspor unggulan Indonesia adalah batu bara dan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO).
Jika harga batu bara yang sudah mengalami pelemahan harus mengalami pelemahan lagi dan signifikan tentu ini akan membuat daya beli masyarakat terutama daerah-daerah yang kaya akan batu bara juga ikut terpukul.
Dari sisi konsumen, outlook ekonomi masih positif. Rilis data Bank Indonesia (BI) menunjukkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dua bulan terakhir masih berada di atas 100. Angka pembacaan di atas 100 menunjukkan bahwa konsumen masih optimistis dalam memandang perekonomian.
Namun IKK pada bulan Februari berada di angka 117,7 dan merupakan yang terendah sejak Maret 2017. Bukan tidak mungkin optimisme konsumen masih akan terus tergerus yang pasti ini bukanlah indikator yang baik.
COVID-19, musuh tak kasat mata ini memang sangat sakti dan bisa memaksa rantai pasok global jadi terganggu. Saking saktinya bahkan diramal bisa picu resesi global. Tahun ini bakal jadi tahun yang berat memang untuk industri otomotif tanah air.
Kasus COVID-19 sendiri di tanah air pertama kali dilaporkan pada awal Maret. Baru dua minggu, jumlah kasus kini sudah mencapai 172. Artinya ada penambahan 10 kasus baru per hari. Laju pertumbuhan kasus per hari mencapai 30%.
Berdasarkan estimasi Badan Inteligen Negara (BIN) wabah COVID-19 baru akan mencapai puncaknya pada Mei nanti atau tepatnya saat bulan Ramadhan. Jika tak bisa segera dijinakkan, maka kerugian ekonomi akibat COVID-19 akan makin signifikan dan penjualan mobil berpotensi besar akan drop.
TIM RISET CNBC INDONESIA (twg/twg)
Ekonomi domestik juga akan terdampak oleh kondisi ekonomi global yang tidak kondusif. OECD memperkirakan ekonomi Indonesia bakal tumbuh di bawah 5% untuk tahun 2020.
Indonesia yang ekonominya masih bertumpu pada sektor komoditas tak bisa kebal dari shock ini. Komoditas ekspor unggulan Indonesia adalah batu bara dan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO).
Jika harga batu bara yang sudah mengalami pelemahan harus mengalami pelemahan lagi dan signifikan tentu ini akan membuat daya beli masyarakat terutama daerah-daerah yang kaya akan batu bara juga ikut terpukul.
Dari sisi konsumen, outlook ekonomi masih positif. Rilis data Bank Indonesia (BI) menunjukkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dua bulan terakhir masih berada di atas 100. Angka pembacaan di atas 100 menunjukkan bahwa konsumen masih optimistis dalam memandang perekonomian.
Namun IKK pada bulan Februari berada di angka 117,7 dan merupakan yang terendah sejak Maret 2017. Bukan tidak mungkin optimisme konsumen masih akan terus tergerus yang pasti ini bukanlah indikator yang baik.
COVID-19, musuh tak kasat mata ini memang sangat sakti dan bisa memaksa rantai pasok global jadi terganggu. Saking saktinya bahkan diramal bisa picu resesi global. Tahun ini bakal jadi tahun yang berat memang untuk industri otomotif tanah air.
Kasus COVID-19 sendiri di tanah air pertama kali dilaporkan pada awal Maret. Baru dua minggu, jumlah kasus kini sudah mencapai 172. Artinya ada penambahan 10 kasus baru per hari. Laju pertumbuhan kasus per hari mencapai 30%.
Berdasarkan estimasi Badan Inteligen Negara (BIN) wabah COVID-19 baru akan mencapai puncaknya pada Mei nanti atau tepatnya saat bulan Ramadhan. Jika tak bisa segera dijinakkan, maka kerugian ekonomi akibat COVID-19 akan makin signifikan dan penjualan mobil berpotensi besar akan drop.
TIM RISET CNBC INDONESIA (twg/twg)
Pages
Most Popular