RI Digempur Corona, Luhut: Investasi Aman, Cuma Slowdown

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
16 March 2020 20:19
Luhut sebut investasi ke Indonesia tak ada gangguan, hanya melambat saja.
Foto: Menko Maritim Luhut Pandjaitan (CNBC Indonesia)
Jakarta, CNBC Indonesia - Virus corona (COVID-19) dikhawatirkan akan berdampak buruk pada iklim investasi. Namun Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan cukup yakin dan optimis, corona virus tidak akan berdampak signifikan pada investasi. 

Dirinya menyebut sampai hari ini belum ada masalah terkait investasi, hanya eksekusinya saja yang mundur. Meski diterjang corona, target investasi akan terus dikejar.

"Dari Tiongkok mereka terhenti karena corona mulai satu shift, dua shift, awal bulan depan 3 shift. Artinya sana mulai aman, investasi mereka US$ 11 miliar mulai dilakukan," ungkap Luhut, Senin, (16/03/2020). 

Kemudian, imbuh Luhut, investasi dari Abu Dhabi juga tidak ada masalah, di mana investasi yang akan digelontorkan mencapai sekitar US$ 8,9 miliar dolar. Menurutnya sampai saat ini masih terus berjalan. "Kemudian dari Australia Andrew Forest  untuk hydro power jalan overall oke, slow down eksekusi itu saja," imbuhnya. 



Sebagai informasi, salah satu investasi yang akan dilakukan oleh Uni Emirat Arab (UEA) yakni di sektor energi.  Di antaranya Kilang Balikpapan, Balongan, peningkatan kapasitas pabrik Inalum, dan pembangunan PLTS Cirata. Sebelumnya Luhut menyebut untuk empat sektor ini UEA akan berinvestasi sekitar US$ 3,9 miliar (US$ 4 miliar).

"Bukan komitmen (US$ 4) tapi itu sudah akan dimasukkan misalnya masuk kilang Balongan, masuk Balikpapan, masuk dengan Inalum," ungkap Luhut di Kantornya, Selasa, (7/01/2020).

Duta Besar Indonesia untuk Uni Emirat Arab (UEA) Husin Bagis menerangkan investasi di Balongan bekerjasama dengan Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC), Balikpapan bekerjasama dengan Mubadala. Kemudian pembangunan PLTU Cirata bekerjasama dengan Masdar, dan Inalum bekerjasama dengan Emirates Global Aluminium (EGA).

"Inalumnya, pertama, meningkatkan teknologi di Sumut, baru pindah ke Kaltara. Mereka buat project studi. Kenapa disana? Karena ada sungai, kalau mau buat hydropower lebih murah. Soalnya kan kalau smelter itu yang mahal kan listriknya. Jadi, mereka mau bikin listrik yang murah. Kalau yang di Sumut peningkatan kapasitas dan teknologi. Tapi grand investnya di Kalimantan Utara (Kaltara)," terangnya.

[Gambas:Video CNBC]




(gus) Next Article Luhut Sebut Ada Investasi Rp 890 T, Ini Daftar Proyeknya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular