
Utang Luar Negeri Swasta Melambat, BUMN Masih Kencang!
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
17 March 2020 07:49

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) melaporkan Utang Luar Negeri (ULN) nasional pada Januari 2020 sebesar US$ 410,8 miliar atau sekira Rp 6.127,2 triliun dengan kurs saat ini. Naik 7,5% year-on-year (YoY) dibandingkan bulan sebelumnya, melambat dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yaitu 7.7% YoY.
Dari angka ULN US$ 410,8 miliar, US$ 207,8 miliar adalah utang pemerintah dan bank sentral sementara US$ 203 miliar merupakan utang swasta (termasuk Badan Usaha Milik Negara/BUMN). Perlambatan pertumbuhan ULN disebabkan yang disebut belakangan.
Pada Januari 2020, ULN swasta tumbuh 5,8% YoY. Melambat dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 6,5% YoY yang dipengaruhi oleh perlambatan ULN lembaga keuangan.
Secara sektoral, ULN swasta didominasi oleh sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara (LGA), sektor pertambangan dan penggalian, dan sektor industri pengolahan. Pangsa ULN pada keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 77,3%.
Meski secara umum ULN swasta melambat, tetapi tidak demikian dengan ULN BUMN. Pada Januari, terlihat ada lonjakan ULN BUMN.
BI mencatat ULN BUMN sektor keuangan pada Januari 2020 adalah US$ 7,81 miliar. Naik 10,18% YoY. Pada Desember 2019, pertumbuhan ULN BUMN keuangan adalah 9,31%, berarti ada percepatan.
Kemudian ULN BUMN non-keuangan pada Januari 2020 adalah US$ 42,59 miliar. Melonjak 20,14% YoY. Angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan Desember 2019 yaitu 19,65% YoY.
Di sisi lain, ULN pemerintah tumbuh 9,5% YoY. Terakselerasi dibandingkan Desember 2019 yang tumbuh 9,1%.
"Perkembangan ULN pemerintah didominasi oleh arus dana investor non-residen di pasar Surat Berharga Nasional (SBN), termasuk dari penerbitan obligasi global dalam mata uang dolar AS dan euro. Penerbitan obligasi global merupakan bagian dari strategi pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan memanfaatkan kondisi pasar keuangan yang relatif stabil dan persepsi positif yang kuat dari investor pada awal tahun," papar keterangan tertulis BI yang dirilis hari ini, Senin (16/3/2020).
Posisi obligasi global pada Januari 2020, lanjut laporan BI, meningkat US$ 2,7 miliar atau tumbuh 8,1% YoY. Sementara itu, posisi SBN domestik meningkat sebesar US$ 2,4 miliar atau tumbuh 21,9% YoY.
"Pengelolaan ULN pemerintah diprioritaskan untuk membiayai pembangunan pada beberapa sektor produktif yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, yaitu sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (23,5% dari total ULN pemerintah), sektor jasa pendidikan (16,3%), sektor konstruksi (16,2%), sektor jasa keuangan dan asuransi (12,9%), serta sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (11,6%)," demikian sebut laporan BI.
(aji/aji) Next Article Aduh! Utang Luar Negeri RI Tumbuh Double Digit, Bahaya?
Dari angka ULN US$ 410,8 miliar, US$ 207,8 miliar adalah utang pemerintah dan bank sentral sementara US$ 203 miliar merupakan utang swasta (termasuk Badan Usaha Milik Negara/BUMN). Perlambatan pertumbuhan ULN disebabkan yang disebut belakangan.
Secara sektoral, ULN swasta didominasi oleh sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara (LGA), sektor pertambangan dan penggalian, dan sektor industri pengolahan. Pangsa ULN pada keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 77,3%.
Meski secara umum ULN swasta melambat, tetapi tidak demikian dengan ULN BUMN. Pada Januari, terlihat ada lonjakan ULN BUMN.
BI mencatat ULN BUMN sektor keuangan pada Januari 2020 adalah US$ 7,81 miliar. Naik 10,18% YoY. Pada Desember 2019, pertumbuhan ULN BUMN keuangan adalah 9,31%, berarti ada percepatan.
Kemudian ULN BUMN non-keuangan pada Januari 2020 adalah US$ 42,59 miliar. Melonjak 20,14% YoY. Angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan Desember 2019 yaitu 19,65% YoY.
Di sisi lain, ULN pemerintah tumbuh 9,5% YoY. Terakselerasi dibandingkan Desember 2019 yang tumbuh 9,1%.
"Perkembangan ULN pemerintah didominasi oleh arus dana investor non-residen di pasar Surat Berharga Nasional (SBN), termasuk dari penerbitan obligasi global dalam mata uang dolar AS dan euro. Penerbitan obligasi global merupakan bagian dari strategi pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan memanfaatkan kondisi pasar keuangan yang relatif stabil dan persepsi positif yang kuat dari investor pada awal tahun," papar keterangan tertulis BI yang dirilis hari ini, Senin (16/3/2020).
Posisi obligasi global pada Januari 2020, lanjut laporan BI, meningkat US$ 2,7 miliar atau tumbuh 8,1% YoY. Sementara itu, posisi SBN domestik meningkat sebesar US$ 2,4 miliar atau tumbuh 21,9% YoY.
"Pengelolaan ULN pemerintah diprioritaskan untuk membiayai pembangunan pada beberapa sektor produktif yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, yaitu sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (23,5% dari total ULN pemerintah), sektor jasa pendidikan (16,3%), sektor konstruksi (16,2%), sektor jasa keuangan dan asuransi (12,9%), serta sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (11,6%)," demikian sebut laporan BI.
(aji/aji) Next Article Aduh! Utang Luar Negeri RI Tumbuh Double Digit, Bahaya?
Most Popular