
Isu Lockdown Picu Panic Buying, Peritel Pastikan Stok Aman!
Ferry Sandi, CNBC Indonesia
16 March 2020 12:52

Jakarta, CNBC Indonesia - Pelaku usaha ritel mengakui terjadi eskalasi transaksi belanja konsumen di ritel-ritel terutama di Jakarta dan sekitarnya pada Sabtu (14/3). Hal ini menyusul kebijakan-kebijakan yang baru dirilis pemerintah pusat dan daerah terkait antisipasi corona, antara lain sekolah diliburkan dua pekan dan imbauan Presiden Jokowi agar bekerja di rumah, termasuk perkembangan terkini di dunia.
Anggota Dewan Penasihat Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO) Tutum Rahanta kepada CNBC Indonesia, Senin (16/3), menjelaskan dua hari lalu memang terjadi rush pembelian di toko-toko ritel. Hal serupa sempat terjadi panic buying pada Senin (2/3) saat kali pertama kasus positif corona terjadi di Indonesia.
"Terjadi rush lagi dua hari lalu pada Sabtu, itu manusiawi, tapi tetap kami sebagai pelaku usaha mohon konsumen jangan berbelanja berlebihan, karena stok cukup," tegas Tutum.
Ia mengatakan pada Senin (16/3), pantauan di lapangan terkini sudah terjadi penurunan (slowdown) dari panic buying yang sempat terjadi. Ini karena memang pelaku usaha ritel terus menyiapkan stok kebutuhan dan tetap melayani masyarakat.
"Hari ini (Senin/16/3) slowdown, karena toko tetap buka, supply masih aman," katanya
"Jadi kami dari pelaku usaha mengimbau, masyarakat tetap tenang, tokok-toko tetap buka seperti biasa, melayani, nggak usah panic buying," katanya.
Tutum juga terus mendorong anak buahnya tetap tidak panik melayani konsumen. Ia mengimbau kewaspadaan tetap diberlakukan tapi jangan panik.
Namun, Tutum sebagai peritel mendorong agar pasokan masker segera ditambah oleh pemasok. Ia mengeluhkan banyak tindakan-tindakan soal penimbunan masker di masyarakat, tapi pada kenyataannya ketersediaan masker masih sulit ditemukan di toko-toko ritel.
(hoi/hoi) Next Article Wah! China Lockdown Kota Karena 70 Kasus Corona
Anggota Dewan Penasihat Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO) Tutum Rahanta kepada CNBC Indonesia, Senin (16/3), menjelaskan dua hari lalu memang terjadi rush pembelian di toko-toko ritel. Hal serupa sempat terjadi panic buying pada Senin (2/3) saat kali pertama kasus positif corona terjadi di Indonesia.
"Terjadi rush lagi dua hari lalu pada Sabtu, itu manusiawi, tapi tetap kami sebagai pelaku usaha mohon konsumen jangan berbelanja berlebihan, karena stok cukup," tegas Tutum.
Ia mengatakan pada Senin (16/3), pantauan di lapangan terkini sudah terjadi penurunan (slowdown) dari panic buying yang sempat terjadi. Ini karena memang pelaku usaha ritel terus menyiapkan stok kebutuhan dan tetap melayani masyarakat.
"Hari ini (Senin/16/3) slowdown, karena toko tetap buka, supply masih aman," katanya
"Jadi kami dari pelaku usaha mengimbau, masyarakat tetap tenang, tokok-toko tetap buka seperti biasa, melayani, nggak usah panic buying," katanya.
Tutum juga terus mendorong anak buahnya tetap tidak panik melayani konsumen. Ia mengimbau kewaspadaan tetap diberlakukan tapi jangan panik.
Namun, Tutum sebagai peritel mendorong agar pasokan masker segera ditambah oleh pemasok. Ia mengeluhkan banyak tindakan-tindakan soal penimbunan masker di masyarakat, tapi pada kenyataannya ketersediaan masker masih sulit ditemukan di toko-toko ritel.
(hoi/hoi) Next Article Wah! China Lockdown Kota Karena 70 Kasus Corona
Most Popular