Batu Bara RI Dibayangi Corona, Investasi & PNBP 2020 Suram

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
12 March 2020 16:31
RI dipastikan ngos-ngosan kejar investasi di sektor minerba karena bayang-bayang wabah corona
Foto: Istimewa
Jakarta, CNBC Indonesia - Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) tahun ini menargetkan investasi sebesar US$ 7,7 miliar di mana realisasi sampai dengan 6 Maret 2020 mencapai US$ 193 juta atau 2,52%.

Target investasi ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebesar US$ 6,1 miliar dengan realisasi US$ 6,5 miliar. 

Target investasi tahun ini dibayang-bayangi munculnya virus corona. Namun Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bambang Gatot Ariyono mengaku optimistis target investasi bisa tercapai. 

"Ini ramalan semua, kalau seandainya jangka panjang ya mungkin investasi nggak tercapai. Tapi kalau segera membaik lagi saya kira US$ 7 miliar bisa tercapai," ungkap Bambang di Kantornya, Kamis, (12/03/2020). 



Menurutnya dengan kebijkan yang memberikan kesempatan untuk perusahaan-perusahaan kecil masuk ke Indonesia diharapkan akan semakin mendorong pencapaian target. "Jangan sampai terjadi panjang sehingga invetasi US$ 7 miliar bisa tercapai," imbuhnya. 

Di sisi lain, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) di sektor minerba tahun ini diproyeksikan turun ke posisi Rp 44,34 triliun dibandingkan tahun sebelumnya Rp 45,59 triliun. Realisasi PNBP sampai dengan 6 Maret 2020 sebesar Rp 5,86 triliun atau 13,20%. Bambang menyebut turunnya PNBP tahun ini karena dipengaruhi oleh faktor harga. 

"PNBP tahun ini memang targetnya lebih kecil dari pada penerimaan 2019 karena kita tahu PNBP sangat dipengaruhi faktor harga," jelasnya. 

Dirinya menyebut di sektor miberba, batu bara menjadi komoditas yang menyumbang PNBP tersebesar, sekitar 80%. Harga batu bara, imbuhnya, turun dibandingkan tahun 2019. "Kemarin US$80-90 sekarang rata-rata US$ 60an." 

Sebelumnya, kabar buruk juga melanda sektor batu bara Indonesia. musababnya pemerintah China memutuskan untuk menutup permintaan atau impor pasokan batu bara ke negerinya sampai April ini.

Meskipun kebijakan China ini bersifat sementara, hanya sampai 1 April 2020, namun telah membuat harga komoditas ini gonjang ganjing. Untuk batu bara kalori 4200 yang sebelumnya berada di kisaran US$ 36 per ton anjlok ke level US$ 32,5 per ton untuk kontrak bulan depan.

"Jadi ini pasti ada pengaruhnya," kata Staf Ahli Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Irwandy Arif saat paparan di Ditjen Minerba, Kamis (12/3/2020).

Menurut Irwandy, Kementerian Keuangan sudah menyiapkan sejumlah langkah untuk antisipasi penurunan harga dan permintaan dengan insentif.

Bukan cuma setop, selama beberapa waktu terakhir permintaan batu bara memang sudah turun dari negeri tirai bambu tersebut. Menurut Irwandy, setidaknya 6 pembangkit besar PLTU trak beroperasi dan menyebabkan permintaan batu bara turun hingga 200 ribu ton. 

[Gambas:Video CNBC]




(gus/gus) Next Article Ada Corona, Bagaimana Nasib Ekspor 400 Juta Ton Batu Bara RI?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular