
Ada Corona, Bagaimana Nasib Ekspor 400 Juta Ton Batu Bara RI?
Anisatul Umah, CNBC Indonesia
11 February 2020 19:11

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut virus corona sampai saat ini belum berdampak pada komoditas batu bara.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono mengatakan dari total produksi batu bara, sebanyak 400 juta ton produksi diekspor. Ekspor batu bara terbesar di antaranya ke negara China, Jepang, dan India.
"Saya bilang kalau komoditi mungkin terpengaruh tetapi kalau batu bara sampai saat ini belum. Belum ada (laporan). Hampir 400 juta ton itu kan ke ekspor, ke China, Jepang cukup besar tapi saya angkanya nggak tahu pasti tapi yang jelas China termasuk yang besar India China Jepang itu besar-besar," ungkapnya selepas Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi VII DPR RI, Selasa, (11/02/2020).
Meski sekarang belum terpengaruh apapun, dalam jangka panjang Bambang menyebut bisa jadi terpengaruh. Sayang, Bambang tidak menyebut berapa lama dampak virus akan berpengaruh ke komoditas batu bara.
"Ya kan saya nggak tahucoronanya selesai berapa lama sayangga tahu. Berapa lama karena corona selesai kapan? Tahun depan selesai apa tahun ini selesai,"tanyanya.
Terkait dampak virus corona Anggota Komisi VII DPR RI Ina Elizabeth Kobak menyebut sudah banyak yang terpapar virus corona. "Kan minyak dan tembaga sudah terpapar, batu bara memang belum, tapi bagaimanana kalau tahu-tahu terdampak," ungkapnya dalam RDP.
Hal senada disampaikan Ketua Komisi VII DPR Sugeng Suparwoto. Dirinya menyebut dampak dari virus corona sudah mengurangi 20% dari kebutuhan minyak. "Diperkirakan batu bara akan terkoreksi turun," terangnya.
Meski virus corona disebut belum berdampak pada batu bara, namun sudah untuk komoditas timah. PT Timah Tbk (TINS) menyebut harga jual timah di awal tahun ini kembali turun akibat penyebaran virus corona. Kondisi ini memicu perusahaan masih akan menunggu perkembangan pasar untuk mengakselerasi penjualan, terutama pasar ekspor.
(gus/gus) Next Article Harga Merosot, Tambang Batu Bara RI Bisa Turunkan Produksi
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono mengatakan dari total produksi batu bara, sebanyak 400 juta ton produksi diekspor. Ekspor batu bara terbesar di antaranya ke negara China, Jepang, dan India.
"Saya bilang kalau komoditi mungkin terpengaruh tetapi kalau batu bara sampai saat ini belum. Belum ada (laporan). Hampir 400 juta ton itu kan ke ekspor, ke China, Jepang cukup besar tapi saya angkanya nggak tahu pasti tapi yang jelas China termasuk yang besar India China Jepang itu besar-besar," ungkapnya selepas Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi VII DPR RI, Selasa, (11/02/2020).
"Ya kan saya nggak tahucoronanya selesai berapa lama sayangga tahu. Berapa lama karena corona selesai kapan? Tahun depan selesai apa tahun ini selesai,"tanyanya.
Terkait dampak virus corona Anggota Komisi VII DPR RI Ina Elizabeth Kobak menyebut sudah banyak yang terpapar virus corona. "Kan minyak dan tembaga sudah terpapar, batu bara memang belum, tapi bagaimanana kalau tahu-tahu terdampak," ungkapnya dalam RDP.
Hal senada disampaikan Ketua Komisi VII DPR Sugeng Suparwoto. Dirinya menyebut dampak dari virus corona sudah mengurangi 20% dari kebutuhan minyak. "Diperkirakan batu bara akan terkoreksi turun," terangnya.
Meski virus corona disebut belum berdampak pada batu bara, namun sudah untuk komoditas timah. PT Timah Tbk (TINS) menyebut harga jual timah di awal tahun ini kembali turun akibat penyebaran virus corona. Kondisi ini memicu perusahaan masih akan menunggu perkembangan pasar untuk mengakselerasi penjualan, terutama pasar ekspor.
(gus/gus) Next Article Harga Merosot, Tambang Batu Bara RI Bisa Turunkan Produksi
Most Popular