China Setop Impor, Saham Emiten Batu Bara Berguguran

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
12 March 2020 13:27
Ini membuat harga saham-saham batu bara yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) rontok.
Foto: REUTERS/Kristina Barker/File Photo
Jakarta, CNBC Indonesia - Sektor pertambangan batu-bara Indonesia kini sedang was-was. Musababnya pemerintah China memutuskan untuk menutup permintaan atau impor pasokan batu bara ke negerinya sampai April ini gara-gara virus corona (COVID-19). Ini membuat harga saham-saham batu bara yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) di sesi I, Kamis ini rontok.

Mengacu data BEI, pada perdagangan sesi I, Kamis (11/3/2020), harga saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) ambles 9,33% ke level Rp 875/unit.

Selain itu, saham PT Indika Energy Tbk (INDY) juga terpangkas 7,56% ke level Rp 550/unit, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) drop 5,54% ke level harga Rp 8.525/saham, saham PT Harum Energy Tbk (HRUM) turun 5,14% ke level harga Rp 1.200/unit dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) terkoreksi 2,73% ke level Rp 2.140/unit.

Meskipun kebijakan China ini bersifat sementara, hanya sampai 1 April 2020, namun telah membuat harga komoditas ini fluktuatif. Untuk batu bara kalori 4200 yang sebelumnya berada di kisaran US$ 36 per ton anjlok ke level US$ 32,5 per ton untuk kontrak bulan depan.


"Jadi ini pasti ada pengaruhnya," kata Staf Ahli Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Irwandy Arif saat paparan di Ditjen Minerba, Kamis (12/3/2020).

Menurut Irwandy, pihak Kementerian Keuangan sudah menyiapkan sejumlah langkah untuk antisipasi penurunan harga dan permintaan dengan insentif.

Bukan cuma setop, selama beberapa waktu terakhir permintaan batu bara memang sudah turun dari Negeri Tirai Bambu tersebut. Menurut Irwandy, setidaknya 6 pembangkit besar PLTU tak beroperasi dan menyebabkan permintaan batu bara turun hingga 200.000 ton.

Pengaruh segala yang terjadi saat ini, menurutnya akan tampak di Juni hingga akhir tahun mendatang.

"Penjualan secara umum pasti ada pengurangan, Gubernur BI juga sudah perkirakan pertumbuhan ekonomi 5,3% akan dikoreksi mungkin jadi 5,1%. Pengamat ekonomi nilai mungkin turunnya lebih jauh."


Jika dampak corona ini makin meluas, sulit diprediksi bagaimana nasib industri pertambangan. Sejauh ini selama 2019 harga minerba sudah turun sampai 30% dibanding tahun sebelumnya, saat belum terdapat corona.

Kondisi pertambangan pun tidak bisa digeneralisir, semua tambang masih berproduksi normal namun apakah akan terjadi penurunan produksi baru bisa dilihat Juni mendatang.

Sementara itu, harga batu bara dunia menyentuh level terendah sejak September tahun lalu membuat si batu hitam ini jadi murah. Pada penutupan perdagangan kemarin, Rabu (11/3) harga batu bara kontrak berjangka ICE Newcastle ditutup menguat 0,7% ke level US$ 65,05/ton, mengacu data Refinitiv.

Sebelumnya harga batu bara jatuh mengekor anjloknya harga minyak. Maklum kinerja impor batu bara di negara-negara kawasan Asia cenderung menurun dibanding tahun lalu. Walau harga batu bara naik, tetapi kinerja impor batu bara di kawasan Asia masih jauh dari tahun lalu.

[Gambas:Video CNBC]



(hps/tas) Next Article Harga Batu Bara Menguat, Harga Saham PTBA CS Melesat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular