Genjot Kopi RI, Mentan Syahrul Dorong KUR Rp 4 T untuk Petani

Leidy Febian, CNBC Indonesia
12 March 2020 11:51
Produktivitas kopi di Indonesia masih rendah sehingga perlu dimaksimalkan.
Foto: Menteri Pertanian Syahrul Yasin LImpo (Dok. Kementan)
Jakarta, CNBC Indonesia - Produktivitas kopi di Indonesia masih rendah sehingga perlu dimaksimalkan. Caranya dengan membantu para petani untuk mendapat akses pembiayaan untuk meningkatkan produktivitas dan pengembangan usaha kopi.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan produksi kopi nasional tahun 2018 sebesar 717,9 ribu ton dari luas areal mencapai 1,23 juta hektare atau 0,58 ton/hektare.

Masih rendahnya produksi yang masih jauh dari potensi optimal, menurut Mentan Syahrul disebabkan oleh kondisi tanaman yang sudah tua dan tidak produktif, tanaman yang diusahakan bukan klon/varietas unggul, serangan OPT dan belum maksimalnya Good Agricultural Practices (GAP) secara konsisten serta dampak terjadinya perubahan iklim.

"Di samping itu, pada aspek hilir, kualitas biji juga masih rendah antara lain karena penanganan panen dan pasca panen belum sesuai Good Handling Practices (GHP)," kata Syahrul Hari Kopi Nasional di Auditorium Gedung F Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu (11/3).

Asep Sukarna dari Asosiasi Petani Kopi (APEKI) Bandung Barat Propinsi Jawa Barat mengatakan bahwa fasilitasi penanaman dari Pemerintah dan swadaya masyarakat dalam kurun waktu lima tahun terakhir sangat tinggi.

Namun, Asep lebih lanjut menjelaskan pembangunan atau fasilitasi Unit Pengolahan Hasil (UPH) dan pasca panen belum memadai. Menurutnya, ini bisa menjadi bom waktu dikarenakan produksi melimpah sedangkan sarana dan prasarana pengolahan kurang.

"Apalagi sekarang kita menghadapi virus corona yang berpotensi menghambat ekspor. Sekarang ini para importir kondisinya masih menahan PO-nya. Padahal 70 persen kopi asalan di Jabar di ekspor ke luar negeri. Kalau tidak ada rencana strategis memaksimalkan pasar lokal bisa terjadi penumpukan produksi dan penurunan harga," katanya.

Untuk menjawab permasalahan tersebut, Kementan melalui Direktorat Jenderal Perkebunan telah melakukan berbagai upaya antara lain dengan pengembangan kopi berkelanjutan dengan kegiatan utamanya yaitu perluasan, rehabilitasi, intensifikasi, bantuan alat pertanian pasca panen termasuk unit pengolahan.

Selain mendorong peningkatan produksi, Mentan Syahrul juga mendorong kemandirian para petani dalam mengembangkan usaha taninya dengan mengakses pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR).



"Skema pembiayaan KUR tahun 2020, untuk sub sektor perkebunan dialokasikan Rp 20,37 triliun. Dari jumlah itu, KUR komoditas kopi ditargetkan sebesar Rp 3,96 triliun pada kegiatan hulu dan Rp 60 miliar pada kegiatan hilir," kata Syahrul.

Mentan Syahrul menyerahkan KUR Kopi kepada petani kopi asal Jawa barat dengan nilai Rp194 juta dari Bank BNI, BRI dan Mandiri.

Usep Mulayana, perwakilan petani kopi asal Desa Simpang Kecamatan Cikajang Kabupaten Garut penerima KUR Kopi mengucapkan terima kasih atas bantuan permodalan yang diberikan.

"Sudah hampir 12 tahun saya menggarap kebun, luasnya dua hektare dengan jenis kopi arabika, per tahun lima ton hasilnya. Bantuan KUR ini akan saya manfaatkan sebaik-baiknya untuk meningkatkan hasil terutama untuk pemeliharaan. Karena setiap akan panen, kebun kami biasanya diserang penggerek batang dan semut," ujar Usep.

[Gambas:Video CNBC]




(hoi/hoi) Next Article Amran Sebut Ada Mafia, Mentan Limpo: Mana Itu Mafia?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular