Mal Mulai Ditinggal Pengunjung Gegara Corona, Ritel Menjerit

Anisatul Umah & Ferry Sandi, CNBC Indonesia
11 March 2020 19:37
Penurunan pengunjung ritel karena corona sudah terasa di pusat-pusat belanja.
Foto: Penjual di Mall (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pusat perbelanjaan di Jakarta mulai terpukul imbas dari wabah COVID-19. Hal ini terlihat di salah satu pusat perbelanjaan yang berada di Jakarta Pusat, Plaza Atrium. Menurut pengakuan pedagang, waktu andalan saat jam istirahat kerja atau makan siang kini tidak banyak membantu bagi penjualan mereka.

Salah satunya dirasa oleh penjual Batik, Nurida. Ia mengaku, omzetnya terjun bebas akibat dampak dari COVID-19.

"Drastis banget. Kalau biasa omzet Rp 4-5 juta sekarang paling dapat Rp 1 juta/harinya. Jadi drastis banget, drastis. Pengunjung juga drastis. (Jadi) dikit, berkurang banget. Liat aja nih satu-dua (orang) biasanya kan banyak. Apalagi jam-jam istirahat (makan siang) kan ramai," katanya kepada CNBC Indonesia, Rabu (11/3).

Hal sama terjadi pada tenant lainnya, banyak pedagang yang terlihat lebih banyak duduk menunggu pembeli. Sesekali mereka berdiri sembari menawarkan dagangannya kepada pengunjung mal yang lewat.

"Sama (dengan pedagang lain). Biasanya melayani customer sekarang nggak ada. Biasanya jam segini (15.00 WIB) ramai-ramainya ngejar-ngejar omzetnya. Sekarang lihat samping-samping mana ada customer? Nggak ada kan. Tapi kenyataannya sekarang drastis menurun," sebut Nurida.

Ia pun menceritakan bagaimana penurunan omzet itu amat terasa, penurunannya bahkan hingga 80%. Sehingga sangat terbebani dengan biaya sewa tempat yang kini diakuinya, sudah sulit terkejar.



"(Sewa tempat) Rp 1,5 juta ukuran 2x2 meter, tergantung posisi. Kalau di (bagian) depan ada yang Rp 2 juta, makanya pada teriak semua. Pada mengeluh, teriak semua. Karena kan emang pengaruh banget," katanya.

Ia pun mengungkapkan fakta menarik lain. Dimana bukan hanya pedagang barang saja yang terkena dampak, tapi juga berimbas pada pedagang makanan.

"Makanan saja sepi sampai (nawarin) order-order ke lantai bawah. Biasanya kan nggak, restoran-restoran ini pada nawarin ke bawah. Sekarang turun banget (penjualan)," sebutnya.

Pengakuan bukan hanya oleh Nurida, pedagang lainnya yakni Rahmat Hidayat juga mengalami hal serupa. Ia adalah penjual beragam kebutuhan sehari-hari seperti gelas, sabuk hingga dengan harga yang sama, yakni Rp 50 ribu.

"Menurun semenjak corona, mulai sepi. Jauh bedanya. Sekarang buat sewanya doang. kalo penjualan (menurun)," katanya.

Namun, tidak seperti penjual batik Nurida, penurunan penjualan yang dialami Rahmat tak signifikan. Setidaknya bisa menutup harga sewa tempat yang ditanggung pedagang.

"Penurunan omzet ada setengahnya," katanya.

Di mal lain, salah satu pedagang handphone di Pejaten Village Supriyadi mengaku omzetnya menurun sejak kasus corona. Turunnya omzet dirinya sebut dampak dari anjloknya pengunjung.

"Paling dampaknya jadi makin sepi saja pengunjung mal Penurunan sampai Rp 20 jutaan omset bulan ini," ungkapnya, Rabu, (11/03/2020).

Namun, salah satu pengunjung mal, Umi Nur mengaku tidak khawatir berkunjung ke mal, yang terpenting adalah menjaga kesehatan dan sering-sering cuci tangan. Pihak pengelola juga menyediakan pembersih tangan yang artinya pengelola publik pun melakukan antisipasi.

"Aku lihat banyak juga yang pakai masker, itu mungkin bentuk antisipasi," katanya.

Pengunjung lain Jamal Ramadhan mengaku ada sedikit kekhawatiran, namun itu bukan alasan untuk tidak beraktivitas di luar rumah. Menurutnya yang terpenting adalah selalu menjaga kesehatan sehingga daya tahan tumbuh kuat.

"Asal jangan panik saja," tegasnya.

Salah satu pengunjung M Latif lain mengatakan tidak khawatir berkunjung ke mal, yang terpenting adalah mengikuti aturan pencegahan. "Perhatikan untuk mencuci tangan setiap saat," katanya.

[Gambas:Video CNBC]




(hoi) Next Article Kenali Ciri & Gejala Virus Corona, Ini Penjelasan IDI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular