Corona Terus Aktif, Dow Futures Terindikasi Melemah 600 Poin

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
11 March 2020 18:41
Pasar derivatif saham AS berbalik melemah pada Rabu (11/3/2020), memperparah volatilitas bursa saham di Negeri Adidaya tersebut.
Foto: Wall Street (AP Photo/Richard Drew)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar derivatif saham AS berbalik melemah pada Rabu (11/3/2020), memperparah volatilitas bursa di Negeri Adidaya tersebut menyusul kenaikan jumlah kasus pengidap corona di seluruh dunia.

Pada pukul 07:00 waktu setempat (18:00 WIB), kontrak berjangka (futures) Dow Jones Industrial Average mengindikasikan koreksi lebih dari 600 poin pada pembukaan. Kontrak futures indeks S&P 500 dan Nasdaq 100 juga mengimplikasikan adanya koreksi tajam.

Jumlah penderita corona di seluruh dunia kini telah melampaui angka 100.000, menurut data Johns Hopkins University. Di AS saja, lebih dari 1.000 kasus penderita infeksi asal Wihan ini telah terkonfirmasi positif. Hal ini memicu kekhawatiran perlambatan ekonomi dunia.

Meningkatnya kekhawatiran itu memicu aksi buru aset minim risiko (safe haven) seperti obligasi pemerintah AS yang imbal hasil (yield) untuk tenor 10 tahun kini berada di level 0,7%

Bank sentral di seluruh dunia juga telah mengambil langkah untuk mengatasi perlambatan ekonomi. Bank of England (BoE) memangkas suku bunga acuannya hingga 50 basis poin ke 0,25%. Langkah ini mengikuti pemangkasan Federal Funds Rate bulan ini di kisaran yang sama.

"Saham membukukan penguatan impresif, tapi perlu ada kekuatan tambahan untuk meyakinkan pasar bahwa momentum penurunan saham telah terpatahkan," tutur Willie Delwiche, perencana investasi Baird, dalam laporan riset yang dikutip CNCB International.

Investor terus memonitor dampak corona terhadap ekonomi, sembari memperhatikan kebijakan fiskal dan moneter untuk mengatasi itu. Presiden AS Donald Trump mengusulkan pengenaan pajak Pph pribadi sebesar 0% hingga akhir tahun.

"Kita perlu melihat dukungan berarti terhadap aktivitas ekonomi dan kendala kredit terutama untuk usaha kecil, bukan hanya pendekatan yang dilaksanakan di tingkat ekskutif," ujar kepala perencana makro global Ned Davis Research Joe Kalish dalam laporan risetnya.

Ketakpastian seputar stimulus fiskal, ditambah penurunan aktivitas perjalanan dan kenaikan temuan wabah corona, menekan saham maskapai dan pelayaran. Saham American Airlines, Delta Airlines, United Airlines and JetBlue Airlines anjlok lebih dari 2% di pasar pra-pembukaan.

Dari sisi fundamental, pelaku pasar akan memantau rilis harga konsumen bulanan pada pukul 08:30 waktu setempat dan angka belanja pemerintah federal.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags) Next Article Efek Corona Diyakini Terbatas, Dow Futures Bertahan Menghijau

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular