Alert! Harga Minyak Anjlok, SKK Panggil Kontraktor Migas RI
Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia
09 March 2020 13:25

Jakarta, CNBC Indonesia- Gara-gara Arab Saudi dan Rusia tak sejalan lagi soal pemangkasan produksi minyak, harga minyak dunia anjlok dalam semalam.
Ketidaksepakatan antara Saudi dan Rusia di OPEC+ ini berdampak pada harga minyak yang kini di level terendahnya, untuk WTI bahkan sudah di level US$ 30 per barel dan terus merosot.
Ini tentunya akan berdampak ke sektor migas Indonesia. Terutama dari sisi investasi dan produksi, yang di harga US$ 59 per barel saja sedang lesu. Bagaimana nanti nasib migas RI jika harga minyak terus merosot?
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas, Dwi Soetjipto, mengatakan saat ini pemerintah tengah mengantisipasi penurunan harga minyak.
Langkah pertama adalah dengan mengumpulkan para kontraktor migas, hal ini pun dikonfirmasi oleh SKK Migas. "Benar!" kata Dwi, dalam pesan singkatnya, Senin (9/3/2020).
SKK memantau ketat kegiatan investasi dan produksi kontraktor migas di Indonesia. Untuk mencegah penurunan produksi dan investasi, SKK pun menyiapkan beberapa upaya dan strategi.
Langkah pertama adalah dengan menekan cost atau biaya, "Dengan cara peningkatan efisiensi dan produktivitas," ujar Dwi dalam pesan singkatnya, Senin (09/3/2020).
Selanjutnya, SKK dipastikan akan mereview keekonomian masing-masing investor migas di dalam negeri, bagaimana dampaknya dengan penurunan harga minyak. "Dan mencari jalan untuk menjaga tingkat keekonomian yang wajar."
Lalu pastinya adalah pemerintah terus berupaya menarik minat investor untuk berinvestasi di Indonesia. "Meskipun sementara ini harga minyak sedang jatuh."
Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno menjelaskan lebih lanjut bahwa lembaganya akan melakukan revisit program dan kalkulasi lebih seksama kepada setiap KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama). "Kalkulasi lagi mana yang memang menjadi prioritas terkait dengan keekonomian," kata dia.
SKK masih memantau dengan seksama semua kinerja kontraktor sampai saat ini, "Ini masih sama-sama kita pelototi," katanya.
(gus/gus) Next Article Harga Minyak Anjlok ke US$ 30, Produksi Migas RI Terancam?
Ketidaksepakatan antara Saudi dan Rusia di OPEC+ ini berdampak pada harga minyak yang kini di level terendahnya, untuk WTI bahkan sudah di level US$ 30 per barel dan terus merosot.
Ini tentunya akan berdampak ke sektor migas Indonesia. Terutama dari sisi investasi dan produksi, yang di harga US$ 59 per barel saja sedang lesu. Bagaimana nanti nasib migas RI jika harga minyak terus merosot?
Langkah pertama adalah dengan mengumpulkan para kontraktor migas, hal ini pun dikonfirmasi oleh SKK Migas. "Benar!" kata Dwi, dalam pesan singkatnya, Senin (9/3/2020).
SKK memantau ketat kegiatan investasi dan produksi kontraktor migas di Indonesia. Untuk mencegah penurunan produksi dan investasi, SKK pun menyiapkan beberapa upaya dan strategi.
Langkah pertama adalah dengan menekan cost atau biaya, "Dengan cara peningkatan efisiensi dan produktivitas," ujar Dwi dalam pesan singkatnya, Senin (09/3/2020).
Selanjutnya, SKK dipastikan akan mereview keekonomian masing-masing investor migas di dalam negeri, bagaimana dampaknya dengan penurunan harga minyak. "Dan mencari jalan untuk menjaga tingkat keekonomian yang wajar."
Lalu pastinya adalah pemerintah terus berupaya menarik minat investor untuk berinvestasi di Indonesia. "Meskipun sementara ini harga minyak sedang jatuh."
Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno menjelaskan lebih lanjut bahwa lembaganya akan melakukan revisit program dan kalkulasi lebih seksama kepada setiap KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama). "Kalkulasi lagi mana yang memang menjadi prioritas terkait dengan keekonomian," kata dia.
SKK masih memantau dengan seksama semua kinerja kontraktor sampai saat ini, "Ini masih sama-sama kita pelototi," katanya.
(gus/gus) Next Article Harga Minyak Anjlok ke US$ 30, Produksi Migas RI Terancam?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular