Deretan Kejengkelan Jokowi, dari Bahan Baku hingga Tol Laut

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
06 March 2020 09:13
Deretan Kejengkelan Jokowi, dari Bahan Baku hingga Tol Laut
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka rapat terbatas (ratas) dengan topik pembahasan akselerasi program Tol Laut di Kantor Presiden, kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (5/3/2020).

Di depan jajaran menteri, Jokowi kembali melontarkan kekecewaannya lantaran program Tol Laut telah melenceng dari tujuan awal untuk mengurangi disparitas harga yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia.

Tol Laut adalah konsep pengangkutan logistik kelautan yang dicetuskan Jokowi yang bertujuan menghubungkan pelabuhan-pelabuhan besar yang ada di Tanah Air.


"Saya ingin ingatkan bahwa tujuan awal dari Tol Laut adalah mengurangi disparitas harga. Baik itu antarwilayah, antarpulau, antardaerah, serta satu lagi memangkas biaya logistik yang mahal," tegas Jokowi.

Berdasarkan laporan yang diterima Kepala Negara, biaya logistik antardaerah saat ini masih mahal. Misalnya, seperti biaya pengiriman barang dari Jakarta ke Padang, Jakarta ke Medan, Jakarta ke Banjarmasin.

"Jauh lebih mahal dibandingkan biaya pengiriman dari Jakarta ke Singapura, Jakarta ke Hong Kong, Jakarta ke Bangkok, dan Jakarta ke Shanghai," tegas Jokowi.

Mantan Gubernur DKI itu menginginkan keberadaan Tol Laut bisa menekan disparitas harga antardaerah yang kerap kali menjadi biang keladi tingginya inflasi. Menurutnya, perlu ada upaya konkret mengatasi hal itu.

"Kita benahi bersama sehingga tujuan awal dari tol laut untuk menekan disparitas harga antar wilayah akan bisa kita capai," tegas Jokowi.


[Gambas:Video CNBC]



Kekecewaan Jokowi kemarin, bukan kali pertama. Satu hari sebelumnya, Kepala Negara membuka rapat kerja Kementerian Perdagangan di Istana Negara, kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (4/3/2020).

Di depan jajaran menteri dan pengusaha, Jokowi mengungkap alasannya kerap kali terlihat melontarkan kekesalannya terhadap kinerja para menteri. Kepala negara mengaku tak kuasa menahan amarahnya.

"Yang sering saya marah pada menteri maupun dirjen, gara-gara hal seperti ini," tegas Jokowi.

Eks Wali Kota Solo itu mengaku cukup kecewa karena mendengar kabar ada sejumlah industri yang mengeluh karena kekurangan bahan baku. Mulai dari komoditas gula, garam, hingga gula.


Jokowi lantas mengkritik kinerja jajarannya yang selalu bekerja dengan rutinitas yang sama. Padahal, ditegaskan dia, situasi perekonomian global saat ini tidak bisa dikatakan sebagai kondisi normal.

"Ini persoalan mudah tetapi menjadi sulit karena kita rutinitas. Tidak merespons, tidak memiki feeling bahwa sekarang ini keadaan sulit. Sudah supply sulit, masuk di sini malah dipersulit," kata Jokowi.

"Yang saya lihat pertumbuhan makanan dan minuman itu naik. Mestinya kapasitas ini naik dong. Kapasitas supply bahan bakunya. Itungannya setiap tahun kita punya kok. Berapa sih kebutuhan garam industri? Berapa sih kebutuhan gula industri? Ada semuanya," tegasnya.

Jokowi meminta jajarannya untuk lebih peka terhadap situasi perekonomian dunia yang diterpa kekhawatiran virus corona (COVID-19). Terlebih, China yang menjadi mitra dagang utama Indonesia saat ini tengah terpukul.

"Jangan sampai dalam situasi demand yang terdisrupsi, situasi supply yang terdisrupsi, produksi yang terdisrupsi, kita malah enggak merespon itu, masih menganggap biasa-biasa saja," tegasnya.


[Gambas:Video CNBC]




Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular