Internasional

AS Panas di Afganistan, NATO Peringatkan Taliban

Thea Fathanah Abrar, CNBC Indonesia
05 March 2020 09:31
AS Panas di Afganistan, NATO Peringatkan Taliban
Jakarta, CNBC Indonesia - Organisasi Perjanjian Atlantik Utara atau NATO mengatakan jika Amerika Serikat (AS) hanya akan meninggalkan Afganistan jika Taliban memperbaiki komitmen mereka untuk mengurangi pertumpahan darah.

Tetapi, sejak menandatangani kesepakatan dengan Washington pada 2 Maret lalu, pasukan AS bukannya keluar, malah meningkatkan kekerasan terhadap pasukan Afganistan.

Hal ini malah menimbulkan keraguan atas pembicaraan damai antara Kabul dan Taliban yang rencananya akan dimulai pada 10 Maret mendatang.



Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg mengatakan bahwa jalan "panjang dan keras" menuju perdamaian ada di depan mata. Tetapi jika Taliban mengingkari perjanjian, pasukan asing tidak akan pergi dari sana.

"Ini adalah situasi yang sangat sulit dan Taliban harus menghormati komitmen mereka. Kita perlu melihat pengurangan kekerasan. Kami hanya bisa memberikan sisi kesepakatan kami jika Taliban memberikan sisi kesepakatan mereka," kata Stoltenberg dalam sebuah wawancara di Zagreb, dikutip dari AFP.



Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump menggembar-gemborkan kesepakatan yang ditandatangani di Doha, sebagai cara untuk mengakhiri kehadiran militer AS selama 18 tahun di Afghanistan.

Namun dalam semalam, pasukan Taliban menewaskan sedikitnya 20 tentara dan polisi Afganistan dalam serangkaian serangan. Peristiwa ini merupakan pelanggaran terbaru dari kesepakatan gencatan senjata sebelumnya.

Menurut ketentuan perjanjian itu, AS dan pasukan asing lainnya akan meninggalkan Afganistan dalam waktu 14 bulan, dan akan tunduk pada jaminan keamanan Taliban, serta janji oleh gerilyawan untuk mengadakan pembicaraan dengan pemerintah Presiden Ashraf Ghani.


[Gambas:Video CNBC]




NATO, yang memiliki 16.000 pelatihan kuat dan misi dukungan di Afghanistan, sudah lama menegaskan bahwa akan pergi dari sana ketika kondisinya benar, dan bersih dari teroris.

NATO sendiri menegaskan hal tersebut agar teroris tidak dapat menggunakan negara itu sebagai batu loncatan untuk serangan ke uar negeri.

"Perjanjian yang ditandatangani pada hari Sabtu adalah langkah pertama yang penting, tetapi itu hanya langkah pertama," kata Stoltenberg, yang waktu itu menjabat sebagai perdana menteri Norwegia mengirim pasukan ke Afghanistan setelah invasi pimpinan AS yang menggulingkan Taliban pada tahun 2001.

AS Panas di Afganistan, NATO Peringatkan TalibanFoto: Jalan panjang Afghanistan menuju perdamaian. (AP/Rahmat Gul)

"Jalan menuju perdamaian akan panjang dan sulit dan kita harus bersiap untuk kekecewaan. Pada saat yang sama, tidak ada alternatif. Satu-satunya cara untuk memiliki solusi damai adalah perjanjian yang dinegosiasikan dan untuk berbicara dengan Taliban," tambahnya.

Dengan pemilihan pada bulan November mendatang, Trump berjanji untuk mengakhiri perang terpanjang Amerika. Namun, para pengamat mengatakan tampaknya Taliban belum yakin untuk datang ke meja perundingan dengan Kabul.

Hampir tiga hari setelah menandatangani perjanjian gencatan senjata, Taliban mengumumkan bahwa mereka akan melanjutkan serangan mereka terhadap pasukan pemerintah Afghanistan.

Sebagai tanda niat mereka, menurut kementerian dalam negeri Afghanistan, militan Taliban melakukan 30 serangan di 15 dari 34 provinsi di negara itu dalam waktu 24 jam.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular