
Internasional
AS Panas di Afganistan, NATO Peringatkan Taliban
Thea Fathanah Abrar, CNBC Indonesia
05 March 2020 09:31

NATO, yang memiliki 16.000 pelatihan kuat dan misi dukungan di Afghanistan, sudah lama menegaskan bahwa akan pergi dari sana ketika kondisinya benar, dan bersih dari teroris.
NATO sendiri menegaskan hal tersebut agar teroris tidak dapat menggunakan negara itu sebagai batu loncatan untuk serangan ke uar negeri.
"Perjanjian yang ditandatangani pada hari Sabtu adalah langkah pertama yang penting, tetapi itu hanya langkah pertama," kata Stoltenberg, yang waktu itu menjabat sebagai perdana menteri Norwegia mengirim pasukan ke Afghanistan setelah invasi pimpinan AS yang menggulingkan Taliban pada tahun 2001.
"Jalan menuju perdamaian akan panjang dan sulit dan kita harus bersiap untuk kekecewaan. Pada saat yang sama, tidak ada alternatif. Satu-satunya cara untuk memiliki solusi damai adalah perjanjian yang dinegosiasikan dan untuk berbicara dengan Taliban," tambahnya.
Dengan pemilihan pada bulan November mendatang, Trump berjanji untuk mengakhiri perang terpanjang Amerika. Namun, para pengamat mengatakan tampaknya Taliban belum yakin untuk datang ke meja perundingan dengan Kabul.
Hampir tiga hari setelah menandatangani perjanjian gencatan senjata, Taliban mengumumkan bahwa mereka akan melanjutkan serangan mereka terhadap pasukan pemerintah Afghanistan.
Sebagai tanda niat mereka, menurut kementerian dalam negeri Afghanistan, militan Taliban melakukan 30 serangan di 15 dari 34 provinsi di negara itu dalam waktu 24 jam.
(sef/sef)
NATO sendiri menegaskan hal tersebut agar teroris tidak dapat menggunakan negara itu sebagai batu loncatan untuk serangan ke uar negeri.
"Perjanjian yang ditandatangani pada hari Sabtu adalah langkah pertama yang penting, tetapi itu hanya langkah pertama," kata Stoltenberg, yang waktu itu menjabat sebagai perdana menteri Norwegia mengirim pasukan ke Afghanistan setelah invasi pimpinan AS yang menggulingkan Taliban pada tahun 2001.
![]() |
"Jalan menuju perdamaian akan panjang dan sulit dan kita harus bersiap untuk kekecewaan. Pada saat yang sama, tidak ada alternatif. Satu-satunya cara untuk memiliki solusi damai adalah perjanjian yang dinegosiasikan dan untuk berbicara dengan Taliban," tambahnya.
Dengan pemilihan pada bulan November mendatang, Trump berjanji untuk mengakhiri perang terpanjang Amerika. Namun, para pengamat mengatakan tampaknya Taliban belum yakin untuk datang ke meja perundingan dengan Kabul.
Hampir tiga hari setelah menandatangani perjanjian gencatan senjata, Taliban mengumumkan bahwa mereka akan melanjutkan serangan mereka terhadap pasukan pemerintah Afghanistan.
Sebagai tanda niat mereka, menurut kementerian dalam negeri Afghanistan, militan Taliban melakukan 30 serangan di 15 dari 34 provinsi di negara itu dalam waktu 24 jam.
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular