
Ada Gonjang-Ganjing Corona, Kosmetika Kena Dampak?
Ferry Sandi, CNBC Indonesia
04 March 2020 13:25

Jakarta, CNBC Indonesia - Wabah corona di dunia telah membuat dampak signifikan terhadap banyak industri manufaktur termasuk Indonesia. Ini karena banyak bahan baku industri harus didatangkan dari negara-negara yang kena wabah seperti China.
Bagaimana dengan industri kosmetika yang juga bahan bakunya ada yang impor?
Ketua Harian Perhimpunan Perusahaan dan Asosiasi Kosmetika (PPAK) Ajeng Kusuma Ida mengaku industri kosmetika tidak terganggu secara signifikan untuk persoalan bahan baku.
Ia beralasan, produk kosmetika lebih banyak dibuat dari bahan baku dari dalam negeri. Sehingga, ketika produk impor harus kesulitan masuk ke dalam negeri karena distribusi yang terhambat, maka produsen yang terbiasa mengandalkan bahan baku dalam negeri.
"Kalau bahan baku banyak berasal dari dalam negeri saya rasa tidak akan terganggu, apalagi harga bahan baku dari luar juga akan semakin mahal akibat sulitnya distribusi," kata Ajeng kepada CNBC Indonesia, Rabu (4/3).
Ajeng menegaskan bahwa maksud pernyataannya adalah soal kebutuhan bahan baku produk dari perusahaannya. Sementara dari perusahaan PPAK lain, ia mengaku belum memiliki datanya.
"Agak sulit didapatkan angkanya, karena nggak semua perusahaan merupakan perusahaan publik, sehingga datanya juga privat," kata Director Business Development and Innovation Mustika Ratu ini.
Ajeng mengatakan banyak bahan baku lokal yang bisa digunakan oleh produsen alat kecantikan. Ia menilai, kendala impor bahan baku dari luar negeri seharusnya bisa digunakan untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi bahan baku dalam negeri di industri kosmetika.
"Untuk kosmetika, sebenarnya banyak bahan baku yang bisa digunakan di Indonesia. Dan itu beragam. Jadi saya melihat ini sebenarnya bukan hambatan, tapi justru peluang baru yang bisa dimanfaatkan," katanya.
Menurutnya, Indonesia memiliki banyak sumber bahan baku kosmetika. Jika bisa diolah secara baik, maka hasilnya bisa dimanfaatkan untuk menekan biaya.
"Indonesia itu biodiversity (keanekaragaman hayati) terbesar kedua di dunia. Diantaranya obat-obatan herbal. Jadi sebenarnya bukan hal sulit untuk menemukan bahan baku produksi kosmetika di Indonesia," katanya.
(hoi/hoi) Next Article Kenali Ciri & Gejala Virus Corona, Ini Penjelasan IDI
Bagaimana dengan industri kosmetika yang juga bahan bakunya ada yang impor?
Ketua Harian Perhimpunan Perusahaan dan Asosiasi Kosmetika (PPAK) Ajeng Kusuma Ida mengaku industri kosmetika tidak terganggu secara signifikan untuk persoalan bahan baku.
"Kalau bahan baku banyak berasal dari dalam negeri saya rasa tidak akan terganggu, apalagi harga bahan baku dari luar juga akan semakin mahal akibat sulitnya distribusi," kata Ajeng kepada CNBC Indonesia, Rabu (4/3).
Ajeng menegaskan bahwa maksud pernyataannya adalah soal kebutuhan bahan baku produk dari perusahaannya. Sementara dari perusahaan PPAK lain, ia mengaku belum memiliki datanya.
"Agak sulit didapatkan angkanya, karena nggak semua perusahaan merupakan perusahaan publik, sehingga datanya juga privat," kata Director Business Development and Innovation Mustika Ratu ini.
Ajeng mengatakan banyak bahan baku lokal yang bisa digunakan oleh produsen alat kecantikan. Ia menilai, kendala impor bahan baku dari luar negeri seharusnya bisa digunakan untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi bahan baku dalam negeri di industri kosmetika.
"Untuk kosmetika, sebenarnya banyak bahan baku yang bisa digunakan di Indonesia. Dan itu beragam. Jadi saya melihat ini sebenarnya bukan hambatan, tapi justru peluang baru yang bisa dimanfaatkan," katanya.
Menurutnya, Indonesia memiliki banyak sumber bahan baku kosmetika. Jika bisa diolah secara baik, maka hasilnya bisa dimanfaatkan untuk menekan biaya.
"Indonesia itu biodiversity (keanekaragaman hayati) terbesar kedua di dunia. Diantaranya obat-obatan herbal. Jadi sebenarnya bukan hal sulit untuk menemukan bahan baku produksi kosmetika di Indonesia," katanya.
(hoi/hoi) Next Article Kenali Ciri & Gejala Virus Corona, Ini Penjelasan IDI
Most Popular