
RI Resmi Terjangkit Covid-19 & Sikap Pemerintah Hadapi Corona
Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
03 March 2020 10:28

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah resmi menyampaikan Indonesia terkena dampak COVID-19 atau virus corona. Hal itu disampaikan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang kemudian dijelaskan secara lengkap oleh Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.
Sikap dan pernyataan Terawan menjelaskan penanganan corona pun mendapat sorotan berbagai masyarakat.
Terawan mengatakan, kasus pertama virus corona di Indonesia ini dialami oleh 2 WNI yang diketahui tinggal di Depok, Provinsi Jawa Barat.
"Kejadiannya di Jakarta, di rumahnya. Rumahnya di daerah Depok," ujar Terawan sambil tersenyum lebar di Kompleks Istana, Senin (2/3/2020).
Terawan menjelaskan, korban sudah terdeteksi sejak 1 Maret. Penulusurannya pun sudah dilakukan dan menurut dia dinas kesehatan setempat langsung memisahkan kontak korban dengan keluarga lainnya.
"Sekarang sudah dipisah, dari pas belum ada hasilnya pun, ini yang di rumah sudah kita pisahkan. Nanti saya akan dapat laporan terus," ujarnya.
Berdasarkan pernyataan Terawan, 2 WNI tersebut terkena corona karena setelah melakukan kontak dengan Warga Jepang yang diketahui terinfeksi corona.
Terawan tampak dengan yakin mengatakan bahwa 2 WNI tersebut merupakan teman dekat sang korban. Mereka juga menurut Terawan tidak sama sekali melakukan perjalanan ke luar negeri dan warga negara Jepang tersebut yang mendatangi rumah sang korban.
"Wong namanya temen deket kok hubungannya apa, ya temen deket ya temen deket. Gak ada [mereka melakukan perjalanan ke luar negeri]. Datang ke rumah dan balik lagi, ya kena," jelas Terawan.
Berdasarkan kronologis yang disampaikan Terawan, sebelum dinyatakan positif terkena virus corona, 2 WNI tersebut dinyatakan sebagai orang dalam pengawasan [ODP]. Begitu ODP, sang korban langsung dilakukan karantina dan isolasi.
"ODP jadi PDP [Pasien dalam Pengawasan], dirawat karena ada batuk pileknya dan hasilnya yang saya dapat positif. Saya lapor ke Presiden dulu, setelah dapat, Presiden sendiri yang mengumumkan," ujarnya.
Di hari itu juga, Terawan menjenguk 2 pasien tersebut di ruang isolasi Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof dr Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara.
Di RSPI, Terawan kembali memberikan keterangan pers. Sayangnya dia tidak didamping oleh dokter yang menanganinya langsung. Atau dalam hal ini, Terawan memberikan keterangannya sendirian. Hanya didampingi oleh karayawan Kementerian Kesehatan lainnya.
Menurut Terawan, pasien dalam kondisi sehat, bahkan bisa melakukan aktivitasnya melalui telepon genggamnya (handphone/hp).
"Jadi saya udah nengok ngecek semuanya, pasien dalam kondisi baik, ndak ada demam, ndak ada sesek, makan dan komunikasi juga baik. Hp-hpan sendiri juga opo bisa. Menurut saya kondisinya sehat lah dia," kata Terawan dengan logat Jawanya.
Dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan wartawan di RSPI itu, Terawan juga tampak penuh senyum. Yang jelas, kata Terawan pemerintah saat ini sudah melakukan langkah antisipatif yang rasional dalam menghadapi wabah virus comrona.
"Yang paling penting, laboratorium benar, kalau hasilnya positif ya positif, dan pemerintah sudah benar melakukan surveillance tracking, dimana yang ada kemudian step by step. Kalau grasa-grusu, nanti hasilnya tidak baik," tuturnya.
Menjawab kekhawatiran masyarakat, Terawan pun meminta kepada seluruh warga melakukan salat istighosah untuk diberikan kesehatan.
"Ikut berdoa lah kalau perlu istighosah dilakukan. Sehingga apa, semua semangatnya untuk ikut membantu menjaga kesehatan seluruh bangsa dan negara ini bisa tercapai," kata Terawan di RS Mitra Keluarga, Jalan Margonda Raya, Depok, Jawa Barat, Senin (2/3/2020), dilansir detik.com.
Pakar Komunikasi Digital Universitas Indonesia (UI) Firman Kurniawan mengatakan, berlarut-larutnya dan tidak dinyatakannya pernyataan Terawan berbasis akal, menyebabkan dinamika isu virus corona menjadi komoditi politik dan jadi perbincangan di media sosial.
Semula, pemerintah menyatakan ke rakyatnya bahwa negara ini bebas corona, padahal banyak negara lain termasuk Negeri Jiran sudah mengonfirmasi kasus virus corona di negaranya.
Firman mengamati, pada saat itu Menkes Terawan kurang memberi penjelasan masuk akal ke publik soal bagaimana bisa Indonesia bebas corona. Ketiadaan penjelasan yang masuk akal ini membuat banyak pihak tidak percaya, termasuk sebagian rakyat Indonesia sendiri hingga pihak luar negeri. Ketidakpercayaan itu muncul, menurut Firman, gara-gara gaya komunikasi Terawan.
"Antara lain ketakpercayaan itu disumbangkan oleh Menkes Agus Terawan yang pernyataannya selalu bernada spekulatif religius. Seorang penanggungjawab sebuah institusi yang mengandalkan basis akal rasional, tentu saja dituntut untuk membuat pernyataan yang masuk akal rasional, ketika Indonesia terancam serangan virus," ujar Firman dilansir detik.com, Selasa (3/3/2020).
"Juga ketika kemudian tetap yakin luput dari serangan virus, seperti pernyataannnya selama ini. Mengapa Indonesia bisa terbebas dari penularan virus, tak kunjung memperoleh penjelasan yang rasional," kata Firman melanjutkan.
(roy/roy) Next Article Virus Corona Masuk Indonesia? Ini Kata Menkes Terawan
Sikap dan pernyataan Terawan menjelaskan penanganan corona pun mendapat sorotan berbagai masyarakat.
Terawan mengatakan, kasus pertama virus corona di Indonesia ini dialami oleh 2 WNI yang diketahui tinggal di Depok, Provinsi Jawa Barat.
Terawan menjelaskan, korban sudah terdeteksi sejak 1 Maret. Penulusurannya pun sudah dilakukan dan menurut dia dinas kesehatan setempat langsung memisahkan kontak korban dengan keluarga lainnya.
"Sekarang sudah dipisah, dari pas belum ada hasilnya pun, ini yang di rumah sudah kita pisahkan. Nanti saya akan dapat laporan terus," ujarnya.
Berdasarkan pernyataan Terawan, 2 WNI tersebut terkena corona karena setelah melakukan kontak dengan Warga Jepang yang diketahui terinfeksi corona.
Terawan tampak dengan yakin mengatakan bahwa 2 WNI tersebut merupakan teman dekat sang korban. Mereka juga menurut Terawan tidak sama sekali melakukan perjalanan ke luar negeri dan warga negara Jepang tersebut yang mendatangi rumah sang korban.
"Wong namanya temen deket kok hubungannya apa, ya temen deket ya temen deket. Gak ada [mereka melakukan perjalanan ke luar negeri]. Datang ke rumah dan balik lagi, ya kena," jelas Terawan.
Berdasarkan kronologis yang disampaikan Terawan, sebelum dinyatakan positif terkena virus corona, 2 WNI tersebut dinyatakan sebagai orang dalam pengawasan [ODP]. Begitu ODP, sang korban langsung dilakukan karantina dan isolasi.
"ODP jadi PDP [Pasien dalam Pengawasan], dirawat karena ada batuk pileknya dan hasilnya yang saya dapat positif. Saya lapor ke Presiden dulu, setelah dapat, Presiden sendiri yang mengumumkan," ujarnya.
Di hari itu juga, Terawan menjenguk 2 pasien tersebut di ruang isolasi Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof dr Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara.
Di RSPI, Terawan kembali memberikan keterangan pers. Sayangnya dia tidak didamping oleh dokter yang menanganinya langsung. Atau dalam hal ini, Terawan memberikan keterangannya sendirian. Hanya didampingi oleh karayawan Kementerian Kesehatan lainnya.
Menurut Terawan, pasien dalam kondisi sehat, bahkan bisa melakukan aktivitasnya melalui telepon genggamnya (handphone/hp).
"Jadi saya udah nengok ngecek semuanya, pasien dalam kondisi baik, ndak ada demam, ndak ada sesek, makan dan komunikasi juga baik. Hp-hpan sendiri juga opo bisa. Menurut saya kondisinya sehat lah dia," kata Terawan dengan logat Jawanya.
Dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan wartawan di RSPI itu, Terawan juga tampak penuh senyum. Yang jelas, kata Terawan pemerintah saat ini sudah melakukan langkah antisipatif yang rasional dalam menghadapi wabah virus comrona.
"Yang paling penting, laboratorium benar, kalau hasilnya positif ya positif, dan pemerintah sudah benar melakukan surveillance tracking, dimana yang ada kemudian step by step. Kalau grasa-grusu, nanti hasilnya tidak baik," tuturnya.
Menjawab kekhawatiran masyarakat, Terawan pun meminta kepada seluruh warga melakukan salat istighosah untuk diberikan kesehatan.
"Ikut berdoa lah kalau perlu istighosah dilakukan. Sehingga apa, semua semangatnya untuk ikut membantu menjaga kesehatan seluruh bangsa dan negara ini bisa tercapai," kata Terawan di RS Mitra Keluarga, Jalan Margonda Raya, Depok, Jawa Barat, Senin (2/3/2020), dilansir detik.com.
Pakar Komunikasi Digital Universitas Indonesia (UI) Firman Kurniawan mengatakan, berlarut-larutnya dan tidak dinyatakannya pernyataan Terawan berbasis akal, menyebabkan dinamika isu virus corona menjadi komoditi politik dan jadi perbincangan di media sosial.
Semula, pemerintah menyatakan ke rakyatnya bahwa negara ini bebas corona, padahal banyak negara lain termasuk Negeri Jiran sudah mengonfirmasi kasus virus corona di negaranya.
Firman mengamati, pada saat itu Menkes Terawan kurang memberi penjelasan masuk akal ke publik soal bagaimana bisa Indonesia bebas corona. Ketiadaan penjelasan yang masuk akal ini membuat banyak pihak tidak percaya, termasuk sebagian rakyat Indonesia sendiri hingga pihak luar negeri. Ketidakpercayaan itu muncul, menurut Firman, gara-gara gaya komunikasi Terawan.
"Antara lain ketakpercayaan itu disumbangkan oleh Menkes Agus Terawan yang pernyataannya selalu bernada spekulatif religius. Seorang penanggungjawab sebuah institusi yang mengandalkan basis akal rasional, tentu saja dituntut untuk membuat pernyataan yang masuk akal rasional, ketika Indonesia terancam serangan virus," ujar Firman dilansir detik.com, Selasa (3/3/2020).
"Juga ketika kemudian tetap yakin luput dari serangan virus, seperti pernyataannnya selama ini. Mengapa Indonesia bisa terbebas dari penularan virus, tak kunjung memperoleh penjelasan yang rasional," kata Firman melanjutkan.
(roy/roy) Next Article Virus Corona Masuk Indonesia? Ini Kata Menkes Terawan
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular