Round Up

Tidak 'Kebal', Indonesia Akhirnya Kemasukan Corona

Redaksi, CNBC Indonesia
03 March 2020 06:00
Tidak 'Kebal', Indonesia Akhirnya Kemasukan Corona
Foto: Ruang Isolasi RSPi Sulianti Saroso. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah RI akhirnya mengumumkan kasus corona pertama di negeri ini. Hal ini bahkan langsung dikatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Senin (2/3/2020).

Ia mengatakan ada dua warga negara yang terkena virus corona, yang merupakan ibu dan anak. Mereka tertular dari WN Jepang, yang sebelumnya dikabarkan pemerintah Malaysia terkena corona.

"Orang Jepang ke Indonesia bertamu dan bertemu siapa, ditelusuri dan ketemu. Ternyata orang yang terkena virus corona berhubungan dengan dua orang," katanya. 

"Ibu 64 tahun dan putrinya 31 tahun. Cek tim kita ternyata posisi yang sakit. Dicek dan tadi pagi saya dapat laporan dari pak Menkes bahwa ibu ini dan putrinya positif corona."

Hal senada dipertegas Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Menurutnya keduanya adalah warga Depok yang semula dirawat di RS Mitra Keluarga Depok dan sudah dikarantina di RS Sulianti Suroso.

"PDP (Pasien dalam pengawasan) batuk, pilek. Kemudian dilakukan swab (test) yang hasilnya positif. Hasil ini saya dapat, saya lapor Presiden dulu. Setelah Presiden umumkan, saya akan jelaskan detailnya," katanya pada wartawan.

Menurutnya korban terinfeksi melakukan kontak dengan warga Jepang yang tinggal di Singapura. Warga Jepang tersebut merupakan pasien corona yang positif di Malaysia.

"Jadi ditularkan ... WN Jepang," tegasnya. Menurutnya pemerintah kini melakukan tracking ke mana saja kedua korban positif pernah berkontak, untuk menekan penyebaran virus.

Sementara itu, selain korban, 70 orang lainnya yang berkontak dengan kedua korban positif kini dalam pengawasan. Mereka adalah petugas kesehatan di RS Mitra Keluarga Depok.

"70 (orang) itu bukan berarti positif, tapi yang berinteraksi dengan pasien, itu dirumahkan dan sedang kita pantau," ujar Wali Kota Depok Idris Abdul Somad seperti dilansir detik.com.

"Tenaga medis yang berinteraksi, dikhawatirkan, karena mereka berinteraksi. itu dihitung semua, mereka semua dirumahkan."

[Gambas:Video CNBC]





Meski corona masuk ke Indonesia, pemerintah menegaskan warga tak perlu panik. Tapi masyarakat perlu menjaga imunitas,.

"Angka kematian juga dua persen atau di bawah, tergantung imunitas. Dari awal saya bilang jaga imunitas tubuh. Gerakan masyarakat hidup sehat," ujar Terawan.

Ini juga diutrakan organisasi kesehatan dunia (world health organization/WHO) menyatakan tingkat kematian karena virus corona lebih rendah dari SARS, yang pernah mewabah di tahun 2002-2003 lalu dan membunuh hampir 800 orang.

Dilansir dari AFP, WHO mengatakan, virus yang berasal dari China ini biasa menyerang mereka yang umurnya sudah di atas 60 tahun. Kemudian, virus ini juga biasa menyerang mereka yang tengah menderita penyakit lainnya.

Tingkat kematian akibat COVID-19 berkisar 2-5%, lebih tinggi dari penyakit flu yang angka tingkat kematiannya 0,1%. Namun, angkanya lebih rendah dari tingkat kematian pada SARS yang sebesar 9,5%.

Sementara itu, menurut hasil penelitian Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China, tingkat kematian pada pasien umumnya bervariasi berdasarkan umur. Lebih lanjut, lembaga ini mengatakan bahwa korban meninggal umumnya adalah orang lanjut usia yang telah memiliki riwayat masalah kesehatan.

"Sekitar 80% kasus virus korona bersifat ringan," menurut penelitian lembaga itu, sebagaimana dilaporkan Business Insider.

Dalam studi yang dilakukan dengan mengumpulkan data dari lebih dari 44.000 pasien yang dikonfirmasi di China hingga 11 Februari, lembaga itu menyimpulkan bahwa korban terinfeksi yang memiliki risiko kematian paling tinggi adalah mereka yang berusia di atas 80 tahun. Sementara pasien dengan usia lebih muda, memiliki risiko yang juga lebih kecil.

Berikut adalah tingkat risiko kematian penderita COVID-19 untuk setiap kelompok umur, menurut penelitian:

10-19 tahun 0,2%
20-29 tahun 0,2%
30-39 tahun 0,2%
40-49 tahun 0,4%
50-59 tahun 1,3%
60-69 tahun 3,6%
70-79 tahun 8%
80+ tahun 14,8%

Namun demikian, hasil ini tidak memperhitungkan kasus kematian pada anak di bawah 10 tahun, yang hanya mencakup kurang dari 1% dari total pasien.

Persentase kematian itu juga bisa meningkat, tergantung pada riwayat masalah penyakit apa yang sudah dimiliki penderita sebelumnya.

Misalnya pada pasien usia 70-79 tahun, yang memiliki risiko kematian 8%. Jika penderita itu memiliki riwayat penyakit jantung, maka risiko kematiannya akan meningkat sekitar 10%. Sementara untuk mereka yang menderita diabetes akan memiliki risiko kematian tambahan sekitar 7%.


Next Page
Jangan Panik
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular