Jangan-jangan Corona Tak Seseram yang Dibayangkan...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
03 March 2020 06:45
Ekonomi China Mulai Bergeliat
Foto: Warga Hong Kong mengantre membeli masker (AP Photo/Vincent Yu)
Akan tetapi, kemungkinan kedua juga tidak bisa diabaikan. Sebab meski PMI di China terkontraksi sangat dalam pada Februari, tetapi ada kemungkinan bisa langsung bangkit pada Maret.

"Kondisi terburuk sepertinya sudah berlalu. Epidemi virus corona di China sudah melalui titik puncak di China dan pemerintah bergerak untuk mengembalikan aktivitas ekonomi di luar Provinsi Hubei (ground zero penyebaran virus corona). PMI seharusnya membaik signifikan pada Maret," tegas riset Citi.

Di China, penyebaran virus corona memang mulai menunjukkan laju yang melambat. Jumlah kasus baru yang sempat bertambah sekitar 9.000 dalam sehari kini 'hanya' sekitar 1.500.

Jumlah kasus baru dalam tren menurun sejak 12 Februari. Di luar Hubei, jumlah kasus baru juga terus turun dari 889 pada 3 Februari menjadi 18 pada 22 Februari. Kasus di provinsi baru pun semakin sedikit.

"Contoh, tidak ada kasus di provinsi baru pada 22 Februari. Penyebaran di luar Hubei sudah terkendali," sebut riset Citi.

Jumlah pasien yang sembuh terus meningkat dengan laju pertumbuhan melebihi kasus baru. Rasio kematian memang meningkat menjadi 3,17% hingga 22 Februari, tetapi masih lebih rendah ketimbang wabah lain seperti SARS.

Citi
 

Sejumlah data terakhir menunjukkan aktivitas ekonomi di China mulai pulih. Hingga 22 Februari, baru 34% pemudik yang sudah kembali dari liburan Tahun Baru Imlek. Pada akhir Februari, jumlahnya akan meningkat menjadi 43%.

Artinya, sebenarnya sepinya pabrik-pabrik di China bukan hanya disebabkan oleh ketakutan terhadap virus corona. Memang pada dasarnya pemudik belum seluruhnya kembali dari kampung halaman setelah perayaan Imlek.

Kemudian, penggunaan batu bara di berbagai pembangkit listrik di China mulai naik. Pekan lalu, tingkat utilitasi batu bara di pembangkit-pembangkit listrik di China adalah 58%. Sekarang mulai naik ke 65%. Ini menggambarkan aktivitas produksi yang memakan energi mulai menggeliat.

Bank Indonesia (BI) juga memantau aktivitas ekonomi di China mulai pulih. "Dari sisi traffic di pelabuhan, kegiatan ekspor-impor di China sudah mulai terjadi peningkatan meski memang masih tahap awal. Demikian juga konsumsi batu bara di sana mulai naik meski masih di bawah normal," kata Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam jumpa pers di kantornya, kemarin.


Oleh karena itu, ada harapan China bisa pulih dengan relatif cepat dari serangan virus corona. BI memperkirakan dampak terberat akan dirasakan pada Februari dan Maret, sebelum mulai terjadi perbaikan pada April. Dalam enam bulan, ekonomi China diperkirakan sudah pulih sepenuhnya.

Jadi, memang ada peluang dampak ekonomi dari virus corona tidak sengeri yang dibayangkan sebelumnya. Semoga ini menjadi kenyataan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/sef)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular