
Duh, Corona Goyang Ekspor LNG dan Batu Bara RI
Anisatul Umah, CNBC Indonesia
28 February 2020 21:06

Jakarta, CNBC Indonesia - Corona virus berdampak pada banyak sektor, salah satunya energi. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebut keberadaan virus ini ke depan akan berdampak pada ekspor, misalnya batu bara dan liquefied natural gas (LNG).
"Saya rasa akan berdampak kan menutup mulai akan menutup industri-industri banyak terganggu di negara pembuat barang yang menggunakan energi. Negara yang menerima barang-barang konsumsi," ungkapnya di Kantor Kementerian ESDM, Jumat, (28/02/2020).
Lebih lanjut dirinya mengatakan dampak dari Corona Virus rata-rata akan berdampak pada sektor komoditas. "Komoditas sih rata-rata, akan ada pengaruhnya," imbuh Arifin.
Sebelumnya, Deputy Chairman for Marketing and Logistics Asosiasi Produsen Batubara Indonesia (APBI) Hendri Tan menerangkan dampak dari adanya virus corona, terjadi peningkatan standar pengecekan kapal. Sehingga ada tim yang naik ke kapal untuk memastikan kapal bersih dari virus.
"Dilakukan seperti biasa cuma sekarang itu lebih ketat dan lebih panjang karena jumlah orang terbatas. Waktu menunggunya lebih lama, tapi makin ke sini makin membaik," ungkapnya selepas konferensi pers di Kantor APBI, Kamis, (20/02/2020).
Menurutnya sampai sekarang tidak dilakukan karantina, hanya dilakukan pemeriksaan jika ditemukan yang berpotensi membawa virus corona. Pemeriksaan ini ternyata juga berdampak pada keterlambatan 8 jam.
"Enggak sih hanya telat saja, waktu pemeriksaan kesehatan, 8 jam (telatnya)," terangnya.
Hal ini tidak berdampak sewa tongkang atau demurrage cost. Demurrage baru dihitung setelah kapal siap muat, keterlambatan ini karena kesehatan sehingga dianggap belum siap.
Sejauh ini menurutnya juga belum ada perubahan permintaan dari China. Justru permintaan meningkat dari China karena supply dalam negerinya terganggu. Ekspor batu bara ke China tahun 2018 sebesar 118 juta ton, sayang tahun 2019 belum ada data terbaru.
"Jangka pendek ini justru akan lebih banyak permintaan karena gangguan supply di dalam negeri (China)," terangnya.
(gus) Next Article Kenali Ciri & Gejala Virus Corona, Ini Penjelasan IDI
"Saya rasa akan berdampak kan menutup mulai akan menutup industri-industri banyak terganggu di negara pembuat barang yang menggunakan energi. Negara yang menerima barang-barang konsumsi," ungkapnya di Kantor Kementerian ESDM, Jumat, (28/02/2020).
Lebih lanjut dirinya mengatakan dampak dari Corona Virus rata-rata akan berdampak pada sektor komoditas. "Komoditas sih rata-rata, akan ada pengaruhnya," imbuh Arifin.
"Dilakukan seperti biasa cuma sekarang itu lebih ketat dan lebih panjang karena jumlah orang terbatas. Waktu menunggunya lebih lama, tapi makin ke sini makin membaik," ungkapnya selepas konferensi pers di Kantor APBI, Kamis, (20/02/2020).
Menurutnya sampai sekarang tidak dilakukan karantina, hanya dilakukan pemeriksaan jika ditemukan yang berpotensi membawa virus corona. Pemeriksaan ini ternyata juga berdampak pada keterlambatan 8 jam.
"Enggak sih hanya telat saja, waktu pemeriksaan kesehatan, 8 jam (telatnya)," terangnya.
Hal ini tidak berdampak sewa tongkang atau demurrage cost. Demurrage baru dihitung setelah kapal siap muat, keterlambatan ini karena kesehatan sehingga dianggap belum siap.
Sejauh ini menurutnya juga belum ada perubahan permintaan dari China. Justru permintaan meningkat dari China karena supply dalam negerinya terganggu. Ekspor batu bara ke China tahun 2018 sebesar 118 juta ton, sayang tahun 2019 belum ada data terbaru.
"Jangka pendek ini justru akan lebih banyak permintaan karena gangguan supply di dalam negeri (China)," terangnya.
(gus) Next Article Kenali Ciri & Gejala Virus Corona, Ini Penjelasan IDI
Most Popular