Corona Buat Umroh Dilarang, Ekonomi Saudi dalam Bahaya?

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
29 February 2020 08:12
Outlook Minyak Juga Jelek, Ekonomi Arab Terancam
Foto: REUTERS/Simon Dawson
Mengingat negara-negara Timur Tengah sudah mulai terjangkiti virus corona, bukan tidak mungkin bahwa sektor pariwisata di luar wisata religi Arab Saudi juga akan ikut kena imbasnya. Dampaknya bisa meluas.

Sektor pariwisata sendiri menyumbang 20% terhadap PDB Arab Saudi non-migas atau 7% dari PDB jika sektor migas diikutsertakan. Namun dengan merebaknya virus corona ini, outlook sektor perminyakan juga jadi kelabu.

Kajian yang dilakukan oleh lembaga riset energi global (IEA) memperkirakan permintaan minyak mentah akan terpangkas sebanyak 435.000 barel per hari (bpd) pada kuartal pertama 2020, dan merupakan kontraksi yang pertama dalam 10 tahun.

IEA juga memperkirakan permintaan minyak di sepanjang 2020 akan terpangkas sebesar 365.000-825.000 bpd dan terendah sejak 2011. Permintaan diperkirakan turun karena aktivitas ekonomi jadi terpukul.

Puluhan kota dikarantina, negara membatasi akses transportasi publiknya sehingga berdampak pada terjadinya penurunan angkutan orang maupun barang lintas negara sehingga permintaan untuk bahan bakar salah satunya minyak menjadi turun.

Dampak meluasnya wabah seperti ini biasanya juga diikuti dengan himbauan berupa larangan bepergian oleh pemerintah. Orang-orang lebih banyak tinggal di rumah dan konsumsi pun berpotensi turun.

Tak tanggung-tanggung, akibat merebaknya virus yang kini dinamai COVID-19 ini membuat harga minyak langsung diganjar anjlok. Harga minyak telah tergelincir sejak awal tahun sebesar 24% untuk jenis minyak Brent.



Merespons hal tersebut organisasi pengekspor minyak yang dipimpin Arab Saudi dan koleganya (OPEC+) sedang mempertimbangkan kembali menurunkan produksi minyaknya.

Awal bulan ini komite teknis yang menjadi penasihat OPEC+ mengadakan rapat dan memberi rekomendasi agar organisasi memangkas produksi minyaknya lagi sebesar 600.000 bpd.

Para menteri dari negara anggota OPEC+ dijadwalkan bertemu pada 5-6 Maret nanti di Vienna untuk membahas opsi tersebut. Jika opsi tersebut diambil maka produksi minyak OPEC+ akan dipangkas sebanyak 2,3 juta bpd efektif mulai Maret nanti.

Well, dua tulang punggung ekonomi Arab Saudi saat ini sedang keropos karena digerogoti oleh virus corona. Ekonomi negeri raja minyak itu kini terancam.





TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular