
Masker Langka, Masker Buatan RI Diborong Negara Asing
Ferry Sandi, CNBC Indonesia
27 February 2020 16:59

Jakarta, CNBC Indonesia - Permintaan masker produksi Indonesia banyak dibutuhkan negara lain terutama dari China yang digunakan sebagai alat pencegah dari penyebaran virus Corona. Sementara itu, permintaan masker di dalam negeri tak kalah tingginya sehingga produsen masker dalam negeri kewalahan meladeni permintaan.
Ketua Indonesian Nonwoven Association (INWA) Billy Hidjaja yang juga owner PT Hadtex mengakui, permintaan masker dari negara lain terus meningkat, termasuk dari China.
"Negara-negara sekitar pun meminta dalam jumlah besar," kata Billy kepada CNBC Indonesia.
Tingginya permintaan membuat stok di pasaran menjadi langka. Alhasil, masyarakat juga menjadi kesulitan mencari masker di dalam negeri. Kondisi ini ada yang menilai terjadi penimbunan. Namun, Billy menolak persepsi itu karena permintaan memang tidak bisa dipenuhi semuanya dari pasar dalam negeri.
Di sisi lain, produsen masker dalam negeri kesulitan bahan baku dari China. Sedangkan pasokan bahan baku kain spunbond untuk masker sebanyak 60% dipasok dari China.
"Bukan penimbunan. Tetapi kekurangan dalam jumlah banyak. Sehingga tidak mungkin terakomodir. Apalagi pihak asing berani beli dalam jumlah besar. Bisa kita lihat harga-harga masker di luar negeri pun melonjak tinggi karena permintaan yang tinggi sekali," ungkapnya.
Namun, ia meyakini ke depan ada sinyal yang baik dimana kelangkaan bisa teratasi. "Sekarang produksi dalam negeri China sudah mulai jalan. Saya rasa dalam waktu 1 bulan, supply masker dari China sudah pulih sehingga tidak akan ada kekurangan terlalu banyak," sebutnya.
Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto sempat menyinggung kelangkaan masker yang memicu harga naik di pasar. Ia mengatakan pemerintah tidak bisa mencegah peningkatan harga masker.
"Pakai peraturan apapun tidak bisa karena pasar akan bermain," ujar Terawan.
(hoi/hoi) Next Article Akhirnya Kim Jong Un Pakai Masker di Publik
Ketua Indonesian Nonwoven Association (INWA) Billy Hidjaja yang juga owner PT Hadtex mengakui, permintaan masker dari negara lain terus meningkat, termasuk dari China.
"Negara-negara sekitar pun meminta dalam jumlah besar," kata Billy kepada CNBC Indonesia.
Di sisi lain, produsen masker dalam negeri kesulitan bahan baku dari China. Sedangkan pasokan bahan baku kain spunbond untuk masker sebanyak 60% dipasok dari China.
"Bukan penimbunan. Tetapi kekurangan dalam jumlah banyak. Sehingga tidak mungkin terakomodir. Apalagi pihak asing berani beli dalam jumlah besar. Bisa kita lihat harga-harga masker di luar negeri pun melonjak tinggi karena permintaan yang tinggi sekali," ungkapnya.
Pilihan Redaksi |
Namun, ia meyakini ke depan ada sinyal yang baik dimana kelangkaan bisa teratasi. "Sekarang produksi dalam negeri China sudah mulai jalan. Saya rasa dalam waktu 1 bulan, supply masker dari China sudah pulih sehingga tidak akan ada kekurangan terlalu banyak," sebutnya.
Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto sempat menyinggung kelangkaan masker yang memicu harga naik di pasar. Ia mengatakan pemerintah tidak bisa mencegah peningkatan harga masker.
"Pakai peraturan apapun tidak bisa karena pasar akan bermain," ujar Terawan.
(hoi/hoi) Next Article Akhirnya Kim Jong Un Pakai Masker di Publik
Most Popular