
Internasional
Dibombardir Assad-Putin, Korban Tewas di Idlib Jadi 21 Orang
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
26 February 2020 12:28

Jakarta, CNBC Indonesia - Setidaknya 21 warga sipil dikabarkan meninggal akibat serangan yang kembali dilancarkan rezimĀ Suriah Bashar al-Assad dengan bantuan tentara Rusia, Selasa (25/2/2020) waktu setempat.
Serangan yang dilancarkan melalui udara itu, sebagai mana ditulis CNN International, menyerang 10 sekolah dan sebuah rumah sakit di provinsi Idlib di kawasan Suriah Barat Laut.
Bahkan mengutip Gabungan Perawatan Medis dan Organisasi Bantuan (UOSSM), anak-anak dan wanita menjadi bagian dari 80 warga yang kini kritis.
"Tiga perawat dan seorang dokter juga terluka," kata organisasi yang bermarkas di Jenewa, Swiss itu, Rabu (26/2/2020).
Meski demikian pemerintah Rusia mengatakan serangan itu dilakukan untuk mengambil alih sejumlah kota dan desa yang diduduki pemberontak.
"Unit tentara melakukan operasi intensif melawan teroris," ujar pemerintah sebagaimana dikutip dari media pemerintah SANA.
Sementara itu dalam perang yang terjadi dua bulan terakhir, sebanyak 832 ribu orang melarikan diri karena kekerasan yang terus terjadi.
Sebanyak 10 ribu orang kini mengungsi. Di mana 700 ribu di antaranya anak-anak dan perempuan.
Meski demikian, pemerintahan Presiden Vladimir Putin melalui Menteri Luar negeri Sergey Lavrov menolak adanya gencatan senjata. "Ini sama saja menyerah ke teroris," ujarnya.
Sebelumnya Rusia dan Turki sempat membicarakan perdamaian kedua kubu. Dalam perang di Idlib, Turki mendukung kelompok anti Assad.
(sef/sef) Next Article 700 Ribu Orang Mengungsi Dari Idlib Akibat Perang Suriah
Serangan yang dilancarkan melalui udara itu, sebagai mana ditulis CNN International, menyerang 10 sekolah dan sebuah rumah sakit di provinsi Idlib di kawasan Suriah Barat Laut.
"Tiga perawat dan seorang dokter juga terluka," kata organisasi yang bermarkas di Jenewa, Swiss itu, Rabu (26/2/2020).
Meski demikian pemerintah Rusia mengatakan serangan itu dilakukan untuk mengambil alih sejumlah kota dan desa yang diduduki pemberontak.
"Unit tentara melakukan operasi intensif melawan teroris," ujar pemerintah sebagaimana dikutip dari media pemerintah SANA.
Sementara itu dalam perang yang terjadi dua bulan terakhir, sebanyak 832 ribu orang melarikan diri karena kekerasan yang terus terjadi.
Sebanyak 10 ribu orang kini mengungsi. Di mana 700 ribu di antaranya anak-anak dan perempuan.
Meski demikian, pemerintahan Presiden Vladimir Putin melalui Menteri Luar negeri Sergey Lavrov menolak adanya gencatan senjata. "Ini sama saja menyerah ke teroris," ujarnya.
Sebelumnya Rusia dan Turki sempat membicarakan perdamaian kedua kubu. Dalam perang di Idlib, Turki mendukung kelompok anti Assad.
(sef/sef) Next Article 700 Ribu Orang Mengungsi Dari Idlib Akibat Perang Suriah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular