
5 Negara Ini Darurat Corona, Awas Ekonomi RI Kena Dampaknya!
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
25 February 2020 17:27

China merupakan negara tempat asal virus corona. Pada akhir 2019, banyak kasus orang terserang pneumonia misterius di Wuhan, Provinsi Hubei China bagian tengah. Usut punya usut banyak dari laporan tersebut diketahui bahwa penderita pneumonia sempat mengunjungi pasar seafood yang juga menjual hewan liar di Wuhan.
Jumlah kasus infeksi virus yang kini dinamai COVID-19 ini terus bertambah setiap harinya dan meningkat secara tajam di China per 20 Januari 2020. Belasan kota di China dikarantina dan akses ke transportasi umum menjadi dibatasi.
Libur tahun baru imlek yang harusnya diwarnai keceriaan malah berubah menjadi suram. Guna mencegah penyebaran virus yang meluas pemerintah China memutuskan untuk memperpanjang periode libur tahun baru. Akibatnya aktivitas produksi menjadi terhambat (delay).
China merupakan sentra bisnis dunia. China juga memiliki peran penting sebagai pusat manufaktur global. Saat produksi di China mengalami hambatan, maka rantai pasok global pun ikut terganggu.
China yang merupakan negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia merupakan mitra dagang dan investor strategis bagi Indonesia. Pada 2019 saja nilai perdagangan barang non-migas antara Indonesia dengan China mencapai US$ 70,4 miliar.
Indonesia banyak mengekspor bahan bakar mineral (HS 27) seperti batu bara, minyak dan lemak nabati maupun hewani (HS 15), besi dan baja (HS 72) dan bijih mineral (HS 26) ke China.
Sementara China merupakan pemasok barang-barang kebutuhan manufaktur untuk Indonesia seperti mesin dan peralatan listrik (HS 85), komponen mesin dan mekanik lainnya (HS 84), plastik dan turunannya (HS 39) hingga senyawa kimia organik (HS 29).
China juga merupakan investor dengan nilai investasi (PMA) terbesar kedua di Indonesia setelah Singapura. Pada 2019 nilai realisasi PMA dari China sendiri mencapai US$ 4,74 miliar atau setara dengan 16,8% dari total realisasi PMA sepanjang 2019.
Dari sektor pariwisata, pelancong dari China juga berkontribusi besar untuk Indonesia. Menurut data Kementerian Pariwisata, jumlah kunjungan dari China pada 2018 mencapai 2,14 juta atau setara dengan 13,53%.
Berikut adalah tabel yang meringkas hubungan ekonomi antara Indonesia dengan China :
Sumber : BPS, Kementerian Pariwisata, BKPM, CNBC Indonesia Research
Dari data di atas saja dapat dilihat bahwa perekonomian Indonesia sangat tergantung pada ekonomi China. Wajar saja jika kajian Bank Dunia mengatakan jika ekonomi China terpangkas 1 persen poin saja maka dampaknya ke perekonomian domestik bisa mencapai 0,3 persen poin. (twg/twg)
Jumlah kasus infeksi virus yang kini dinamai COVID-19 ini terus bertambah setiap harinya dan meningkat secara tajam di China per 20 Januari 2020. Belasan kota di China dikarantina dan akses ke transportasi umum menjadi dibatasi.
Libur tahun baru imlek yang harusnya diwarnai keceriaan malah berubah menjadi suram. Guna mencegah penyebaran virus yang meluas pemerintah China memutuskan untuk memperpanjang periode libur tahun baru. Akibatnya aktivitas produksi menjadi terhambat (delay).
China merupakan sentra bisnis dunia. China juga memiliki peran penting sebagai pusat manufaktur global. Saat produksi di China mengalami hambatan, maka rantai pasok global pun ikut terganggu.
China yang merupakan negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia merupakan mitra dagang dan investor strategis bagi Indonesia. Pada 2019 saja nilai perdagangan barang non-migas antara Indonesia dengan China mencapai US$ 70,4 miliar.
Indonesia banyak mengekspor bahan bakar mineral (HS 27) seperti batu bara, minyak dan lemak nabati maupun hewani (HS 15), besi dan baja (HS 72) dan bijih mineral (HS 26) ke China.
Sementara China merupakan pemasok barang-barang kebutuhan manufaktur untuk Indonesia seperti mesin dan peralatan listrik (HS 85), komponen mesin dan mekanik lainnya (HS 84), plastik dan turunannya (HS 39) hingga senyawa kimia organik (HS 29).
China juga merupakan investor dengan nilai investasi (PMA) terbesar kedua di Indonesia setelah Singapura. Pada 2019 nilai realisasi PMA dari China sendiri mencapai US$ 4,74 miliar atau setara dengan 16,8% dari total realisasi PMA sepanjang 2019.
Dari sektor pariwisata, pelancong dari China juga berkontribusi besar untuk Indonesia. Menurut data Kementerian Pariwisata, jumlah kunjungan dari China pada 2018 mencapai 2,14 juta atau setara dengan 13,53%.
Berikut adalah tabel yang meringkas hubungan ekonomi antara Indonesia dengan China :
Indikator | Keterangan |
Ekspor (US$ Miliar) | 25.8 |
Impor (US$ Miliar) | 44.6 |
% terhadap Total Ekspor | 15.4 |
% terhadap Total Impor | 26.1 |
Nilai Dagang (US$ Miliar) | 70.4 |
Realisasi PMA (US$ Miliar) | 4.74 |
% terhadap Total Realisasi PMA | 16.8 |
Jumlah Kunjungan Wisman (Juta) | 2.14 |
% terhadap Total Kunjungan | 13.53 |
Sumber : BPS, Kementerian Pariwisata, BKPM, CNBC Indonesia Research
Dari data di atas saja dapat dilihat bahwa perekonomian Indonesia sangat tergantung pada ekonomi China. Wajar saja jika kajian Bank Dunia mengatakan jika ekonomi China terpangkas 1 persen poin saja maka dampaknya ke perekonomian domestik bisa mencapai 0,3 persen poin. (twg/twg)
Next Page
Korea Selatan dan Jepang Terjangkit
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular