
RI Kena Dampak Virus Corona, Pabrik Pakaian Mulai Goyang
Ferry Sandi, CNBC Indonesia
21 February 2020 14:23

Jakarta, CNBC Indonesia - Efek berantai dari wabah virus corona di China sudah terasa dalam hal perdagangan khususnya rantai pasok bahan baku tekstil dan produk tekstil ke Indonesia. Produsen pakaian di dalam negeri yang selama ini bergantung dari kain dan pewarna dari China mulai kena dampaknya.
Wakil Ketua Kadin Indonesia Bidang Perdagangan Benny Soetrisno yang juga pemilik pabrik pakaian dan tekstil, mengatakan baru-baru ini dampak virus corona sudah terasa terhadap pasokan barang. Saat ini proses produksi barang masih memakai stok yang lama, tapi untuk bahan baku bulan depan sudah mengkhawatirkan.
"Ada sebagian belum bisa berangkat dari China, produksi belum Stop. Karena bahan baku yang belum bisa berangkat untuk produksi bulan Maret.
Jenis barang Kain dan zat Pewarna," kata Benny kepada
CNBC Indonesia, Jumat (21/2).
Ia mengatakan bila produsen hanya mengandalkan pasokan bahan baku dari China maka dampaknya pada produksi Maret terganggu dan selanjutnya ekspor bulan April akan terpengaruh. Dampak rentetan adalah harga jual ke konsumen, seperti produk pakaian.
"Hukum pasar kalau barang langka harga naik. Kalau nggak ada bahan baku, ganti sumber bahan baku Yang lain hanya jual nya belum tentu naik, atau tutup pabrik," katanya.
Benny bilang cara alternatif adalah mencari sumber bahan dari dalam negeri sebagai pengganti dari China atau dari India , Taiwan , Korsel, atau Vietnam.
Sekjen Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Rizal Tanzil, mengatakan harga pemasok-pemasok di luar China lebih mahal. Perbedaan harga sampai 20% lebih mahal.
(hoi/hoi) Next Article Kenali Ciri & Gejala Virus Corona, Ini Penjelasan IDI
Wakil Ketua Kadin Indonesia Bidang Perdagangan Benny Soetrisno yang juga pemilik pabrik pakaian dan tekstil, mengatakan baru-baru ini dampak virus corona sudah terasa terhadap pasokan barang. Saat ini proses produksi barang masih memakai stok yang lama, tapi untuk bahan baku bulan depan sudah mengkhawatirkan.
"Ada sebagian belum bisa berangkat dari China, produksi belum Stop. Karena bahan baku yang belum bisa berangkat untuk produksi bulan Maret.
Jenis barang Kain dan zat Pewarna," kata Benny kepada
Ia mengatakan bila produsen hanya mengandalkan pasokan bahan baku dari China maka dampaknya pada produksi Maret terganggu dan selanjutnya ekspor bulan April akan terpengaruh. Dampak rentetan adalah harga jual ke konsumen, seperti produk pakaian.
"Hukum pasar kalau barang langka harga naik. Kalau nggak ada bahan baku, ganti sumber bahan baku Yang lain hanya jual nya belum tentu naik, atau tutup pabrik," katanya.
Benny bilang cara alternatif adalah mencari sumber bahan dari dalam negeri sebagai pengganti dari China atau dari India , Taiwan , Korsel, atau Vietnam.
Sekjen Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Rizal Tanzil, mengatakan harga pemasok-pemasok di luar China lebih mahal. Perbedaan harga sampai 20% lebih mahal.
(hoi/hoi) Next Article Kenali Ciri & Gejala Virus Corona, Ini Penjelasan IDI
Most Popular