
Tempat Wisata Jorok, Ada Tak Ada Corona Wisata RI Bermasalah
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
19 February 2020 15:53

Sebenarnya Indonesia merupakan salah satu negara destinasi wisata yang paling menarik di dunia mengingat kekayaan alam dan bentang alam yang mendukung. Tak hanya itu Indonesia juga dikaruniai keberagaman suku, kultur dan etnis yang menunjang sektor pariwisata.
Namun terdapat beberapa faktor yang membuat sektor pariwisata tanah air masih kalah saing dengan sektor pariwisata tetangga sebelah. Menurut kajian World Economic Forum (WEF) 2019, peringkat daya saing sektor perjalanan dan pariwisata Indonesia ada di ranking 40 secara global dan ke-4 secara regional (Asia Tenggara).
Indonesia masih tertinggal dari Singapura, Malaysia, dan Thailand dari segi daya saing sektor pariwisata. Menurut studi yang dilakukan lembaga riset global EMIS, pada 2017 kontribusi langsung sektor pariwisata RI terhadap PDB masih sebesar 1,9%.
Sementara kalau dibandingkan dengan Malaysia dan Thailand kontribusi langsung sektor pariwisata kedua negara terhadap PDB masing-masing mencapai 4,8% dan 9,4%.
Jika mengacu pada laporan yang dipublikasikan WEF terkait daya saing sektor pariwisata maka ada enam indikator yang menunjang sektor pariwisata RI yang skornya masih di bawah rata-rata skor ASEAN.
Keenam indikator tersebut adalah lingkungan bisnis, sistem kesehatan dan aspek kebersihan, kesiapan teknologi serta infrastruktur untuk pariwisata. Artinya untuk aspek-aspek tersebut Indonesia harus terus berbenah jika ingin target kunjungan wisatawan mancanegara mencapai target.
Mari ambil contoh dua aspek yang Indonesia masih tertinggal jauh yaitu sistem kesehatan dan kebersihan serta infrastruktur untuk jasa pariwisata. Terkait aspek kesehatan dan kebersihan Indonesia harus terus memperbaiki sistem kesehatan yang ada mulai dari akses terhadap air bersih, sanitasi hingga pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Pasalnya jika aspek kesehatan dan kebersihan kurang diperhatikan maka kenyamanan turis saat bepergian jadi berkurang. Apalagi jika ada kasus turis asing yang sakit dan tidak segera ditangani dengan baik maka menjadi poin yang minus di mata turis.
Aspek lain yang kurang menurut kajian WEF adalah infrastruktur pariwisata seperti akomodasi dan layanan lain yang menunjang seperti jumlah kamar hotel, layanan rental kendaraan hingga ketersediaan ATM.
Selain dua faktor di atas, Indonesia juga perlu gencar promosi destinasi pariwisata di luar Jawa dan Bali, mengingat wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia masih terkonsentrasi di Jawa dan Bali, walau sudah ada kenaikan di lokasi lain.
Sayang kalau hal-hal tersebut tidak mendapat prioritas. Pasalnya destinasi pariwisata RI yang bisa ditawarkan banyak dan walau harga tiket pesawat sempat naik pada 2019, dari segi harga untuk berwisata di Indonesia termasuk yang bersaing jika dibandingkan dengan negara Asia Tenggara lainnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA (twg/twg)
Namun terdapat beberapa faktor yang membuat sektor pariwisata tanah air masih kalah saing dengan sektor pariwisata tetangga sebelah. Menurut kajian World Economic Forum (WEF) 2019, peringkat daya saing sektor perjalanan dan pariwisata Indonesia ada di ranking 40 secara global dan ke-4 secara regional (Asia Tenggara).
Sementara kalau dibandingkan dengan Malaysia dan Thailand kontribusi langsung sektor pariwisata kedua negara terhadap PDB masing-masing mencapai 4,8% dan 9,4%.
Jika mengacu pada laporan yang dipublikasikan WEF terkait daya saing sektor pariwisata maka ada enam indikator yang menunjang sektor pariwisata RI yang skornya masih di bawah rata-rata skor ASEAN.
Keenam indikator tersebut adalah lingkungan bisnis, sistem kesehatan dan aspek kebersihan, kesiapan teknologi serta infrastruktur untuk pariwisata. Artinya untuk aspek-aspek tersebut Indonesia harus terus berbenah jika ingin target kunjungan wisatawan mancanegara mencapai target.
Mari ambil contoh dua aspek yang Indonesia masih tertinggal jauh yaitu sistem kesehatan dan kebersihan serta infrastruktur untuk jasa pariwisata. Terkait aspek kesehatan dan kebersihan Indonesia harus terus memperbaiki sistem kesehatan yang ada mulai dari akses terhadap air bersih, sanitasi hingga pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Pasalnya jika aspek kesehatan dan kebersihan kurang diperhatikan maka kenyamanan turis saat bepergian jadi berkurang. Apalagi jika ada kasus turis asing yang sakit dan tidak segera ditangani dengan baik maka menjadi poin yang minus di mata turis.
Aspek lain yang kurang menurut kajian WEF adalah infrastruktur pariwisata seperti akomodasi dan layanan lain yang menunjang seperti jumlah kamar hotel, layanan rental kendaraan hingga ketersediaan ATM.
Selain dua faktor di atas, Indonesia juga perlu gencar promosi destinasi pariwisata di luar Jawa dan Bali, mengingat wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia masih terkonsentrasi di Jawa dan Bali, walau sudah ada kenaikan di lokasi lain.
Sayang kalau hal-hal tersebut tidak mendapat prioritas. Pasalnya destinasi pariwisata RI yang bisa ditawarkan banyak dan walau harga tiket pesawat sempat naik pada 2019, dari segi harga untuk berwisata di Indonesia termasuk yang bersaing jika dibandingkan dengan negara Asia Tenggara lainnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA (twg/twg)
Pages
Most Popular