Plus-Minus Rencana Sri Mulyani Beri Cukai Buat Mobil-Motor

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
19 February 2020 15:28
Waspada Dampak Negatif
Ilustrasi Mobil (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Akan tetapi, ada pula dampak negatif yang perlu dicermati oleh pemerintah. Pengenaan cukai emisi, walau dibayarkan oleh produsen/importir, tetapi pasti akan diteruskan ke konsumen. Jadi harga kendaraan bermotor di tingkat konsumen akan lebih mahal, seperti halnya kenaikan tarif cukai terhadap rokok.

Kenaikan harga sangat mungkin membuat permintaan mobil dan sepeda motor menurun. Akibatnya, penjualan bakal terus tertekan.

Penjualan sepeda motor sudah turun selama empat bulan beruntun. Mobil lebih parah lagi, kontraksi terjadi selama 13 bulan berturut-turut.




Padahal penjualan kendaraan bermotor adalah salah satu indikator penanda ke mana ekonomi akan bergerak. Sebab kendaraan bermotor adalah kebutuhan tersier, ketika penjualannya naik berarti daya beli masyarakat sedang bagus karena ada kemampuan untuk membeli barang non-kebutuhan pokok.

Penurunan penjualan juga akan mempengaruhi kondisi tenaga kerja. Kala permintaan turun dan target tidak tercapai, gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akan sulit dihindari.

Pada 2017, jumlah tenaga kerja di industri kendaraan bermotor adalah 234.455. Ini baru di level industri menengah-besar, di tingkatan industri mikro-kecil jumlahnya adalah 8.208.

Jika para pekerja ini menjadi korban PHK, maka konsumsi rumah tangga akan berkurang. Padahal konsumsi rumah tangga adalah penyumbang terbesar dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.


"Kami masih harus menghitung dampak inflasi dan konsumsi rumah tangga (akibat kebijakan cukai emisi," ujar Sri Mulyani.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/dru)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular