Internasional

AS Curiga Data Corona Xi Jinping, Ini Kata China

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
19 February 2020 08:19
China membela diri saat tudingan tidak transparan muncul ke negeri itu.
Foto: Topik/Virus Corona/Arie Pratama
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengatakan tidak yakin China dapat memberikan informasi yang akurat tentang epidemi virus corona yang telah menewaskan ribuan orang di dunia sejak pertama kali muncul di Wuhan, China, pada Desember lalu.

Pernyataan itu semakin menggema kala China dilaporkan enggan menerima bantuan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) dan juga diisukan telah meredam informasi mengkhawatirkan tentang wabah dari para ilmuwan.



Namun hal ini dibantah China. Melalui Duta Besar China untuk Uni Eropa, Zhang Ming, Negeri Tirai Bambu itu mengatakan kritik ke China salah besar.

"Tidak adil untuk menyimpulkan bahwa pemerintah China tidak transparan karena kurangnya pengetahuan tentang virus pada tahap yang sangat awal. Keterbukaan dan transparansi adalah senjata paling kuat untuk melawan epidemi," katanya sebagaimana dikutip dari AFP, Rabu (19/2/2020).

"Karantina puluhan juta orang China merupakan langkah efektif. Apa yang telah kami lakukan adalah melindungi hak asasi manusia yang paling mendasar: hak untuk hidup."



Ia pun menilai larangan perjalanan yang diberlakukan sejumlah negara ke China hanya akan memicu "kepanikan". Menurutnya ini ancaman dalam upaya untuk melanjutkan bisnis antar kedua negara.

"Dampak epidemi pada ekonomi global sangat tergantung pada respons global. Saya ingin menekankan bahwa satu-satunya hal yang perlu ditakuti adalah ketakutan itu sendiri, bukan virus," kata Zhang.

Ia berujar larangan dapat merusak kesepakatan perdagangan "fase satu" yang ditandatangani bulan lalu dengan AS, yang menandai meredanya perang dagang kedua negara.

"WHO tidak merekomendasikan pembatasan perjalanan atau perdagangan di China. Pembatasan seperti itu akan menambah kepanikan dan mengganggu upaya penahanan," tambahnya.

Zhang menunjuk data angka dari pemerintah China yang menyatakan persebaran wabah tersebut melambat, serta dampak ekonomi dari penyakit ini tidaklah besar.

"Ada beberapa dampak pada ekonomi Tiongkok, namun dampaknya terbatas, jangka pendek, dan dapat dikelola," katanya.

"Epidemi ini tidak akan mengubah prospek positif ekonomi China dalam jangka panjang, permintaan pasar yang besar yang ditawarkan oleh 1,4 miliar konsumen China,atau komitmen China untuk reformasi dan keterbukaan. Tidak perlu bagi investor global untuk terlalu khawatir."

Sebanyak 2.000 lebih orang kini telah meninggal karena corona. Corona pun menginfeksi banyak orang di 27 negara.

[Gambas:Video CNBC]




(sef/sef) Next Article Jelang Olimpiade, Kasus Covid-19 di China Pecah Rekor

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular