
Internasional
Dibantu Rusia Bombardir Aleppo, Ini Komentar Presiden Assad
Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
18 February 2020 15:59

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Suriah, Bashar al-Assad mengatakan kota Aleppo akan kembali lebih kuat dari sebelumnya. Hal ini Bashar katakan setelah pasukan Suriah berhasil mengambil kendali penuh pada Aleppo dari para pemberontak.
Dalam pidatonya yang ditayangkan televisi lokal Senin (17/2/2020), cepat atau lambat, Assad mengatakan militer tidak akan menyerah sampai mencapai kemenangan total.
"Pembebasan ini tidak berarti akhir perang dan tidak berarti akhir dari skema, bukan akhir dari terorisme atau penyerahan musuh. tu berarti bahwa kita menggosok hidung mereka di tanah sebagai awal untuk menyelesaikan kemenangan," ujar Bashar, dikutip dari VOA News.
Bashar mengatakan, perjuangan untuk membebaskan semua Aleppo bersama dengan provinsi Idlib yang dikuasai pemberontak akan terus berlanjut. Ia tidak peduli meskipun ada kecaman dari Turki, yang berada di posisi massa anti pemerintah Assad.
Turki sebelumnya sudah mengirim pasukan dan peralatan ke Idlib untuk mencoba menahan langkah militer Suriah. Sementara para diplomat Turki berada di Moskow untuk melakukan pembicaraan dengan Rusia, sekutu terbesar Assad.
Sebuah pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Turki menekankan perlunya untuk segera mengurangi ketegangan dan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut dari situasi kemanusiaan.
Pasukan Suriah yang didukung oleh kekuatan udara Rusia mengambil kendali atas sebagian besar kota Aleppo, merebut sekitar 30 desa hanya dalam satu hari pada Minggu (16/2/2020). Kota Aleppo telah menjadi sasaran tembakan roket pemberontak yang konstan.
Kota Aleppo awalnya merupakan pusat ekonomi di Suriah. Namun karena adanya perang, kota tersebut dijadikan markas kelompok pemberontak anti Assad.
Kepala kemanusiaan AS, Mark Lowcock mengatakan pertempuran di barat laut Suriah, termasuk Idlib, telah mencapai "tingkat yang mengerikan". Di mana 900.000 warga sipil yang menjadi korban terpaksa meninggalkan rumah mereka sejak awal Desember 2019.
"Kisah horor kemanusiaan terbesar abad ke-21 hanya akan dihindari jika anggota Dewan Keamanan dan mereka yang berpengaruh mengatasi kepentingan individu dan menempatkan kepentingan kolektif dalam kemanusiaan," kata Lowcock.
Para pejabat AS mengutuk serangan pemerintah Suriah terhadap Idlib, yang menyatakan dukungan Washington bagi Turki setelah pasukannya diserang oleh pasukan Suriah.
"Amerika Serikat sekali lagi mengutuk serangan berkelanjutan, tidak dapat dibenarkan dan kejam pada orang-orang Idlib," kata Sekretaris Negara AS Mike Pompeo dalam sebuah pernyataan belum lama ini.
"Kami mendukung sekutu NATO kami Turki setelah serangan itu, yang mengakibatkan kematian beberapa personel Turki yang bertugas di pos pengamatan yang digunakan untuk koordinasi dan de-eskalasi, dan sepenuhnya mendukung tindakan pertahanan diri Turki yang dibenarkan sebagai tanggapan," Pompeo menambahkan.
(sef/sef) Next Article Suriah Perang, Putin Tolak Genjatan Senjata dengan Erdogan?
Dalam pidatonya yang ditayangkan televisi lokal Senin (17/2/2020), cepat atau lambat, Assad mengatakan militer tidak akan menyerah sampai mencapai kemenangan total.
Bashar mengatakan, perjuangan untuk membebaskan semua Aleppo bersama dengan provinsi Idlib yang dikuasai pemberontak akan terus berlanjut. Ia tidak peduli meskipun ada kecaman dari Turki, yang berada di posisi massa anti pemerintah Assad.
Turki sebelumnya sudah mengirim pasukan dan peralatan ke Idlib untuk mencoba menahan langkah militer Suriah. Sementara para diplomat Turki berada di Moskow untuk melakukan pembicaraan dengan Rusia, sekutu terbesar Assad.
Sebuah pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Turki menekankan perlunya untuk segera mengurangi ketegangan dan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut dari situasi kemanusiaan.
Pasukan Suriah yang didukung oleh kekuatan udara Rusia mengambil kendali atas sebagian besar kota Aleppo, merebut sekitar 30 desa hanya dalam satu hari pada Minggu (16/2/2020). Kota Aleppo telah menjadi sasaran tembakan roket pemberontak yang konstan.
Kota Aleppo awalnya merupakan pusat ekonomi di Suriah. Namun karena adanya perang, kota tersebut dijadikan markas kelompok pemberontak anti Assad.
Kepala kemanusiaan AS, Mark Lowcock mengatakan pertempuran di barat laut Suriah, termasuk Idlib, telah mencapai "tingkat yang mengerikan". Di mana 900.000 warga sipil yang menjadi korban terpaksa meninggalkan rumah mereka sejak awal Desember 2019.
"Kisah horor kemanusiaan terbesar abad ke-21 hanya akan dihindari jika anggota Dewan Keamanan dan mereka yang berpengaruh mengatasi kepentingan individu dan menempatkan kepentingan kolektif dalam kemanusiaan," kata Lowcock.
Para pejabat AS mengutuk serangan pemerintah Suriah terhadap Idlib, yang menyatakan dukungan Washington bagi Turki setelah pasukannya diserang oleh pasukan Suriah.
"Amerika Serikat sekali lagi mengutuk serangan berkelanjutan, tidak dapat dibenarkan dan kejam pada orang-orang Idlib," kata Sekretaris Negara AS Mike Pompeo dalam sebuah pernyataan belum lama ini.
"Kami mendukung sekutu NATO kami Turki setelah serangan itu, yang mengakibatkan kematian beberapa personel Turki yang bertugas di pos pengamatan yang digunakan untuk koordinasi dan de-eskalasi, dan sepenuhnya mendukung tindakan pertahanan diri Turki yang dibenarkan sebagai tanggapan," Pompeo menambahkan.
(sef/sef) Next Article Suriah Perang, Putin Tolak Genjatan Senjata dengan Erdogan?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular