RI Kepepet Impor Gula, Memang Bisa Turunkan Harga?

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
18 February 2020 16:46
Rencana impor gula dilakukan saat harga sedang naik, apakah akan redam kenaikan harga?
Foto: Detik.com
Jakarta, CNBC Indonesia - Rencana pemerintah akan membuka impor gula raw sugar untuk keperluan gula konsumsi atau rumah tangga (non-industri) pada 2020 mendapatkan kritik. Impor gula diperkirakan tak akan mampu meredam harga gula yang saat ini terjadi, meski pemerintah menegaskan impor dilakukan karena secara pasokan dalam negeri masih terbatas.

Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Kasdi Subagyono menjelaskan, kebutuhan konsumsi GKP di Indonesia mencapai 2,8 juta ton. Sedangkan Indonesia hanya mampu memproduksi 2,2-2,3 juta ton GKP.

Artinya, ada kekurangan kebutuhan GKP di Indonesia 500-600 ribu ton. Pemerintah sudah sepakat akan membuka impor raw sugar sebesar 495.000 ton. Negara yang dijajaki adalah India.

"Saya lihat gula produk yang inelastis. Jadi artinya impor gula konsumsi dibuka belum tentu harga turun. Pertama karena struktur pasar oligopoli, kedua gula dari rafinasi (pabrik) bocor duluan," kata Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira kepada CNBC Indonesia, Selasa (18/2/2020)

Ia menilai gula rafinasi yang selama ini digunakan untuk kebutuhan industri bisa saja bocor dan menambah stok gula konsumsi di masyarakat. Artinya impor gula belum tentu efektif untuk meredam harga. Pada dasarnya, persoalan data dan pengawasan menjadi krusial dalam kebijakan pergulaan termasuk kebijakan impor.



"Selama ini kan pengawasan di situ yang lemah. Apalagi diimpor gula konsumsi. Padahal di luar negeri setahu saya gula cuma satu. Masuk Indonesia 'dikotor-kotorkan' rafinasinya biar jadi gula konsumsi," kata Bhima.

Impor gula atau pangan lainnya selama ini ditempuh saat menghadapi kebutuhan hari raya keagamaan untuk mengantisipasi stok dan lonjakan harga.

Pergerakan harga gula pasir dalam sepekan terakhir trennya terus naik. Kemarin, Senin (17/2) harga gula pasir rata-rata nasional sudah mendekati Rp 15.000/kg, tepatnya Rp 14.500/kg. Padahal pada beberapa hari lalu harga rata-rata gula pada 11 Februari masih Rp 14.000/kg.

Berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) harga gula tertinggi pada Senin (17/2) tercatat berada di Papua sampai mencapai Rp 16.600/kg, dengan rata-rata Rp 15.000/kg. Harga gula tertinggi juga terjadi di Maluku, Sulawesi Tenggara, Gorontalo harga tertinggi sudah mencapai Rp 15.500-16.000/kg.

Kenaikan harga gula itu memang perlu diantisipasi, namun caranya dengan menata tata niaga gula produksi dalam negeri. Mulai dari distribusi yang lebih efisien dan meningkatkan kualitas produksi dalam negerinya. Program pemerintah melakukan peningkatan produksi sudah lama dilakukan, tapi masih menyisakan pekerjaan rumah impor gula yang terus menahun.

[Gambas:Video CNBC]




(hoi/hoi) Next Article Harga Gula Mahal? Gampang, Impor Saja Lagi!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular