Tekor US$ 860 Juta, Awal Tahun Kurang Baik Neraca Dagang RI

Lidya Julita S, CNBC Indonesia
18 February 2020 10:19
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca dagang RI pada Januari 2020 mengalami defisit sebesar US$ 864 juta.
Foto: Arie Pratama
Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca dagang RI pada Januari 2020 mengalami defisit sebesar US$ 864 juta. Sebab, lagi lagi impor RI lebih tinggi dibandingkan eskpor di bulan lalu.

Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, nilai ekspor pada Januari 2019 mencapai US$ 13,41 miliar. Sedangkan impor pada periode yang sama mencapai US$ 14,28 miliar. Ekspor terkoreksi 3,71% sedangkan impor turun 4,78%.

"Januari kita defisit US$ 0,86 miliar. Lebih kecil dari Januari 2019 dan lebih besar dari 2018. Migas masih defisit tapi non migas masih surplus," ujarnya di Gedung BPS, Senin (17/2/2020).

Oleh karenanya, ia mengharapkan pemerintah bisa segera mengimplementasikan kebijakan untuk mengurangi defisit dari impor migas. Dengan demikian di bulan berikutnya, neraca dagang bisa menjadi surplus.

"Pemerintah sudah buat berbagai kebijakan dan kita harapkan bisa diimplementasikan seperti B30 dan diharapkan berbagai kebijakan ini bisa bergulir mulus di lapangan sehingga neraca perdagangan membaik dan bisa jadi surplus," jelasnya.

Adapun nilai ekspor yang mengalami penurunan secara tahunan adalah pertambangan yakni 19,15% menjadi US$ 1,79 miliar. Sementara pertanian dan pengolahan masih mengalami kenaikan masing-masing 4,54% dan 3,16%.

Sementara impor masih menunjukkan kenaikan. Impor barang konsumsi tercatat naik 20,26% year on year menjadi US$ 1,47 miliar. Impor bahan baku penolong turun 7,35% menjadi US$ 10,58 miliar. Impor barang modal pada Januari 2020, turun 5,26% menjadi US$ 2,23 miliar.


[Gambas:Video CNBC]





(dru) Next Article Soal Dagang, RI Masih Tekor Dari Australia Hingga Thailand

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular