Bukan Cuma China, Barang-Barang RI Laris di Negara Ini
Lidya Kembaren, CNBC Indonesia
17 February 2020 15:46
Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa negara jadi tujuan ekspor utama Indonesia. Setidaknya ada 10 negara yang menyumbang besar dari kontribusi kinerja ekspor Indonesia.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, selama bulan lalu yang mengalami peningkatan ekspor terbesar adalah logam mulia, perhiasan dan permata. Sedangkan yang turun paling besar adalah ekspor lemak dan minyak nabati.
"Komoditas non migas yang meningkat adalah logam mulia perhiasan, permata ke Singapura. Besi dan baja peningkatan US$ 180,7 juta ke AS, China, Korea Selatan. Mesin dan perlengkapan elektrik, karet dan barang karet juga alami peningkatan," ujarnya di Gedung BPS, Senin (17/2/2020).
Sedangkan, jika dilihat dari negara tujuannya ekspor ada yang mengalami peningkatan dan penurunan. Ekspor yang meningkat adalah ke negara Swiss US$ 133,2 juta, Sinagapura US$ 116,4 juta, Thailand US$ 101,1 juta, Filipina US$ 58,4 juta dan Taiwan US$ 37,9 juta.
Selanjutnya, yang mengalami penurunan ekspor tertinggi adalah ke negara China turun US$ 211,9 juta, lalu disusul India 166,9 juta, Malaysia 165,5 juta, Vietnam 149,9 juta serta ke Korea Selatan turun US$ 57,3 juta.
Sementara, pangsa pasar ekspor non migas Indonesia posisinya masih sama yakni terutama ke China sebesar US$ 2,1 miliar, kemudian disusul AS US$ 1,62 miliar, Jepang US$ 1,12 miliar, lalu India US$ 980 juta, dan Singapura US$ 750 juta.
Posisi keenam ada Malaysia US$ 510 juta, Korea Selatan US$ 480 juta, Thailand US$ 430 juta, Taiwan US$ 310 juta serta ke Belanda US$ 250 juta.
Sedangkan impor Indonesia selama Januari 2020 sebesar US$ 13,41 miliar. Nilai ini turun 7,16% dibandingkan dengan Desember 2019 yang tercatat US$ 14,45 miliar dan juga turun 3,71% dibandingkan Januari 2019.
(hoi/hoi) Next Article RI Cuan Dagang dengan AS, Filipina, dan India
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, selama bulan lalu yang mengalami peningkatan ekspor terbesar adalah logam mulia, perhiasan dan permata. Sedangkan yang turun paling besar adalah ekspor lemak dan minyak nabati.
"Komoditas non migas yang meningkat adalah logam mulia perhiasan, permata ke Singapura. Besi dan baja peningkatan US$ 180,7 juta ke AS, China, Korea Selatan. Mesin dan perlengkapan elektrik, karet dan barang karet juga alami peningkatan," ujarnya di Gedung BPS, Senin (17/2/2020).
Selanjutnya, yang mengalami penurunan ekspor tertinggi adalah ke negara China turun US$ 211,9 juta, lalu disusul India 166,9 juta, Malaysia 165,5 juta, Vietnam 149,9 juta serta ke Korea Selatan turun US$ 57,3 juta.
Sementara, pangsa pasar ekspor non migas Indonesia posisinya masih sama yakni terutama ke China sebesar US$ 2,1 miliar, kemudian disusul AS US$ 1,62 miliar, Jepang US$ 1,12 miliar, lalu India US$ 980 juta, dan Singapura US$ 750 juta.
Posisi keenam ada Malaysia US$ 510 juta, Korea Selatan US$ 480 juta, Thailand US$ 430 juta, Taiwan US$ 310 juta serta ke Belanda US$ 250 juta.
Sedangkan impor Indonesia selama Januari 2020 sebesar US$ 13,41 miliar. Nilai ini turun 7,16% dibandingkan dengan Desember 2019 yang tercatat US$ 14,45 miliar dan juga turun 3,71% dibandingkan Januari 2019.
(hoi/hoi) Next Article RI Cuan Dagang dengan AS, Filipina, dan India
Most Popular