Internasional

Waspada, Jepang Terancam Resesi

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
17 February 2020 13:50
Jepang terancam resesi karena corona.
Foto: Bendera Jepang Terlihat di Atas Bank of Japan di Tokyo, Jepang pada 21 September 2016 (REUTERS/Toru Hanai)
Jakarta, CNBC Indonesia - Jepang melaporkan perlambatan dalam ekonominya pada kuartal Desember. Perekonomian Jepang berkontraksi tajam di kuartal IV-2019, bahkan menjadi yang terdalam sejak 6 tahun terakhir.

Data dari Cabinet Office menunjukkan produk domestic bruto (PBD) kuartal IV-2019 berkontraksi 1,6% quarter-on-quarter (QoQ). Penurunan itu jauh lebih buruk daripada yang diperkirakan oleh para ekonom yang seharusnya hanya kontraksi 1%.



Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) negara itu juga menyusut 6,3% secara tahunan (YoY). Angka itu lebih parah dari perkiraan pasar, yang memproyeksikan penurunan 3,7% (YoY).

Perlambatan ekonomi ini juga merupakan penurunan pertama dalam lima kuartal dan penurunan terbesar sejak kuartal-II 2014. Kenaikan pajak penjualan pada bulan April tahun lalu menghantam pengeluaran konsumen dan bisnis.

Parahnya, para analis mengatakan ekonomi negeri sakura juga diperkirakan akan berkinerja buruk pada kuartal saat ini. Ini bisa membuat Jepang terjerat ke dalam resesi.

Resesi adalah situasi di mana ekonomi tumbuh negatif selama dua kuartal berturut-turut atau lebih, dalam satu tahun. Proyeksi buruk itu disebabkan oleh wabah virus corona.

Corona erebak di banyak negara, termasuk Jepang dalam beberapa bulan belakangan. Para analis menyebut dampak epidemi bisa merusak output dan pariwisata Jepang, yang pada gilirannya merusak pertumbuhan pada kuartal saat ini.

"Ada peluang yang cukup bagus bahwa ekonomi akan mengalami kontraksi lagi pada Januari-Maret. Virus (corona) ini terutama akan menekan pariwisata yang masuk dan ekspor, tetapi juga dapat membebani konsumsi domestik cukup banyak," kata Taro Saito, rekan peneliti eksekutif di NLI Research Institute.

"Jika epidemi ini tidak bisa ditangani hingga pada saat Olimpiade Tokyo, kerugian ekonomi (yang dibawanya) akan sangat besar," katanya, sebagaimana dilaporkan Reuters, Senin.



Sebagaimana diketahui, wabah virus corona asal Wuhan, China, saat ini memang sedang menjadi sumber kekhawatiran internasional. Sebab, sejak ditemukan pada Desember lalu, coronavirus kini telah menewaskan 1.700 orang lebih. Berdasarkan data pemerintah Provinsi Hubei yang dipublikasi Senin pagi, ada tambahan 100 kematian baru di provinsi episentrum corona itu.

Bukan hanya itu, pemerintah juga melaporkan hampir ada 2.000 kasus baru. Ini menjadikan total pasien terinfeksi corona di seluruh dunia menjadi 70.400 orang.

Sebelumnya, wabah yang mirip SARS ini juga telah membuat ekonomi Singapura terancam resesi. Ini dikarenakan negara kota ini menjadi negara dengan jumlah korban terinfeksi virus corona terbanyak setelah China.

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Liong mengatakan, bukan tidak mungkin negaranya terjerumus ke resesi. Sebab dampak virus Corona ke perekonomian sudah akan terasa dalam jangka pendek.

"Dampaknya akan signifikan, setidaknya dalam beberapa kuartal ke depan. Penyebaran (virus Corona) sangat intensif.

"Saya tidak bisa mengatakan bahwa Singapura akan resesi atau tidak. Bisa saja, tetapi yang jelas perekonomian Singapura akan terpukul," ungkap Lee, seperti diberitakan Reuters.

[Gambas:Video CNBC]




(sef/sef) Next Article Pajak Baru Bikin Warga Borong, Q3 Jepang di Atas Ekspektasi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular