
RI Keok dari Vietnam Soal Daya Saing, 2020 Pede Menyalip
Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
17 February 2020 13:08

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menargetkan kemudahan berusaha (Ease of Doing Business/EoDB) Indonesia bisa masuk ke peringkat ke 60 pada tahun ini. Pada 2019 daya saing Indonesia masih jauh di bawah Malaysia bahkan Vietnam.
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan hal tersebut dalam acara Indonesia Economic & Investment Outlook 2020. Ia optimistis EODB Indonesia bisa naik menjadi peringkat ke-53 atau serendah-rendahnya ke peringkat ke-60 pada tahun ini.
Pada 2019 peringkat kemudahan berusaha Indonesia yang dikeluarkan Bank Dunia masih stagnan pada level 73 dari 190 negara. Sedangkan negara tetangga seperti Vietnam level 69, Malaysia level 15, hingga China di level 46.
"Tahun ini kami targetkan di angka 53, atau minimal di angka 60," ujar Bahlil, Senin (17/2/20202).
Bahlil baru bisa menyanggupi permintaan Jokowi agar daya saing Indonesia bisa mencapai level 50 dari 190 negara pada 2023. Di sisi lain Presiden Jokowi ingin daya saing Indonesia meleset ke level 40/
"Presiden lewat arahan khusus kepada kami minimal harus masuk peringkat 50 dari 73," ujarnya akhir tahun lalu.
Eks ISIS dan Ganggu Investasi
Pemerintah menegaskan bahwa tidak akan memulangkan anggota eks ISIS ke Indonesia. Bahlil mengatakan apabila kombatan eks ISIS dipulangkan ke Indonesia, maka akan berdampal pada lanju investasi di Indonesia bisa terganggu.
"Kita ini lagi membenahi kondisi investasi agar orang [investor] masuk. Jadi kalau datang ke Indonesia hanya untuk bikin kacau, mendingan jangan pulang," kata Bahlil.
BKPM tahun ini menargetkan realisasi investasi di RI bisa mencapai Rp 886 triliun, lebih tinggi dari realisasi investasi tahun sebelumnya, senilai Rp 809,6 triliun dan 2017 yang mencapai Rp 792 triliun. Berkaca pada realisasi investasi tahun lalu yang telah melampaui target, membuat Bahlil yakin target investasi tahun ini bisa tercapai.
(hoi/hoi) Next Article Daya Saing RI Turun, Apa Sih yang Jadi Penyebab Menurut WEF?
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan hal tersebut dalam acara Indonesia Economic & Investment Outlook 2020. Ia optimistis EODB Indonesia bisa naik menjadi peringkat ke-53 atau serendah-rendahnya ke peringkat ke-60 pada tahun ini.
Pada 2019 peringkat kemudahan berusaha Indonesia yang dikeluarkan Bank Dunia masih stagnan pada level 73 dari 190 negara. Sedangkan negara tetangga seperti Vietnam level 69, Malaysia level 15, hingga China di level 46.
"Tahun ini kami targetkan di angka 53, atau minimal di angka 60," ujar Bahlil, Senin (17/2/20202).
Bahlil baru bisa menyanggupi permintaan Jokowi agar daya saing Indonesia bisa mencapai level 50 dari 190 negara pada 2023. Di sisi lain Presiden Jokowi ingin daya saing Indonesia meleset ke level 40/
"Presiden lewat arahan khusus kepada kami minimal harus masuk peringkat 50 dari 73," ujarnya akhir tahun lalu.
Eks ISIS dan Ganggu Investasi
Pemerintah menegaskan bahwa tidak akan memulangkan anggota eks ISIS ke Indonesia. Bahlil mengatakan apabila kombatan eks ISIS dipulangkan ke Indonesia, maka akan berdampal pada lanju investasi di Indonesia bisa terganggu.
"Kita ini lagi membenahi kondisi investasi agar orang [investor] masuk. Jadi kalau datang ke Indonesia hanya untuk bikin kacau, mendingan jangan pulang," kata Bahlil.
BKPM tahun ini menargetkan realisasi investasi di RI bisa mencapai Rp 886 triliun, lebih tinggi dari realisasi investasi tahun sebelumnya, senilai Rp 809,6 triliun dan 2017 yang mencapai Rp 792 triliun. Berkaca pada realisasi investasi tahun lalu yang telah melampaui target, membuat Bahlil yakin target investasi tahun ini bisa tercapai.
(hoi/hoi) Next Article Daya Saing RI Turun, Apa Sih yang Jadi Penyebab Menurut WEF?
Most Popular